C.b TERUNGKAP : KILLER

9 1 0
                                    

Seorang Gadis tengah duduk di Taman belakang rumahnya sembari memandang bunga anggrek yang baru saja dihujani air oleh Bi Ati. Setelah Madam Asnara meninggal, Dania memang memerintahkan Bi Ati untuk menggantikan Bundanya dalam merawat bunga-bunga.

"Bunda pasti senang, bunga-bunga Bunda tumbuh baik disini," gumamnya. Ia tersenyum ketika membayangkan wajah Bundanya yang tengah tersenyum sambil memandangi satu-persatu bunganya.

"Dania? Dania? Dan-" suara Laras yang berasal dari arah belakang menyambut indra pendengaran Dania. Gadis itu masih enggan untuk menoleh. Laras baru saja datang dari Jogja, mungkin karena merasa kesepian dan tidak tahu mengapa Dania pergi tiba-tiba tanpa memberitahu itu membuat Laras juga ingin segera kembali ke Kota lama.

"Kok Lo pulang nggak ngabarin Gue? Gue ditinggal di Jogja?" tanya Laras. Dania masih memandang bunga-bunganya yang memantulkan cahaya matahari dari sisa air yang berada di daun-daunnya.

"Ni?" panggil Laras sekali lagi.

Dania tersadar.

"Eungh-iya kenapa, Ras?"

"Lo kenapa sih?"

"Nggak- Gue nggak apa-apa."

"Ni, Gue-"

"Nona, ada telepon dari pihak Rumah sakit," suara Bi Ati memotong ucapan Laras, Dania langsung menoleh.

"Rumah sakit? Lo habis dari Rumah sakit?"

"Sini, Bi." tanpa menjawab pertanyaan Dania, Gadis itu memilih untuk mengangkat telepon tersebut dan mendekatkannya ke telinganya. Laras berdecak kesal, ia mendekati Dania yang tengah bertelepon.

"Saya Dania Asnara, ada apa ya?" tanya Dania.

"Nona Asnara, Kami menemukan bukti lain atas kasus meninggalnya Madam Asnara, ada Seorang perawat yang terlihat mencurigakan dan tidak diketahui oleh petugas lain yang berjaga di Ruang ICU hari itu, untuk memastikannya, apakah Nona bisa datang kemari?" tanya suara itu, suara perempuan yang terdengar sangat panik namun terdengar berusaha untuk tenang.

"Siapa Dia?"

"Kami sedang melakukan penyelidikan bersama dengan pihak kepolisian, untuk lebih jelasnya, Kami harap Nona bisa datang kemari," jawabnya. Dania mengangguk, ia jelas akan langsung pergi kesana setelah mendengar bahwa ada perkembangan baru tentang meninggalkannya ibundanya.

"Saya segera datang," ucapnya. Setelah mendengar hal itu tentu saja Laras langsung akan mengoceh. Gadis itu bertanya kemana Dania akan pergi? Mengapa Dania melakukan hal tanpa melibatkan satu orang pun di dalam keluarganya? Benar! Laras harus segera mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia harus ikut dengan Dania.

"Mau kemana?"

"Gue ada urusan," jawab Dania sembari mengemasi tas kecilnya.

"Gue ikut," ucap Laras sembari menarik tangan Dania, membuat Gadis itu berhenti dari aktifitasnya.

"Ras.."

"Gue-ikut!"

"Gue cum-"

"Lo nggak ngabarin siapa pun yang ada di Rumah, Lo bahkan mau pergi sendiri, Gue nggak mau Lo nglakuin hal yang nggak seharusnya Lo lakuin, pokoknya Gue ikut!"

"Oke-oke. Buru!"

Dania menyuruh Pak Indar untuk segera pergi sebelum Tuan Asnara kembali sadar bahwa Dania sudah tidak berada di Rumah. Jika Tuan Asnara sampai tahu, maka rencananya tidak akan berhasil. Ia ingin segera sampai di Rumah sakit dan mengetahui siapa orang jahat yang sudah berani-beraninya menghilangkan nyawa Bundanya.

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang