(024) pesona nerd

1K 143 23
                                    

Happy reading~
Typo!!!
.

.

.

"bahkan hari ini kau berangkat lebih awal dari biasanya"

Tanpa menoleh Lalisa yang sibuk mengikat tali sepatu didepan pintu, tersenyum mendengar ucapan ibunya.
"ada urusan yang harus aku selesaikan"

"sampai melupakan bekalmu?"

Kedua matanya membulat, menatap ibunya.
"...aku hampir lupa. Terimakasih ibu!" serunya seiring memeluk sang ibu lalu mengambil alih kotak bekal. " kalau begitu aku pergi dulu, bye"

"bye... Eh?" yoona mengernyit, kedua matanya menyipit melihat helmet berwarna pink yang putrinya bawa. "sejak kapan dia punya itu?"

.
.

Kemarin, setelah mengantarnya pulang, vic bilang ia harus membawa helmet yang vic beli ditoko helmet kemarin . Ya, ternyata laki laki itu mampir ke toko untuk membelikannya helmet pink berlogo seline. Sangat lucu dan pas dikepalanya yang kecil. Ia sempat bingung. Bagaimana bisa vic tau ukuran kepalanya.

Hah~ sejujurnya ini yang membuatnya merasa kalah dari vic karena laki laki itu seperti tau banyak hal tentangnya sementara dirinya hanya tau sedikit tentang vic. Itupun harus mengorek informasi dari orang lain.

Padahal ia ingin tau banyak hal tentang vic. Dari yang vic sukai maupun tidak. Tapi sekarang hubungan kami malah terombang ambing.

Sebenarnya apa yang membuat vic sangat marah waktu itu?...

Apa ada hubungannya dengan gadis itu?...

Apa aku harus bertanya langsung pada gadis itu?... Tapi takut... Mereka selalu berkumpul bertiga.

Ia menghela nafas panjang.
"Ayo bicara saat gadis itu sendiri"

Tiiiiit!!!

Astaga!

Lalisa terperanjat, menoleh ke asal suara dimana victory duduk diatas motor, menunggunya dipinggir jalan dekat halte.
"naik" ucapnya seiring menghidupkan mesin motor.

Sungguh, lalisa tak mengharapkan keberadaan vic disana. Ia pikir vic hanya menyuruhnya membawa helmet untuk pulang nanti.

"kenapa diam?... Ayo naik"

"eh?... i-iya" dengan langkah kikuk lalisa mendekati victory. Tangannya bergerak gugup memasang helmet, kemudian naik keatas motor. Ini agak canggung apalagi saat ia duduk yang otomatis roknya terangkat keatas menampilkan kedua pahanya. Kedua tangannya tak tinggal diam, berusaha menurunkan rok walau hanya sedikit.

Vic melirik dari kaca spion.
"turun"

"hah?"

Menghela nafas jengah, vic yang tak sabaran memilih turun sendiri membiarkan lalisa tetap ditempat. Gadis itu menatapnya bingung.
"apa yang..."

Sreeet~

Lalisa tercekat, kedua pipinya merona saat vic melepas jaket hitam yang dikenakan lalu meletakkan jaket diatas pangkuan, menutup pahanya yang terekspos.

Hem!

Sejenak nafasnya terkecat, tak sengaja menghirup betapa harumnya surai hitam laki laki itu. Ia menutup mata berharap vic tak mendengar debaran jantungnya yang menggila.

Tentu vic dengan jarak sedekat itu bisa mendengar dan merasakan kegugupan lalisa. Ia mengangkat wajah, menatap lekat lalisa yang menutup mata dengan pipi merona.
Itu sangat imut sehingga segaris senyuman tak dapat vic tahan.

Pesona Nerd (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang