XXII

3.5K 249 19
                                        

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Welcome Home, Beliung!"
Brothership | Fluff
Chara : Trio Original ft. Beliung
a story written by Zevuar
© January 2022

"Kak Liung!"

Bocah itu berlari mendekatinya--melompat seketika dan memeluk erat pemuda yang berdiri di depannya itu. Dia bahagia--hampir menangis karena rasa rindunya yang kian membuncah.

"Halo, Mbul!"

Beliung--sang kakak membalas pelukan adiknya itu. Mengangkat tubuh mungilnya ke atas, berputar-putar sampai suara lengkingan tawa bocah itu terdengar. Dia sama sekali tidak merasa keberatan dengan tubuh berlemak adiknya itu. Yang ada hanyalah Beliung yang terkekeh gemas karena tingkah lucu buntalan lemak kesayangannya.

"Kak Volt dan Kak Krist di mana?" tanya Gempa. Dia celingukan kesana kemari untuk melihat kondisi. Dia mencari keberadaan dua sosok lagi.

Beliung menggelengkan kepalanya pelan. Dia mengecup pipi tembam itu--menggesekkan hidungnya gemas di pipi adiknya.

"Mereka tidak bisa datang. Masih ada urusan penting yang tidak bisa ditinggal. Sebagai gantinya, mereka mengirimkan hadiah untukmu," jawab Beliung. Dia tersenyum manis. Berusaha menenangkan Gempa yang terlihat sedih mendengar fakta bahwa Voltra dan Kristal yang tidak bisa pulang kali ini.

Gempa hanya bisa menghela napas pelan. Dia harus menahan diri lebih lama lagi ternyata. Tinggal di dua negara yang berbeda membuatnya sulit untuk bertemu. Perbedaan waktu juga menjadi faktor mereka kesulitan untuk berkomunikasi.

"Eum... sibuk lagi ternyata," cicitnya. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher saudaranya itu. Berusaha meredam rasa rindunya.

Beliung merasa bersalah jadinya. Padahal, dia sendiri yang menjanjikan kepada Gempa bahwa mereka bertiga akan pulang bersama untuk menemui bocah itu. Hanya saja, siapa yang tahu Voltra dan Kristal mendapat project dadakan dari universitas. Dan parahnya lagi, mereka berdua tidak bisa mengambil cuti karena project dadakan mereka.

"Eh?! Kak Liung kok pulang?! Kirain sudah lupa punya adik di sini!" teriak Taufan. Disampingnya ada Halilintar yang membuang muka ke arah lain. Malu dengan sifat Taufan.

Mereka berdua adalah tetangga Gempa. Saudara kembar dengan sikap yang bertolak belakang. Umur mereka menginjak 15 tahun--lebih tua dua tahun dari Gempa.

Mereka berdua adalah CCTV berjalan untuk Gempa yang diperintahkan langsung oleh Voltra. Tentu saja Voltra memberikan upah untuk mereka. Setiap bulannya akan ada sedikit transfer yang akan dikirimkan Voltra kepada orang tua Halilintar dan Taufan.

"Kak Hali! Kak Upan!" panggil Gempa. Dia menyembulkan kepalanya diantaraa leher Beliung. Memberikan senyum manisnya kepada dua sosok yang selalu menemaninya itu.

Beliung tersenyum kecil. Beruntung sekali dua babu kecil itu datang tepat waktu. Dia tidak harus memutar otak untuk membuat Gempa melupakan kekecewaannya kepada Voltra dan Kristal.

"Kak Liung ada bawa oleh-oleh?" tanya Taufan tidak tahu diri. Baru saja masuk ke dalam pekarangan rumah milik Gempa, dia sudah meminta yang tidak-tidak. Dan tentu saja Halilintar langsung memukul keras kepala saudaranya itu.

"Maafkan Taufan, Kak Liung. Dia memang tidak sopan," ujar Halilintar. Dia menunduk sedikit.

Beliung tertawa. Dia tidak masalah dengan sikap Taufan. Dia mengelus kepala Halilintar dan Taufan dengan tangan kanannya. Sedangkan satu tangan lagi dia gunakan untuk menahan Gempa yang nampaknya enggan untuk turun dari kegiatannya.

"Kakak ada bawa oleh-oleh untuk kalian berdua, kok. Tenang saja, dan upah kecil kalian juga sudah di transfer. Terima kasih sudah menjaga Gempa selama ini," ucap Beliung tulus. Dia tersenyum.

"Wah?! Benarkah?! Asik! Lihatlah, Hali! Kita juga dapat oleh-oleh!" pekik Taufan semangat. Lagi-lagi Halilintar hanya bisa menutup wajah dengan kedua tangannya. Sungguh, dia malu sekali sekarang. Di sisi lain, Gempa yang melihat tingkah lucu Taufan akhirnya tertawa.

"Maafkan saudaraku," gumam Halililintar berulang kali.

"Tidak masalah, Hali. Kalian sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Kristal juga kirim salam kepada kalian berdua dan juga Bunda. Dia harap kalian suka dengan oleh-oleh yang dibawakan olehnya."

Beliung sedikit berjongkok, mengambil beberapa paperbag itu, "yang ini untukmu Hali, dan yang ini untuk Taufan. Dua lagi untuk Bunda. Jika sempat, nanti malam kakak akan mampir ke sana."

Halilintar mengambil tiga paperbag itu dari Beliung. Lupakan Taufan yang kini tengah berbinar menatap oleh-oleh yang sebenarnya dia tidak tahu apa isinya.

"Terima kasih, Kak Liung. Taufan! Ucapkan terima kasih!" titah Halilintar.

"Teyima asih kak Iyung!" ucap Taufan.

Pecah sudah tawa mereka siang itu. Mereka menghabiskan waktu dengan bersenda gurau sembari bermain. Sampai-sampai Halilintar dan Taufan dijemput paksa oleh sang Bunda karena menjadi tersangka pada kasus melarikan uang belanjaan. Dasar anak nakal!

|《¤》|

"Kak Voltra lucu saat dimarahi kak Kristal!" pekik Gempa.

Dia tertawa kencang melihat video Voltra yang dimarahi habis-habisan oleh Kristal. Bagaimana Voltra menunduk dengan wajah memerah karena emosi dan juga malu. Jangan lupakan juga suara kekehan tawa dari Beliung selaku kameramen dadakan.

Dia mencium pipi Gempa saat pipi itu menggembung karena memakan roti melon yang dibelinya saat berkeliling tadi. Jangan lupakan juga beberapa kotak susu coklat yang tergeletak mengenaskan di bawah sana karena isinya sudah berpindah ke dalam perut sang beruang. Ya, Gempa memang tidak bisa dipisahkan dari yang namanya susu dan roti. Pantas saja buntal.

Beliung tetap memperhatikan Gempa yang masih fokus dengan rekaman itu. Membiarkan Gempa melepaskan sedikit rasa rindunya kepada dua saudaranya yang lain.

Beliung yakin bahwa Gempa pasti merasa kesepian di sini. Dirinya serta kedua saudaranya yang lain memang harus menetap setahun di luar negeri karena  program pertukaran pelajar.

Mereka harus merelakan Gempa tinggal di sini sendirian karena kedua orang tua  mereka juga sibuk mengurus perusahaan. Alhasil, Gempa dititipkan sementara dengan keluarga Halilintar dan Taufan.

Lagi-lagi, Beliung kembali mengecup pipi tembam itu. Sesekali menggigit pelan pipinya sampai Gempa merengek tidak suka. Terbesit dalam dirinya untuk melarikan Gempa dan membawanya ke luar negeri bersama dirinya. Itu tidak buruk juga.

"Mau video call dengan mereka?"

Gempa mengangguk antusias. Jarang sekali dia bisa menelpon mereka di waktu yang pas. Perbedaan waktu serta jadwal menjadi halangan terbesar untuk mereka berkomunikasi.

Beliung mengambil ponselnya, mencari kontak Voltra yang dia yakin sudah berada di apartemen sekarang. Dia menekan tombol panggilan video itu. Menunggu sesaat sampai Voltra mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo, kak Voltra!"

Hari itu berakhir dengan pekikan gemas dari Voltra dan Kristal saat melihat Gempa tertawa. Abaikan dua sosok di sana yang saling berebutan ponsel demi bisa melihat Gempa.

Beliung merasa menjadi pemenang karena tidak harus berebut seperti mereka.

Fin.

|《¤》|

Pojok misuh-misuh

Angin : Kak Beliung langsung dapat project dong!

Taufan : Hiks, padahal aku butuh perjuangan dapat project di sini. Kenapa dia bisa dengan mudah dapat project di debut pertamanya?!

Beliung : HOHOHOHO!!!! GUE MEMANG PANTAS DAPAT PERAN INI!!!! HAHAHHAHHHAHAHAHHA!!!! OHOKKK OHOKKKKKKKKK!!!!

Halilintar : Ck! Dasar sombong mentang udah tahap ketiga!

Gempa : *ngemilin roti plus susu yang dikasih Beliung*

Iky : Ini oneshot emang rada ngawur sih alurnya. Biasanya kalau Iky buat oneshot tuh ada dasar yang jadi patokan Iky. Nah ini bener-bener asal ngetik aja. Jadi, mon maap kalau rada aneh hehe. Oh iya, cuma mau ingatin, jan lupa napas ya hehe^^

Chaos - Oneshot Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang