28 : destroyed

692 59 7
                                    


'just dark'

15 Agustus

Dunia yoongi seolah hancur setelah mendengar penuturan dari dokter yang menangani adiknya kemarin malam. Penjelasan yang disampaikan sang dokter sungguh membuat yoongi seakan kehilangan separuh jiwa nya, bahkan hanya untuk meraup oksigen seolah sulit baginya, itu membuat yoongi merasa sesak ia tak bisa berhenti menangis dari kemarin, ia mungkin berhenti tapi saat ia mulai melupakan nya, setelah ingat lagi ia akan kembali terpukul oleh kenyataan.

Yoongi selain merutuki dirinya sendiri ia juga begitu takut kehilangan. Sungguh yoongi tidak tau apa yang harus ia lakukan setelah mengetahui rahasia besar ini, ia bingung. Yang ada dipikiran nya saat ini ia harus selalu ada disisi Jimin, hanya itu.

Usai keluar dari ruang dokter, yoongi mendudukkan diri dikursi tunggu, sendirian tanpa ditemani siapapun.  Sungguh melelahkan menjadi dewasa, semua beban seolah ada dipundak nya, bahkan yoongi sudah mengemban tanggung jawab sejak ia dini karena dia seorang kakak. Tapi untuk kali ini yoongi merasa menjadi kakak yang buruk, sebab untuk sekian kali nya ia merasa gagal menjaga little star - nya. Yoongi amat merasa bersalah pada dirinya sendiri. Saat diminta jangan pernah biarkan darah menetes dari diri adiknya, yoongi justru membuat dia lebih banyak meneteskan darah dari pada air mata.

Mungkin kemarin ia memang membuat jimin menangis tapi sungguh bukan itu keinginan yoongi. ia hanya tidak ingin mempercayainya bukan berarti ia dengan mudah membenci adiknya yang sudah tumbuh bersama nya hampir belasan tahun. Yoongi saat itu hanya diliputi oleh rasa janggal ditengah-tengah antara bingung dan curiga. Berpikir bahwa seseorang sedang mengadu domba mereka. Namun karena tak kunjung menemukan bukti, ia pun mulai tenggelam dalam kebohongan itu.

"Yoongi-yya, aku sudah menelepon taehyung. Katanya dia akan segera kemari bersama ayah ibumu" seokjin dan namjoon datang dengan sebotol air mineral digenggaman keduanya.

Namjoon menyodorkan satu untuk yoongi. Tapi yoongi menepisnya.

"Aku tidak haus" tiga kata mampu membuat dua Kim bersaudara itu terdiam.

"Tidak usah berbohong hyung, Aku tau Hyung pasti haus. Minum lah supaya kau tidak dehidrasi dan berakhir tumbang disini, kau tentu tidak mau kan kalau jimin bangun dan tidak menemukan mu disampingnya" bujuk namjoon dengan terselip nada ancaman.

"Ck" yoongi berdecak lalu menerima botol minuman ditangan namjoon.

"Kenapa kalian tidak pulang tadi malam? Apa orang tua kalian tidak mencari kalian?" Tanya yoongi setelah menegak air minumnya.

"Jongin sudah bilang pada appa dan eomma kalau kami ada disini. Dan mereka juga mengizinkan kami menemanimu"

Yoongi hanya mengangguk-angguk merasa tidak mempermasalahkan keberadaan kedua temannya itu. Toh dia disini juga butuh teman, butuh seseorang yang bisa menenangkannya setelah insiden tengah malam tadi.

"Ngomong-ngomong bagaimana keadaan jimin? Ada perkembangan soal penyakit kanker nya? Dan bagaimana operasi barusan? Apa berjalan lancar?" Seokjin bertanya bertubi-tubi, dan yang paling menggangu dalam pikiran yoongi saat ini hanya soal kanker itu. Fakta yang sukses menjungkir balikkan dunia yoongi, membuat si pemuda pucat mulai mengerti kenapa keluarga nya sampai menyembunyikan hal ini darinya. Dulu saat ia masih kecil ia tak mengerti kenapa adik nya sering masuk rumah sakit. Tapi sekarang ia sudah dewasa ia sudah mengetahui segalanya.

Jika bukan karena penuturan dokter mana mungkin yoongi bisa tau tentang penyakit ganas yang telah disembunyikan dengan epik hampir belasan tahun ini. Yoongi cukup bersyukur dengan ia tau tentang ini, ia bisa mulai berhati-hati menjaga Jimin agar tak terluka lagi.

A Hope In Winter ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang