TROUBLEMAKER TWINS: 15

5K 720 114
                                    

Happy Reading!


"New life without Marcella?" -Ardhan.

•••••••••••••••••••••••

"Udah nes, jangan sedih," ucap Jena sembari mengelus punggung sahabatnya yang kini sedang memeluk bingkai foto sambil menangis.

Jena dkk menatap Agnes dengan kasian. Sahabat mereka sangat terpukul atas kepergian Cella, mereka juga merasa hal yang hal sama dengan Agnes. Walaupun Cella bukan anak mereka, namun mendengar kabar bahwa gadis itu sudah tiada mereka sangat sedih banget.

"Nesa dengerin gue. Semakin lo sedih, maka semakin Cella merasa bersalah juga. Karna kepergian dia membuat semua orang sedih, dan nanti dia yang nggak tenang," ujar Ghea lembut.

Agnes menggelengkan kepalanya. "Ini semua karna gue. Coba aja waktu itu gue tahan Cella pergi, pasti sekarang dia ada di rumah lagi nonton drakor," lirih Agnes.

Ghea menatap teman-temannya. Jena menghela nafasnya, wanita itu mengelus rambut Agnes lembut lalu dia tersenyum. "Lo kangen Cella?" Agnes mengangguk pelan.

"Cella pernah bilang sama gue, kalo seandainya orang-orang pada kangen sama dia suruh liat vlog dia," sambung Jena dengan mengeluarkan ponselnya.

Aprill menyenggol lengan Flavia. "Itu bukannya malah bikin Nesa tambah sedih? Kan jadi flashback," bisik Aprill.

Flavia melirik kearah Aprill. "Daripada dia nangis terus, emang lo mau liat Nesa nangis?" balas Flavia dengan berbisik.

Aprill menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Mereka pun kembali menjadi hening, isakan Agnes yang sudah mulai mereda ketika melihat vlog anaknya berapa bulan lalu. Cella memang seorang youtuber, gadis itu sangat suka membuat video random yang akan dia gabungkan menjadi satu, lalu di jadikan sebuah vlog mini.

Jena dan Ghea menatap kearah sahabat mereka yang sudah kembali ceria, walaupun masih ada buliran airmata di bola mata Agnes. Tapi, setidaknya dengan ini sahabat mereka sudah tidak terlalu sedih lagi.

Agnes menyekat airmatanya. "Anak mommy cantik banget..." gumam Agnes.

Para sahabat Agnes saling melemparkan tatapan. Mereka tersenyum tipis, Jena memeluk sahabat nya dari samping, ia sangat tau rasanya bagaimana kehilangan anak. Karna dulu, Jena dan Elard pernah kehilangan anak pertama mereka.

Jena sempat keguguran karna terjatuh di dekat kolam renang, hal itu membuat nya hancur dan merasa sangat gagal menjadi seorang ibu. Elard? Dia sempat marah kepada istrinya karna tidak mau mendengarkan perkataannya, dia sudah bilang untuk tidak pergi kearea kolam renang. Tapi, Jena kekeh mau kesana dan akhirnya terpeleset karna lantai licin.

Dan pada saat itu usia kandungan Jena sekitar enam bulan. Elard marah, sangat marah. Bahkan dia sampe tidak pulang satu minggu entah kemana, pria itu pergi untuk meluapkan semua kemarahannya.

"Percaya sama gue, kalo Cella udah bahagia di dalam surga yang terbaik yang di miliki Tuhan. Anak lo dan anak gue udah bahagia di dalam pelukan Tuhan. Tugas lo sekarang harus bisa ikhlasin dia dan do'a in yang terbaik," bisik Jena lembut.

Agnes mengangguk pelan lalu tersenyum. "Iya, makasih ya. Maaf kalo anak gue ada salah sama kalian, mungkin dari sikap dia atau apapun itu."

"AAAA NESA JADI SEDIH NIH," pekik Aprill dengan memeluk Flavia yang ada di sampingnya.

"Inget umur elah, lo udah kayak anak abg aja. Sadar, udah punya anak lo. Nggak malu tuh di liat sama lo?" celetuk Flavia.

Mereka terkekeh pelan melihat tingkah Flavia dan Aprill yang selalu tidak pernah akur walaupun sudah punya anak. Tapi, dengan seperti ini Agnes bisa tersenyum dan cukup terhibur sekarang.

TROUBLEMAKER TWINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang