(001) Pesona nerd

6K 365 47
                                    

Happy reading~

Typo!!!

.

.

.

Andai... Andai... Andai...

Itu kata yang terus ada diotak dan hatinya setiap kali mengingat kejadian beberapa hari lalu sebelum ia bertemu dengan sosok laki laki paling menyebalkan didunia.

Dunianya yang tentram, damai, aman dan sentosa berubah dalam sekejab setelah negara api menyerang.

AAAkh!!!!

Ia berteriak dalam hati sembari mengacak asal rambutnya hingga tak berbentuk. Menelungkupkan wajah ketika air mata mulai menggenang dipelupuk mata. Menendang nendang udara guna melampiaskan kekesalan tanpa peduli pandangan teman sekelasnya yang kini menatapnya aneh.

"apa yang harus aku lakukan?... Apa aku pindah sekolah lagi?"

Dengan cepat ia menggeleng tak menyetujui ucapannya sendiri pasalnya ia baru pindah seminggu yang lalu tak mungkin pindah sekolah lagi. Lagipula sang ibu tercinta tak akan membiarkan dirinya begitu saja.

Juga, tak mudah mengurus pindahan sekolah dalam waktu singkat. Ibu pasti akan ngomel dua hari dua malam didukung oleh pemeran sampingan sang ayah yang menjadi kompor.

Ia jadi ragu, sebenarnya ia anak mereka atau bukan hiks.

Ia menghela nafas lelah, sudah bersusah payah merayu sang ibu tercinta agar bisa masuk SMA GS masa sia sia dan SMA GS adalah salah satu sekolah elit impiannya dari dulu.

"huwaaaa ibu... bantu anakmu ini!!!" teriaknya berhasil mengundang keterkejutan yang lain, mengernyit menatap aneh dirinya yang kini membenturkan kening diatas meja berharap amnesia.

"pffthahaha..."

Ia membeku, mendongak perlahan menatap gugup laki laki dihadapannya, sedang menopang dagu menatapnya cekikikan.

"hai budak"

AAKH!!!

Plak!

Ia membelalak melihat pipi putih laki laki dihadapannya sudah bercap telapak tangan miliknya karena kaget ia tak sengaja melayangkan tamparan keras.

Oh tidak, sejak kapan air liur jadi sekeras batu saat melewati kerongkongan... Dan aura hitam apa ini?

"b-u-d-a-k istirahat nanti temui aku!" tekannya lalu pergi keluar meninggalkan dirinya yang kini mengeluarkan keringat dingin.

Apa aku akan mati? Hanya dewa yang tau.

Ibu, ayah maafkan semua dosa anakmu ini...

.

.

Dua hari yang lalu sebelum julukan budak tersemat untuknya.

Hari itu cuaca pagi sangat cerah, udara sejuk dan segar ditambah kicauan burung mengalun merdu membangkitkan semangat membara dalam dirinya.

Tak mau melewati kesempatan yang datang sekali seumur hidup ia menghirup sebanyak banyaknya udara pagi yang belum tercemar polusi.

Ah~ kesejukan embun pagi masuk dengan sopan kedalam hidung membuatnya bahagia bukan main hingga genangan air tercipta dipelupuk matanya.

Ia memang sangat mudah emosional jika sedang senang.

Ini adalah hari ke empat ia pindah sekolah impiannya. Semuanya berjalan sesuai keinginannya, belajar dengan tenang dan lulus dengan nilai yang baik tak perlu repot memikirkan hal yang tak penting, ia harus belajar belajar dan belajar.

Pesona Nerd (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang