Jihan berlari terburu-buru, wanita ini menyesal telah melupakan janji nya untuk menemani seorang teman---Rosa untuk berbelanja beberapa kebutuhan.
Dengan nafas tersengal jihan berhenti di hadapan rosa yang sudah tampak cemas sambil menggenggam ponselnya.
"Kirain lo lupa kak!" Cercanya begitu melihat jihan.
Jihan masih terengah-engah, "Minum dong!" Pintanya.
Oca menyodorkan sebotol air mineral, "Kenapasih kak, kaya orang kesetanan aja"
Jihan meneggak hampir setengah dari air yang diberikan oca, "Kesetanan udelmu! Gw lari-lari cuma buat nemuin lo doang! Gw tadi ketiduran hehe" ucapnya diiringi cengiran kecil.
Oca mendelik, "Yeee, untung lo dateng kak.Kalau nggak gw susulin kerumah lo sambil bawa batu-bata"
.
Jihan menyesali keputusan nya untuk menemani rosa, harusnya dia tidur saja tadi sampai sore.Bukan apa-apa pasalnya keperluan yang dimaksud rosa saat ia meminta jihan ternyata adalah keperluan lain.
"Bagusan yang talinya kecil atau gede sih kak?" Tanya nya sembari memegang dua buah bra dengan model yang berbeda.
Jihan menepuk jidatnya, "Serah lo deh.Yang make kan lo sendiri, lagian gaada juga yang bakalan liat"
Ya, rosa mengajak jihan menemaninya membeli pakaian dalam.Cewek itu berdalih bahwa pakaian dalamnya sudah terlalu kuno, makanya dia ingin membeli yang baru.
Karena terlalu malas pergi seorang diri, dia memutuskan untuk mengajak jihan saja.Toh dia tahu, jihan tidak akan menolak jika dia mengatakan akan membeli beberapa keperluan.Dan benar saja, jihan tidak menolak saat rosa mengajaknya kemarin walaupun kini cewek itu tampak kesal setelah tahu kebutuhan apa yang rosa maksud.
"Lo gamau beli juga gitu kak? Mumpung sekalian, mana cakep-cakep lagi" tawar rosa yang melihat jihan hanya diam saja memandanginya.
Jihan menggeleng cepat, "ogah, lagian gw malu kali harus milih-milih begitu.Ini lagian yang punya toko aneh, jual daleman cewe kok yang kerja ada laki-lakinya sih.Kan malu jadinya" protes Jihan dengan suara berbisik nya.
Oca menanggapinya dengan tertawa, "Casing nya doang yang laki kak, jiwanya beuh lo doang mah lewat"
------------------------------
Jenisa yang baru saja menyimpan ponselnya mendadak terkejut ketika menyadari tatapan teman-temannya kini tertuju padanya.Dengan sedikit ragu iya mendekat dan membalas tatapan itu seolah bertanya "kenapa?"
"Dari mana lo?" Celetuk dion begitu jenisa mendaratkan dirinya untuk duduk bersama mereka.
"Jalan" jawab jenisa acuh
"Sama Zul?" Kali ini mona yang bertanya.
Jenisa bergedik ngeri, kenapa dia seolah merasa sedang diinterogasi? "Iyalah, kenapasih?"
"Katanya doang mantan, tapi masih sering jalan" protes dion seolah tak suka, oh ayolah bahkan dari nada bicaranya saja sudah terlihat jelas.
Jenisa mendelik, "Dih emang kenapa? Seenggaknya dulu kita pernah sama-sama menaruh perasaan, jadi bukan berarti harus musuhan walaupun udah mantan"
Keributan dan perdebatan antara jenisa dan dion masih berlanjut saat dua orang---sepasang teman? Memasuki asrama.
"Theo,kana--
Mona menggantungkan kalimat saat ia menyadari sesuatu, dan langsung disadari pula oleh yang lain.
Tidak, bukan lagi soal mereka yang datang bersamaan karena ini bukan yang pertama kalinya.Melainkan, tangan mereka---yang saling bertautan.
Jenisa bangkit, ia memandang kearah Theo dan kanaya dengan nyalang, "Apa-apaan nih?" Sentaknya.
Mona langsung bangkit dan memegang pundak jenisa, ia tahu jenisa sedang marah.Ia juga sama, ia juga merasakannya tapi mereka harus tau lebih dulu maksud dari semua ini.
Hawa panas seolah menjalar begitu cepat kedalam ruangan ini, beberapa dari mereka bahkan mulai merasakan sesak.Suasana kian terasa panas kala suara tawa nyaring terdengar mulai memasuki ruangan yang sama.
Oca dan---jihan.
Namun, secepat kilat tawa menggelegar itu musnah saat mereka melihat pemandangan dihadapan mereka saat ini.Jihan refleks melepaskan genggaman tangannya dari oca.
"Theo? Kanaya?" Desis jihan dengan amat pelan.
Theo membuang nafasnya kasar, nafasnya terasa begitu berat.Dan oh, dia bahkan sama sekali tidak melihat jihan.
"Gw tau kalian semua pasti bakalan kaget, atau mungkin marah.Tapi, gw sama---kanaya, gabisa nyembunyiin ini dari kalian lagi" Theo menatap kanaya sejenak, keraguan dimata kanaya terlihat jelas.
"Gw sama kanaya punya hubungan,dan gw rasa kalian paham hubungan yang gw maksud" sambungnya.
Semua anak kurawan terkejut, tanpa terkecuali.Secara mendadak? Theo berhubungan dengan kanaya, ya memang hubungan nya dengan Jihan sudah selesai.Tapi kenapa secepat ini? Jihan bahkan masih menata kembali kepingan hatinya.
Jenisa mendecih , ia menatap tak suka kearah mereka. "Jangan bilang, alasan lo selesai sama jihan karena ini?"
"Ngga mungkin jen, mereka baru--"
"Lo bener, ini alasan gw selesai sama jihan"
Lagi, pengakuan mengejutkan.Dari theo, tolong jangan tanya bagaimana keadaan jihan.Rasanya jihan ingin sekali terjatuh dan pingsan saja, lalu terbangun dalam keadaan sadar kalau ini hanya mimpi belaka.
Diam-diam air mata jihan mengalir, ia tak berani menatap siapapun.Hanya lantai kosong yang menjadi pelampiasan tatapan sedihnya.
"Bajingan lo!!!"
.
.
.
.
Ayo pukul!! Pukul aku suka keributan!!
Hehe canda ribut
KAMU SEDANG MEMBACA
Lepas || Jisoo x Nct 127
General Fiction"Emang lo sama kak jihan putus kenapa sih bang?" "Privasi chan" . .