36 : pain

572 38 10
                                    


'mianhae'

.

.

4 November

Pagi-pagi sekali yoongi bersiap untuk pergi tanpa sepengetahuan orang-orang terdekatnya, ia hanya tak ingin kalau semisal aksinya ini dicegah oleh seseorang termasuk ibunya sendiri. Tekadnya sudah bulat ia akan mencari ayah dan adiknya diluar sana. alamat tempat tinggal mereka juga sudah ada digenggaman tangan, jadi mungkin ini akan mudah.

Yoongi telah mengumpulkan keberanian besar untuk datang keluar kota seorang diri demi mencari keberadaan dua sosok keluarga nya yang paling berarti. Bahkan ambisi yang tinggi mampu membawa yoongi hingga ia menapaki halte bus.

Yoongi memang sengaja tidak memberitahu keluarga nya akan kepergiannya yang tiba-tiba ini. yoongi pikir mungkin sebaiknya ia tidak perlu merepotkan siapapun dalam hal ini, terlebih yang paling utama ia takutkan adalah sang ibu yang akan bertambah marah jika dia tahu yoongi pergi untuk mencari jimin, sosok yang tidak diinginkan kehadirannya oleh sang ibu.

Selama dalam perjalanan yoongi duduk diam dibus tanpa menoleh pada penumpang lain disekitar. ia hanya sibuk menikmati alunan musik yang terdengar dari kedua earphone miliknya, sambil memejamkan mata untuk melanjutkan tidur yang tertunda. Dilihat dari luar tampak suasana masih sangat pagi dan sedikit berkabut, orang-orang yang ada didalam bus yang sama dengan yoongi terlihat rapi dengan setelan baju kasual dan tak banyak juga dari mereka memakai seragam sekolah. hanya yoongi yang terlihat acak-acakan namun ia mencoba menghiraukan penampilan nya itu, bagaimana pun ia tadi belum sempat mandi dan sarapan ia bangun tidur hanya menganti baju lalu pergi.

Yoongi terlalu fokus pada tujuan awalnya hingga ia tidak terpikir untuk mempersiapkan dirinya sendiri. Pikirannya hanya tertuju pada dua sosok yang akhir-akhir ini memenuhi otaknya, ia pikir yang ia butuhkan saat ini hanya persiapan yang matang kalau semisal ia sudah bertemu dengan mereka.

Tentang apa yang kira-kira ia katakan pertama kali selain pertanyaan 'kau baik-baik saja?' atau mungkin permintaan maaf dan bagaimana cara ia nanti menyakinkan sang adik untuk kembali padanya. Karena yang pasti yoongi sangat tahu jimin pasti akan menolak untuk kembali kerumah itu setelah kejadian dimana sang ibu dengan tak manusiawi memperlakukan jimin semena-mena layaknya sampah yang pantas untuk diinjak-injak. Mengingat lagi pertengkaran yang waktu itu terjadi dirumah karena ulahnya, pasti jimin tidak akan pernah bisa memaafkan nya.

Yoongi sangat tahu, ia sangat tahu kalau ia akan tampak seperti seorang yang tak tahu malu didepan adiknya nanti, tapi demi meluruskan permasalahan diantara mereka yoongi akan sanggup jika hanya untuk memutus rasa gengsi dan rasa malu didepan jimin nanti.

Sekali lagi yoongi hanya ingin meminta maaf atas kelalaiannya. Dan semoga ia dihajar saja, itu lebih baik dari pada harus menerima maaf dengan mudah dari seseorang yang telah ia kecewakan.

•     •     •

Jongmin dan putranya mendudukkan diri disalah satu bangun yang ada didalam sebuah restoran cepat saji. Lalu mereka pun memesan sup rumput laut untuk sarapan pagi. Sembari menunggu pesanan mereka datang, tatapan jongmin tak luput dari sekitar, ia dari tadi melirik kesana-kemari seolah tengah waspada pada seseorang, namun nyatanya ia hanya sedang khawatir ada seseorang yang mengenalinya walaupun kini ia sudah menutupi wajah dengan masker dan kacamata hitam.

"Appa" tiba-tiba saja jimin yang duduk disebelahnya, mulai memecah keheningan diantara dirinya dan sang ayah.

"Iya, kau butuh sesuatu?"

"Aku ingin ketoilet sebentar"

"kajja appa akan mengantarmu" jongmin bangkit setelah jimin bangkit, lalu menuntun nya untuk mencari bilik toilet.

A Hope In Winter ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang