Chaos - Oneshot Story | ✔

X

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"The Last Twilight"
Freindship | Drama | Angst | Hurt-Comfort
Chara : Solar, Gempa ft. All Elemental
a story written by Zevuar
© December 2020

Sendiri?

Aku sudah biasa dengan hal itu.

Sepi?

Aku juga telah terbiasa dengan hal itu.

Kehilangan?

Setiap ceritaku bermula, selalu diakhiri dengan kehilangan yang menyakitkan. Lantunan melodi piano yang selalu kumainkan kini terasa hambar. Dia yang selalu membuat hari-hariku berwarna kini juga pergi meninggalkanku sendirian.

Apakah aku harus senang? Apa aku harus bahagia? Atau aku harus sedih? Atau kecewa? Entahlah, akupun tidak tahu. Inilah kisahku. Kisah pertemananku dengan seorang anak laki-laki yang begitu luar biasa bagiku. Sosok yang menyemangatiku dari segala keterpurukanku.

❅❅❅❅❅

"Solar!"

Pemuda dengan iris silver dipadu dengan kacamata visor oranye miliknya menoleh ke arah suara itu. Seulas senyuman terlukis di wajahnya melihat sosok pemuda yang memanggil namanya itu sedang melambai-lambaikan tangannya ke arah dirinya.

Pemuda itu berlari pelan menyusul Solar. Tampak deru napasnya tidak beraturan sekarang. Mulutnya terbuka berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Sudah kubilang jangan terlalu memaksakan diri, Gempa."

Gempa hanya tersenyum manis ke arah Solar. Iris gold miliknya tampak begitu memukau bagi Solar. Jangan lupakan pipi chubby dan postur badan Gempa yang sedikit gemuk itu. Bukankah dirinya lucu untuk seukuran pemuda 16 tahun?

"Solar, Gem tahu Solar sedang melihat badan Gem kan?! Gem tidak gemuk tahu!"

Solar tertawa. Gempa memang pandai membaca pikiran orang hanya dengan melihat raut wajahnya saja.

"Tapi aku rasa kamu memang makin gemuk Gempa," goda Solar pada Gempa yang membuat Gempa memanyunkan bibirnya kesal.

"Gem tidak gemuk!"

Gempa menghentakkan kakinya layaknya seorang anak kecil yang merajuk.

"Gem, ingat umur dong!"

"Biarin deh! Yang penting Gem bisa liat Solar senyum dan tertawa," kata Gempa sembari tersenyum manis.

"Ada-ada saja," jawab Solar lalu mulai melangkahkan kakinya lagi dan diikuti oleh Gempa disampingnya.

"Buktinya tadi Solar senyum loh," goda Gempa.

"Kamu salah lihat kali," kata Solar tidak mau kalah.

"Ih! Solar!" Gempa mencubit pelan lengan Solar.

"Aduh! Kamu kok jadi barbar sih?!" gerutu Solar.

"Salah Solar sendiri yang sok cuek! Hmp!"

"Udah-udah. Maaf deh, aku minta maaf."