Laura benar benar merasa lemas setelah memuntahkan semua isi perutnya. Ia merasa mual memakan daging dagingan jelas yg amis amis bahkan telur tapi sedari dulu laura tak begitu suka sayuran.
Sedari tadi juga leo kerepotan memenuhi kenginginan adik tirinya itu yang terus mengomel dan muntah. Leo sudah memberi nasihat pada laura untuk memakan sayuran itu tidak apa apa tapi laura merengek tak menyukainya.
"Tau ah cape"leo melemparkan dirinya ke kasur tepat di sebelah laura dengan moodnya yg benar benar hancur.
"Cape cape bikinnya aja semangat jaganya kaga"sindir laura sembari memutar matanya malas.
"Iyayaaa tuan putri mau apa lagi hm? Babu capee nih"leo menatap laura dan mengelus elus perut laura yg masih rata.
"Diem!" Ketus laura.
Leopun diam dan memperhatikan layar handphone laura. Ternyata ia sedang melihat 23 pria tampan impiannya di layar ponsel yg sedang menari dan bernyanyi.
"Ngapain liat kek begituan gantengan juga gua"
"Dih ngaca om"
"Tiap hari juga ngaca, nih ye denger kalo di pakein makeup terus joget joget sambil lipsync gitu lo juga doyan"
"Kok lipsing!? Mereka tuh gak lipsing tau"
"Y-yakan gue ga bisa nyanyi ama joget barengan gitu cape njir"
"Oh but sorry gaminat" leo mendudukan dirinya dan menyandar pada bahu laura.
"Yaudah biar minat ntar gue kekorea deh ngelamar jadi artis biar lo minat"
"Susah kali jadi mereka dikira dibuka lamaran terus kirimin cv apa?"laura terkekeh.
"Kok ketawa? Lagian ga deh kalo gue cabut terus anak gue gimana? Lu gimana? Masa gua ajak ntar kena skandal gua" laura tertawa kencang.
"Idol baru yg punya istri keknya agak gimana.."
"Lah gue punya istri?" Laura diam sembari memutar kan matanya.
"Oh iya gapunya LUPA GUE"
"Hehehe kan adanya calon"
.
"Ih apaan si suruh si arion sama temen temennya kesini?"ketus laura yg sedang berdiri menatap jendela melihat beberapa pemuda yg sedang berdiri didepan rumahnya.
"Ya gapapa lah lu juga suka kan sama dia"sindir leo.
"Dih"
"Lagian mereka mau ngomong sama gue" laura menoleh cepat dan menghampiri leo yg sedang mengganti baju. Mereka sekarang sudah tidak ada urat malunya.
"Ngomong apa?"
"Urusan cowok"
"Sok penting palingan gelut kan? Atau cewe?!"
"Ya antara itu"goda leo.
"Oh ga peduli sih aing mah jug we kaditu"leo keluar kamar sembari terkekeh. Sikap laura seperti orang yg cemburu bahkan nada bicaranya pun begitu.
"Tadinya si iyon kaga kesini"celetuk revan saat melihat leo menuruni tangga.
"Napa?"tanya leo.
"Galau lahhh"balas jul dengan kekehannya.
"Apaan si anjing kaga!" Ucap arion yang tidak terima di bilang galau karena laura.
"Udah biarin soalnya bener"sahut farrel yg membuat semuanya terkekeh.
"Ambilin minum kek le, sirup, bir, ya minimal jus kek"titah julian yg tak tahu diri.
"Iya sekalian makannya minimal daging wagyu pasti garepot dongg"balas revan yg sama saja seperti julian.
"Anjing! Kita mau makan makan apa mau ngobrol sama leo?"tanya arion kesal.
"Oh iya HAHAHAH" tawa julian.
"Jadi ada apa?"
Sementara itu di kamar laura berusaha mendengarkan obrolan para lelaki dilantai bawah itu. Ya jika orang pintar tahu pasti tidak akan terdengar karena jaraknya yg bisa di bilang jauh.
Laura merasa kesal saja jika arion dan teman temannya mengenalkan perempuan pada leo apa semacamnya karena luara tau arion memiliki banyak kenalan wanita cantik nan sexy jauh dari laura apalagi sifatnya laura juara wkwk.
Laura hampir terjatuh saat menempelkam telinganya di pintu karena tiba tiba leo membuka pintu kamar. "Ngapain? Nguping?" Leo terkekeh pelan.
"Eng-engga tadi ada cicak item sama putih kejar kejaran"
"Iyalah iya, eh gue cabut dulu ya"
"Kemana?"
"Rahasiaa" leo mencium kening laura. "Jaga rumah yaa ayangg"
Laura memegang tangan leo untuk menahannya "Serius ih kemana"
"Ada dehh udah yaa babai"
.
Sudah jam 3 dini hari laura masih terbangun di atas kasurnya ia memaikan ponselnya. Ia diselimuti pikiran pikiran negatif tentang leo di luar sana.
"Kok belum tidur?" Tanya leo yang tiba masuk ke kamar.
"Dari mana? Kok baru pulang? Gapake motor? Kenapa ga kedengeran? Jujur deh" baru saja leo pulang ia malah di hujani pertanyaan dari laura.
"D-darii rumah arion, pake motor kok cuman ga dinyalain ku kira kamu tidur takut keganggu"jelas leo sembari membuka jaketnya. "Kenapa kamu ngira aku mabok mabokan sama cewe di club?"
"Hmm" deham laura sembari memutar matanya malas.
"Kenapa emang klo aku gitu? Kamu kan ga peduli sama aku" sebenarnya laura merasa aneh tiba tiba leo mengobrol dengan kata aku-kamu.
"Iya dehh iyaaa ga peduli ga peduli banget" leo terkekeh sembari merebahkan dirinya di samping laura.
"Engga ra engga santai kenapa gue harus liat cewe lain kalo misalnya liat lo aja cukupp cielahh"
"Hm" leo memeluk laura. "Kok bau alkohol?"
"I-itu si revan sama si jul yang minum, aku engga" laura memilih untuk percaya saja walau terasa mengganjal.
"eh sekarang kita ngomongnya aku kamuu yaa?? Atau ayah bunda?"tanya leo.
"Paan si ih gamau alay tau"ketus laura yg tak menyukainya. Bagaimana ia bisa menyukainya? Itu seperti anak sd yg sedang kasmaran memanggil satu sama lain dengan sebutan ayah bunda, itu benar benar cringe.
"biar kebiasa raa, ntar kalo anak kita lahir mau namain siapa? Aku mau akhir namanya harus lucu kalo cewe kalo cowo harus gentle"ujar leo tiba tiba.
"Masi lama keles, lu napa sih? Mabok ya?!"tuduh laura.
"Engga anjir, nih gue berdiri lu tendang kaga bakal jatoh"rasanya leo yg benar adalah leo yg seperti itu dengan nada bicara yg khas bukan yang seperti tadi.
"Iya deehhh"
"Ntar manggil kita apa yah? Papa mama? Momi daddy? Atau emak bapak?"
"Jujurly i mau di call sama my kid itu minimal yang mulia atau ur majesty"jawab laura dengan nada 'anak jaksel'
"Paan si ra gajelas lu, kalo gue sih pingin ayah aja biar sama kaya ayah kerenn"
Laura menatap leo dengan tatapan julid. "Satu satunya hal yg buat lu mirip sama ayah cuman gender doang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maried With My Twins
Teen Fictionlaura dan leo selalu berfikir mereka itu kembar tak seiras sejak kecil, tak pernah sekali pun terpikir oleh mereka bahwa mereka kembar itu bohong belaka. Mereka berpindah ke kota bandung karena alasan pekerjaan ayah mereka, tapi pada suatu hari laur...