Buliran air hujan berjatuhan menghantam bumi, dedaunan yang semula kering kini basah karena tersentuh olehnya, jalanan pun mulai tergenang oleh air sedikit demi sedikit.
Satu persatu orang yang berlalu lalang mulai berkurang, kendaran pun melaju dengan pelan.Disini, disalah satu lampu merah persimpangan jalan di dalam sebuah taksi yang sedang menanti berganti nya warna lampu jalan, seorang gadis terduduk dengan kepala yang dilekatkan di jendela mobil itu.
Fikirannya terombang ambing tak tentu.
Perasaan gelisah, marah, kecewa, sedih semuanya bercampur aduk dirasakannya.
Pembicaraan beberapa waktu lalu kembali terlintas di benaknya.Pria itu berlari mengejar sang gadis yang pergi lebih dulu meninggalkannya, dengan sekali tarikan berhasil membuat langkah gadis itu terhenti.
"Apa lagi!"
"Nay , please fikirin lagi.Ini satu-satu nya jalan yang terbaik buat kita" ucapnya dengan wajah yang terlihat jelas bahwa dirinya sendiri pun ragu dengan apa yang ia katakan
"Yang terbaik apanya?ada berapa orang yang bakalan tersakiti kalau kita ngelakuin itu? Terus, kamu fikir setelah itu semua nya bakalan selesai gitu aja? Engga.Kamu fikir gimana aku bisa ngehadepin jihan nanti? Gimana?" Kanaya menunduk, mata nya mulai berkaca-kaca
"Nay aku tau ini bakalan nyakitin jihan! Gaada orang yang paling peduli itu selain aku nay! Tapi ini resiko yang harus kita hadapi.Lebih baik kita hidup ngehadapi rasa benci jihan dripada harus hidup dalam rasa bersalah nay"
Kanaya membuang nafas kasar, ia mengacak rambutnya.Air mata lolos dari kedua matanya.
"Nay, gw sayang jihan nay.Gw gabisa ngeliat hidup jihan berantakan, gw rela ngadepin apapun itu asal jihan bisa baik-baik aja.Tolong nay" ia menggenggam erat kedua tangan kanaya, dia bahkan bisa melihat ketulusan dan rasa sakit secara bersamaan dari sorot mata pria dihadapannya ini.
Kanaya membuang nafasnya kasar, "Maafin gw Jihan" lirihnya.
.
Tiga belas orang yang katanya memiliki tampang menawan itu kini sedang bersantai di tempat yang mereka sebut basecamp, ya tentunya di kampus.Kalau dirumah basecamp nya ya asrama nya bang tama.
"Nih, buat lo" Yudha menyodorkan amplop coklat berukuran sedang,
"Ngapain diliatin? Mau nggak nih?" Sambungnya lagi saat mahen, orang yang dia tuju hanya menatap nya saja.
Mahen meraih nya, "Apaan nih bang" ucapnya sambil membuka amplop, dan mahen terkejut saat melihat isinya.
"Yoo!! Brother!! Gils emang the best lo bang!" Ucapnya girang, mahen bahkan sekarang sedang memeluk yudha dengan erat.
"Apaan sih emang isinya?" Tanya rosa sambil mengambil alih amplop nya dari tangan mahen.
"Jangan disia-siakan kesempatan kaya gitu, kasihan gw liat lo hen.Mau sampe kapan kisah cinta lo ngga ada majunya, makanya gw beliin itu tiket buat lo" Ucap yudha sembari mengunyah snack yang dia ambil dari tangan jihan.
"Siap! Pasti gw manfaatin bang.Gw bakalan nyatain perasaan gw ke soraya malem ini" ucap mahen final.
Jihan bangkit dari duduknya setelah sebelumnya meletakkan snack nya dipangkuan yudha, ia kemudian berdiri di hadapan mahen sambil merentangkan tangannya.Seolah sudah paham, mahen pun langsung berhamburan ke pelukan jihan dengan girangnya.
"Semangat mahen! Semoga lo gajadi galau-galau boy lagi setelah ini" jihan menepuk-nepuk punggung nya.
"Makasih kak ji, makasih"
Beberapa detik kemudian, chandra juga lari meluk jihan dan mahen, yang kemudian disusul dion, jean, jenisa hingga pada akhirnya mereka semua berpelukan.
Ditengah-tengah pelukan yang menyesakkan ini, jihan ngerasa ada seseorang yang mengecup kepalanya.Entah siapa, tapi dalam hatinya dia berharap bahwa orang itu theo.Bodoh memang, tapi Jihan masih merindukan itu, merindukan segala perilaku manis pujaan hatinya.
.
.
.
Nah loh, udah bisa ketebak pasti ya? 😂
Terimakasih untuk kalian yang masih setia membaca 🙆♀♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Lepas || Jisoo x Nct 127
Fiksi Umum"Emang lo sama kak jihan putus kenapa sih bang?" "Privasi chan" . .