Leo bolos jam pelajaran terakhir demi menemui tasya. Ia bahkan duduk di depan kelasnya. Tentu saja hal itu sama sekali tidak membuat tasya takut ia memiliki uang dan power apa yg harus ia takuti.
Bel pulang sekolah berbunyi guru keluar dari kelas melihat sini leo yg sedang menatap tajam tasya. Saat tasya keluar bersama teman temannya leo menghalangi jalannya.
"Oh ini yg kemarin buli laura?"tanya leo dengan nada menyindir. "Sok jago banget buli anak orang siapa lu? Preman sekolah?"
"Paan sih" ketus tasya yg membuat leo geram ia tak gentar memegang rahang tasya keras keras.
"Denger ya! Gausah ganggu laura klo lo ngerasa di tinggalin sama cowo lo ya itu karena lu brengsek" mendengar hal itu tasya menangkis leo.
"Cih, urusin tuh lonte lu. Gausah deketin cowo cowo gue gatel banget jadi cewe ajarin yg bener tuh lonte"
"Oh pasti, tapi gue agak ga suka sih lonte bilang lonte apalagi yg dikatainnya bukan lonte. Padahal yg lonte itu lu"
"Apaan si tolol" tasya baru saja hendak menampar leo tapi tangannya di cekal oleh arion.
"Oh iya maksut lo kemarin ngebuli laura di wc apa?"tanya arion dengan nada dingin.
"Gara gara lu dia sakit!" Bentak leo.
"Apaan sih yon!? Lo ikut ikutan dia juga hah? Gue bisa laporin dia ke polisi"ancam tasya.
"Silahkan.. gue lindungi dia. Sebaliknya karena lo fitnah lo yg bakalan masuk penjara" mendengar ucapan arion tasya pergi dengan kesal diikuti teman temannya.
"Udah biarin udah gue kasi pelajaran kemaren, sekarang jadi kan latihan olahraga?"tanya arion.
"Hm"
.
Laura berjalan gotay ke arah dapur untuk mengambil minum karena sedari tadi vina tak mendengar teriakan laura.
"Huftt" laura bernafas lega setelah kerongkongannya dibasahi.Laura mendengar sayup sayup suara orang yg sedang berdebat di arah kamar orang tuanya. Laura mendekatkan telinganya ke pintu.
"Mama tuh khawatir yah! Kalo mereka ada apa apa?! Mereka sudah besar sudah dewasa sudah paham!" Teriak vina.
"Mereka pikir kan mereka kembar sodaraan mana mungkin! Buktinya aja udah hampir 17 tahun ga pernah terjadi apa apa"
"Tapi kita udah bahas ini! Kita bakal bilang ke mereka klo mereka bukan kembar saat sudah sma ayah gimana sih?!"
"Tapi aku ga tega mah! Aku harus bilang ke mereka klo leo bukan anak kita, dia anak sahabat mamah dan dia nitipin anaknya ke kita sebelum kecelakaan karena ga ada siapa siapa yg bisa di percaya dan mereka juga menyuruh leo dan laura menikah, mamah pikir mereka akan menerima itu"
"Ya mereka harus terima yah! Mereka harus tau kebenarannya, mereka ga bisa hidup dalam kebohongan"ucap vina tak terima.
Ceklek
"Gimana mah? Yah? Aku sama leo bukan kembar?"tanya laura bingung meminta penjelasan."Ini sudah waktunya yah!"
"Mah aku ga bisa ga tega"bisik evan pada istrinya.
"Jadi gini sayang" vina menuntun laura untuk duduk di kasur. "Sebenernya ya seperti tadi itu mungkin kamu denger kalo kamu sama leo bukan saudara kandung. Anak mama sama ayah satu satunya cuman kamu. Orang tua leo dulu sahabat kita kita berjanji akan menikahkan anak kita kelak tapi orang tua leo meninggal saat kecelakaan yg selamat hanyalah leo, tak lama ada pengacara yg datang kerumah bawa leo menyuruh kita mengasuhnya dan juga harta kekayaan keluarga leo diberikan semua untumk kita dengan syarat kamu harus nikah sama leo saat berumur 17" jelas vina.
"A-apa kenapa ke mamah sama ayah?"
"Karena ayah ibu leo sebatang kara"jawab evan.
"Makannya kita ga keberatan kamu ngelakuin apapun sama leo" Timbal vina Mendengar penjelasan orang tuanya laura berlari ke kamarnya sembari menangis tidak bisa menerima kenyataan yg baru saja ia ketahui.
laura menyalakan handphonenya dengan tangan yg bergetar menelfon leo.
"Halo Leo"
"Ya kenapa?"
"Lo pulang sekarang pli-"
"Ntar ntar gue lagi latihan basket 1 kali lagi"
"Gue hamil, lo jangan ngomong sama mama ayah"
"APA? HAMIL? GUE BALIK SEKARANG"
Tut.
Brakk
CeklekLeo mengunci pintu dan langsung menghampiri laura yg sedang tersedu sedu di atas kasurnya. Bersamaan dengan vina dan evan yg menggedor gedor pintu meminta untuk di buka.
"Lo gapapa?"tanya leo sembari memeluk laura. "Sama siapa ra? Arion?"
"Sama lo" bisik laura yg membuat leo melepaskan pelukannya dan memegang bahu laura kuat kuat.
"Lo bercanda? Ga lucu! Gue tadi lagi latihan!"
"Engga.. lo ga curiga sama mama ayah ngotot pen buka pintu?" Leo menaikan alisnya satu bingung.
"Ada apa sih?" Laura tersenyum kecut.
"Kita bukan kakak adik, ternyata lo orang yg dijodohin sama gue sejak lahir. Lo tau?
"Hah? Apaan dah lo make narkoba hah?"tanya leo sembari mengubrak abrik laci meja laura. "Atau mabok?"
Laura berjalan ke arah pintu membukakan kedua orang tuanya untuk masuk. "Mulai sekarang gue tidur di kamar sebelah" laura pergi meninggalkan orang tuanya bersama leo.
"Mah yah ada apa sih?"
.
Leo menatap kasur laura kosong karena sang empu tidak tidur di atas sana lagi "Ternyata selama ini gue tinggal sama orang asing, tidur sama cewe yg ternyata Ga ada hubungan darah sama gue juga" guman leo.
"Ini pasti mimpi, gue harus tidur biar bisa bangun"
.
Leo terburu buru pergi sekolah karena kesiangan, biasanya ia bangun pagi karena suara bising yg di buat perempuan itu. Seperti memakai skincare di tepuk tepuk, memyiapkan buku dan merapikan kasur. Tapi tidak dengan pagi ini.
"Leo sarapan dulu" panggil vina yg tak di perdulikan oleh leo. Ia kesal pada orang tua angkatnya itu tidak memberitahunya sejak awal.
"Hadeh liat kan? Gak leo gak laura sama sama marah sama kita"ujar evan yg tak di perdulikan oleh vina.
Leo segera menaiki motornya ngebut agar secepat mungkin datang kesekolah. Untung saja saat ia sampai pagar hampir di tutup tapi ia sempat masuk.
"Huft.."leo bernafas lega saat sudah duduk di bangkunya. Ia melihat sekitar mendapati laura yg sekarang duduk bersama ica di barisan yg cukul jauh dengan leo.
"Kenapa ga bareng sama si laura?"tanya revan yg membuat leo berhenti melamun.
"Eh!" Leo kaget. "Ya masa harus bareng mulu, bosen."
"Dih bisa ya lo bosen sama cewe cakep gitu kalo gue sih seneng refresing tiap hari cuci mata tiap hari" cerocos revan.
"Iya dah serah lu minggir sana ntar guru masuk kena marah" leo mengusir revan yg sedang duduk di mejanya.
"Yaudah lah bre kita sebangku aja lah" leo tak memperdulikannya. "Eh iya mingdep sekolah kita ada camping lo ikut kan?"tanya revan.
"Hah? Kemana? Bukannya kita bentar lagi mau persiapan ulangan kelulusan?"tanya leo bingung.
"Iya emang, refresing dulu sebelum mumet mumetan biar ga gila lu ikut kan sama laura lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maried With My Twins
Teen Fictionlaura dan leo selalu berfikir mereka itu kembar tak seiras sejak kecil, tak pernah sekali pun terpikir oleh mereka bahwa mereka kembar itu bohong belaka. Mereka berpindah ke kota bandung karena alasan pekerjaan ayah mereka, tapi pada suatu hari laur...