TROUBLEMAKER TWINS: 11

4K 581 19
                                    

HAPPY READING!


••••••••••••••••••••••

Ardhan membuka pintu dan melihat kembarannya yang tengah berdiri di balkon dengan menggunakan piyama. Pria itu masuk ke dalam dan menghampiri kembarannya yang tengah menatap bintang dan bulan di atas langit sana. Cella yang tau ada orang yang masuk ke dalam kamarnya hanya diam saja, gadis itu fokus kepada bulan dan bintang yang bersinar di atas sana.

Seorang gadis cilik menatap kearah temannya yang ada di hadapannya dengan memegang sebuah permen kapas. "Aksa janji ya cama Mozza," ucap Cella kecil.

Angkasa mengerutkan keningnya dengan bingung. "Janji apa Mozza?"

"Janji jangan tinggalin aku? Aksa halus di samping aku sampe kita besal ya," ucap Cella dengan nada cadel nya.

Angkasa mengangguk pelan lalu tersenyum. "Janji. Aksa selalu di samping Mozza dan nggak akan ninggalin kamu," ucap Angkasa.

Cella memejamkan matanya dengan airmata yang kembali menetes. Ardhan yang melihat itu langsung mengelap air mata kembarannya dengan ibu jari nya.

Ardhan tersenyum lembut kearah Cella. "Jangan sedih ya? Angkasa pasti balik."

Cella tidak membalas ucapan Ardhan yang ada di sampingnya. Gadis itu natap manik mata Ardhan dengan bola mata yang berkaca-kaca. Cella menundukkan kepalanya, gadis itu memegang pagar besi yang ada di balkon.

"Gue ngerasa bersalah sama Angkasa."

"Gue udah sakitin orang sebaik dan setulus Angkasa. Dan gue? Suruh dia buat jaga jarak sama gue hikss. Gue udah jahat sama Angaksa, bahkan dia beneran pergi," sambung Cella.

Ardhan membawa kembarannya ke dalam pelukannya. Tangan pria itu mengelus rambut Cella dengan lembut.

"Dia cuman butuh waktu aja buat susun perasaan nya dari awal. Gue yakin, kalo Angkasa bakal kembali walau gue nggak tau kapan itu," bisik Ardhan lembut.

"Jangan sedih, lo sedih gue juga sedih."

Cella hanya diam dan menangis di dalam pelukan kembarannya. Gadis itu tidak bisa berhenti menangis jika sudah soal Angkasa. Apalagi perasaan nya sangat ngerasa bersalah banget, karna ulah dirinya Angkasa jadi pergi tanpa pamit sekarang.

Ardhan terus mengelus rambut Cella dan menenangkan gadis itu. Ia sangat sakit jika melihat kembarannya seperti ini. Walaupun mereka sering berantem karna hal sepele, tapi mereka saling menyayangi satu sama lain.

Keduanya sama-sama takut kehilangan. Bahkan saat tragedi kebakaran di perpus dan melihat Ardhan yang pingsan membuat Cella menangis terus. Begitu pun Ardhan, ketika melihat Cella hancur seperti sekarang membuatnya sedih.

"You're my special
Little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known, it's you, it's you
My favorite, my favorite, my favorite
My favorite girl, my favorite girl," nyanyi Ardhan merdu tepat di telinga kembarannya.

Ardhan mencium kening Cella lembut. "Cella, tatap mata gue." gadis itu menurut dan menatap kembarannya dengan airmata yang masih bergenang di bola matanya.

"Lo tau? Angkasa tuh cinta banget sama lo. Dia emang nggak pernah cerita ke gue ataupun Gara. Tapi gue tau itu karna dari sikap dia ke lo itu beda banget. Aksa bakal jadi orang yang paling lembut jika di depan lo, beda kalo dia ke Amanda."

"Saat dia tau lo sama Alvaro balikan aja Angkasa sama sekali nggak ada niatan mau rebut ataupun rusak hubungan kalian. Dia sedih? Pasti. Karna apa? Lo cinta pertama dia, lo orang pertama yang buat dia mengenal cinta. Bagi Aksa, lo cewe paling special buat dia. Dan lo? Favorite girl dia," sambung Ardhan dengan mengelus rambut Cella.

TROUBLEMAKER TWINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang