43 - LOOKING FOR SOMETHING

7 1 0
                                    

Dania terbangun dengan kepala yang amat sangat sakit, matanya juga masih membengkak habis menangis semalaman. Ia melihat-lihat hal-hal di sekelilingnya. Namun, yang mampu menyita perhatiannya adalah wajah Bundanya yang tertidur nyenyak sambil memeluknya. Dalam tidur itu, Madam Asnara terlihat tersenyum.

"Bunda?" panggil Dania. Madam Asnara terbangun, ia membuka matanya perlahan.

"Kamu udah bangun, Sayang?" tanya Madam Asnara.

"Maaf ya Bunda, Adek bikin Bunda repot terus," ucap Dania.

"Nggak Sayang, Kamu nggak pernah ngerepotin Bunda, Ayah sama Bunda mau yang terbaik buat Kamu," ucap Madam Asnara sembari memegang kedua pipi Putrinya.

"Oh iya, karena kejadian tadi malam Adek sampai lupa mau ngasih sesuatu sama Bunda," kata Dania.

"Adek mau ngasih apa?" tanya Madam Asnara.

"Sini, Bunda."

Dania menarik tangan Bundanya, Gadis itu membawa Madam Asnara ke Taman belakangnya.

Saat sampai di Taman belakang, betapa bahagianya Madam Asnara ketika melihat bunga-bunga baru yang berjejeran disana. Madam Asnara menyapukan pandangan ke seluruh Taman belakang.

"Sayang, ini-"

"Bunga untuk Bunda, suka nggak?" tanya Dania.

Madam Asnara mengangguk, beliau memperhatikan satu-persatu bunga yamg berjejer rapi di depannya. Senyum Madam Asnara masih belum luntur dari wajahnya.

"Tapi Dek, Bunda belum bilang ya kalau Bunda alergi tulip," ucap Madam Asmara sembari menutup hidungnya, Beliau memang tidak mengatakan bahwa Madam Asnara alergi terhadap salah satu bunga yang Dania belikan.

"Jauh-jauh, Bunda, nanti Adek tukar deh sama bunga mawar aja," saran Dania sembari menarik Bundanya menjauh dari bunga tulip itu.

****

KriinggKriinggKriingg

Tumben sekali telepon rumah berbunyi sepagi ini, Dania yang saat itu berada sendirian di Ruang utama langsung mengangkat telepon rumah yang berdering tersebut.

"Halo, kediaman David, Nadia, Daniel, dan Dania, ada yang bisa dibantu?" ucap Dania mendahului.

"Nay, ini Kak Tama," ucap suara di seberang sana. Suara yang sudah lama tidak menghiasi istana Asnara ini.

"Ya ampun Kak Tama! Kenapa Kak?" tanya Dania sambil bersorak riang.

"Nggak, Kakak cuma mau nanya keadaan rumah gimana? Semua baik-baik aja 'kan?" tanya Daniel. Dania terdiam sebentar, sebenarnya ia juga tidak ingin berbohong soal kejadian tadi malam, namun jika Dania jujur sekarang, pasti itu akan membuat Daniel dan Clara panik setengah mati.

"E-enggak kok Kak, nggak ada apa-apa," jawab Dania sambil mencoba menetralkan suaranya yang sedikit gugup.

"Beneran nggak apa-apa? Kok suara Kamu gugup gitu?" tanya Daniel. Dania merutuki dirinya, ia memang tidak pandai dalam mengontrol dirinya apalagi jika sedang gugup.

"Nggak, ini cuma karena Naya abis bangun tidur aja, jadi suaranya kaya gini," jawab Dania. Otaknya masih berpikir dengan keras untuk memberikan alibi kepada Daniel.

"Oh ya udah deh, lega Kakak dengarnya kalau kaya gitu," ucap Daniel sembari menghembuskan napas lega. Pun dengan Dania.

"Oh ya, ngomong-ngomong, kok Kak Tama jarang ngasih kabar ke Rumah?" tanya Dania untuk mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nggak kok, Kakak sering ngasih kabar ke Ayah, mungkin Ayah belum ngasih tahu Kamu aja, jadi Kamu nggak tahu," jawab Daniel.

"Yah, kok Ayah gitu, tapi Kak gimana keadaan Kak Clara, kapan kalian bisa pulang Naya kangen banget tahu sama Kak Clara," ujar Dania. Kini Gadis itu sudah duduk santai di atas sofa abu-abu.

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang