TROUBLEMAKER TWINS: 18

4.3K 645 67
                                    

HAPPY READING!


•••••••••••••••••••••••••••••••••

Ardhan melangkahkan kaki nya keluar dari dalam kelasnya dengan di ikutin ketiga sahabatnya itu di belakang. Sekolah yang masih sangat rame karna jam pulang sekolah baru saja tiba, empat pembuat onar lewat di koridor sekolah yang membuat para siswa/i menyingkir dan memberikan jalan untuk mereka lewat.

Seorang gadis menghalangi jalan mereka yang membuat keempat remaja itu berdecak kesal. "Minggir, gue mau lewat," ketus Ardhan.

"Dhan, kamu kenapa menghindar dari aku? aku punya salah sama kamu?" tanya Aurel memegang lengan Ardhan.

Ardhan langsung menepis tangan Aurel dengan kasar. "Jangan pernah lo sentuh gue! Dan mulai sekarang lo jangan pernah temuin gue, karna gue mau kita PUTUS!" kata Ardhan dengan menekan kan kata putus.

Aurel terbelalak mendengar perkataan Ardhan. "Nggak mau! aku nggak mau kita putus, aku salah apa sama kamu?" lirih Aurel.

"Salah lo? KARNA LO DATANG KE HIDUP GUE, AUREL!" ucap Ardhan menggunakan nada tinggi yang membuat Aurel tersentak kaget.

Ardhan menunjuk wajah Aurel dengan telunjuknya. "Asal lo tau aja, kalo bukan karna Cella dan hidup lo yang menyedihkan itu gue nggak akan mau tunangan sama lo! Gue mau tunangan sama lo karna kasian! Kasian liat lo yang di perlakukan dengan buruk oleh keluarga lo sendiri, dan kalo bukan karna Cella gue nggak mau sama lo. Sekarang? Cella udah nggak ada, jadi gue bisa bebas tanpa harus berhubungan dengan cewe yang nggak gue cintai!" sambung Ardhan.

Aurel? gadis itu sudah terdiam mematung sekarang. Dia menundukakn kepala nya, dia salah. Ia pikir Ardhan benar-benar mencintai nya, ternyata pria itu hanya kasian kepada dirinya dan hanya mau menuruti kemauan dari kembaran Ardhan saja.

Sesilia menatap kearah Ardhan dengan tajam, dia adalah temannya Aurel yang dekat banget dengan gadis itu. "Mulut lo lemes banget! Kalo emang lo nggak cinta sama sahabat gue kenapa lo ajak dia tunangan, bangsat!" sinis Sesil.

"Budek lo? nggak denger apa kata Ardhan tadi?" celetuk Amanda.

"Lo diem! Gue nggak ada urusan sama cewe murahan dan sasimo kayak lo!" ucap Sesil tajam.

Amanda tertawa kencang mendengar ucapan gadis yang ada di hadapannya sekarang. "Gue murahan? terus lo apa? GRATISAN?!" sahut Amanda dengan menekan kan kata gratisan yang membuat Sesil terjulur emosi yang sangat memuncak sekarang.

Ketika gadis itu ingin memberikan pelajaran kepada Amanda, ia di tahan oleh Aurel. "Sil udah, gue nggak apa-apa kok. Kita pergi sekarang ya? apa yang di bilang sama Ardhan benar kok. Gue emang nggak pantes buat di cintai sama laki-laki atau bahkan punya kehidupan yang bahagia." Aurel menjeda perkataannya lalu menatap kearah Ardhan.

"Hidup gue emang menyedihkan, maka nya lo kasian sama gue. Makasih ya, lo udah pernah melindungi gue dari kejahatan keluarga gue sendiri. Mulai sekarang gue nggak akan ganggu lo lagi, dan mulai sekarang gue bakal pergi jauh dari kehidupan lo." Aurel pun pergi dari hadapan pria itu dengan berlari. Sakit? banget. Hanya saja dia mau sadar diri, jika Aurel tidak pantas dengan pria yang dia cintai.

Ardhan? hanya acuh dan bodoamat aja. Pria itu sudah tidak mau memperdulikan gadis yang menjadi beban pikirannya. Ardhan melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah, dia mau pergi ke suatu tempat bersama dengan teman-temannya sekarang untuk mulai menyelidiki kasus kematian Cella.

Kini keempat remaja itu berada di sebuah bangunan tua yang sudah berdiri puluhan tahun. Jika, kalian menebak mereka ke markas devil's angel maka tebakan kalian sangat benar banget sekarang. Ardhan mengambil jaket gangster milik opa nya yang sudah turun termurun sampe ia dewasa.

TROUBLEMAKER TWINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang