XXI

3.6K 224 32
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"In the Rain"
Angst | Drama | Brothership
Chara : Boboiboy, Gempa slight Fang
a story written by Zevuar
© Januari 2022

Dia melihat mereka yang seharusnya tidak dilihatnya. Dia mendengar mereka yang seharusnya tidak didengarnya. Dia merasakan hadirnya mereka yang seharusnya tidak dirasakannya.

Tidak mudah baginya memang, beradaptasi dengan kemampuan yang bisa dianggap sebagai kutukan. Siapa yang mau hari-harinya dipenuhi oleh rintihan atau tangisan memilukan yang hanya bisa didengar oleh telinganya sendiri? Atau melihat mereka dengan wujud yang jauh dari kata normal?

Bagaimana jika kau dihadapkan dengan sesuatu dengan darah yang mengalir deras entah darimana, belatung yang tersebar di berbagai tempat, bau busuk dan anyir darah yang pekat, atau tubuh mereka yang hancur bahkan hampir tidak berbentuk lagi?

Lagi-lagi Gempa hanya menunjukkan wajah datarnya. Pagi harinya selalu saja disambut dengan berbagai macam makhluk yang menatapnya kosong dengan jarak yang begitu dekat wajahnya. Dia tidak lagi terkejut, dia sudah terbiasa. Tapi jujur saja, dia merasa muak. Mereka selalu saja mengganggu orang yang diberkahi kelebihan. Mereka datang untuk meminta tolong ataupun sekedar berinteraksi. Mungkin mereka senang karena ada manusia yang mampu melihat mereka.

Baru saja Gempa ingin mengeluarkan makiannya, para mahkluk tak kasat mata itu perlahan menjauh darinya. Semakin menjauh sampai mereka menghilang dari padangan Gempa.

"Mereka menganggumu?"

Suara itu. Gempa mengenalinya.

"Mungkin, sebelum kau datang ke sini," jawab Gempa.

Dia menatap sosok itu yang bergerak perlahan--duduk di atas meja belajar itu--memandang Gempa intens.

"Apa aku semenyeramkan itu?"

Gempa terkekeh. Sosok itu memanyunkan bibirnya kesal.

"Katakan itu pada wajahmu yang hancur. Jangan lupakan tubuhmu yang remuk setengah," jawab Gempa.

Sosok itu berdecih. Dia memalingkan wajahnya. Dasar manusia! Selalu saja membandingkan rupa seseorang! Dasar tidak berperikehantuan!

"Kau terlalu body shaming pada hantu tampan sepertiku, Gempa."

"Jika kau memang setampan itu, mereka pasti tidak akan pergi jika kau datang mememuiku. Terima saja kalau kau jauh dari apa yang kau bilang tadi, Fang."

Fang--sosok hantu yang selama beberapa tahun terakhir ini menemani Gempa. Gempa awalnya cukup shock saat bertemu Fang untuk pertama kalinya. Bagaimana tidak? Sosok itu muncul di depannya dengan kondisi yang sangat-sangat buruk.

Darah bercucuran dari wajahnya yang hancur. Tubuhnya yang remuk sebelah dengan organ tubuh yang tampak berceceran. Jangan tanyakan kondisi Gempa saat itu. Dia langsung berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua yang ada di perutnya.

"Terus, kenapa kau tidak takut padaku?" sinis Fang. Dia mendelik tajam ke arah Gempa.

"Kenapa aku harus takut padamu? Manusia lebih menyeramkan daripada dirimu," ucap Gempa.

Dia tidak bohong. Manusia memang lebih menyeramkan dari mereka yang tidak terlihat. Bukan berarti Gempa membenci manusia, dia hanya tidak mengerti mengapa manusia bisa melakukan hal-hal yang keji? Atau bertindak sebagai sosok yang paling berkuasa? Manusia tidak sebaik apa yang terlihat.

"Kau 'kan manusia, Gempa. Atau kau mau menjadi sepertiku?"

"Tidak. Terima kasih atas tawaranmu. Aku tidak berminat."

Chaos - Oneshot Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang