TROUBLEMAKER TWINS: 10

3.9K 595 41
                                    

HAPPY READING!


•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Author POV

Masih di tempat yang sama, yaitu, lab ipa. Seorang gadis terduduk di lantai dengan memegangi dada nya, gadis itu menetaskan airmata nya berkali-kali yang terus jatuh membasahi pipi nya. Cella menundukkan kepalanya, setelah Angkasa pergi tadi ia langsung menangis sejadinya di dalam ruangan lab ipa.

"Gue jahat ya Sa? Maafin gue Aksa," lirih Cella dengan sesungguk nya.

Cella merasa sangat pusing sekarang, gadis itu mencoba untuk tenang agar rasa pusing nya hilang. Cella bangkit dari duduknya lalu menghapus airmata nya yang membuat pipi nya menjadi basah sekarang.

Di lorong sekolah Ardhan sudah pergi ke tempat-tempat yang biasanya di datang kan oleh kembarannya. Perasaan Ardhan sangat tidak tenang, pria itu yang merasa pusing tiba-tiba yang membuat nya langsung tertuju pada Cella.

Sagara dan Amanda yang stay di belakang pria itu. Mereka bertiga tidak melihat keberadaan Cella ataupun Angkasa sekarang yang entah dimana.

Ardhan mengacak-acak rambutnya dengan prustasi. "Cella lo dimana," gumam Ardhan pelan.

Kedua temannya sama khawatir dengan Cella, mereka terus membantu Ardhan untuk mencari kembaran pria itu.

Amanda menatap sekitar koridor yang benar-benar sangat sepi, mata Amanda tertuju pada seorang gadis yang jalan dengan sempoyongan. "Itu Cella," ucap gadis itu.

Ardhan dan Sagara langsung mengikuti arah tunjuk gadis itu yang mengarah ke pinggir lapangan. Mereka melihat Cella yang berjalan dengan oleng yang membuat mereka terbingung dengan gadis itu. Ardhan terkejut ketika melihat kembarannya jatuh ke tanah. "CELLA," teriak pria itu.

Ardhan berlari dengan kencang dan menghampiri kembarannya yang sudah tergeletak di tanah dengan mata yang terpejam. Pria itu langsung mengangkat tubuh kembarannya dan membawa ke uks dengan cepat. Pandangan Ardhan menatap kembarannya yang sangat pucat, bibir kering, dan terlihat banget kalo Cella habis menangis.

Sagara dan Amanda mengikuti langkah teman mereka yang membawa Cella ke uks yang tersedia di sekolah dengan cepat. Amanda yang sebagai sahabat gadis itu juga sangat khawatir dengan keadaan Cella yang secara tiba-tiba pingsan di dekat lapangan. Padahal dia sangat jarang yang nama nya sakit, Cella anak yang kuat dan tahan banting untuk terkena sakit.

Di tempat lain Angkasa yang berada di rooftop sekolah, pria itu hanya diam dan termenung saja di rooftop. Pikirannya masih tertuju dengan kejadian tadi di lab ipa, dimana pria itu berkata jujur dengan sahabatnya yang sekarang malah memilih menjauh dari gadis itu.

Angkasa mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu sebenarnya tidak tahan dengan semua ini, apalagi ketika melihat bola mata Cella yang berkaca-kaca di hadapannya.

"Gue cinta sama lo. Kenapa harus abang gue? Rasanya gue mau rebut lo dari pelukan abang sendiri, Gue cinta sama lo, Marcella!!!" teriak Angkasa.

"Harusnya gue sadar, kalo hubungan kita cuman sebatas sahabat doang. Tapi kenapa rasanya lebih dari seorang sahabat? Gue sayang sama lo bukan karna seorang sahabat Cell, tapi karna gue cinta sama lo," sambung Angkasa.

"Gue cuman bisa liatin lo dari kejauhan sekarang, gue nggak berani deketin lo lagi karna semuanya udah kebongkar. Bahkan gue yakin, kalo abang gue marah besar sama gue karna dia tau kalo adik nya telah lancang mencintai pacarnya."

Angkasa terkekeh pelan, pria itu meneteskan airmata nya tanpa sadar. Perih dan seperti ada ribuan jarum menusuk hati nya, bahkan Angkasa akan sangat lemah jika sudah tentang gadis yang dirinya cintai.

TROUBLEMAKER TWINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang