"Bakso pake sambel apa sambel pake bakso?"sindir julian saat melihat mangkok devi yg warnanya sangat merah.
"Berisik curut"
"Ih itu mah manusia ari kamu"celetuk ica.
"Maksudnya ga gitu ca" farrel berusaha menjelaskan kepada ica walau ia tahu itu hanya akan sia sia.
"Gimana sih?"
"Hadeh padahal dulu juga gua polos sebelum kenal sama si arion"ujar revan.
"Ra perpus yu" ajak arion.
"Eh leo boleh minta tolong gak?" Clara tiba tiba datang entah dari mana.
"Apa?"
"Bantu pindahin barang barang cheerleaders bisa?"
"Ayuk yon perpus kita"ketus laura sembari menggandeng arion agar cepat meninggalkan leo.
"OHH IYA BISA KOK APA SI YG ENGGA BUAT CLARA" ujar leo agar bisa di dengar oleh laura.
"Ada yg ngerasa aneh ga sih?"tanya tasya.
"Kaga"
.
"Hayu lah ra jadiken"ajak ica yg sedang menatap lesu bangku laura yg berada di depannya.
Kelas mereka sedang jamkos karena guru guru ada rapat. Semua murid berharap di pulangkan karena ini jam pelajaran terakhir tapi guru tentu saja tidak akan semudah itu. Mereka memberikan beberapa tugas pada siswa agar tertib dikelas walau kenyataanya tidak.
"Iya ra ke mall nonton spiderman sama tasya girl time"sahut devi. Yak devi dan ica sudah mulai terbuka pada tasya karena laura.
"Kapan sih?"
"Sekarang lah kalo lu mau gue deh yg bilang ke leo biar lo di ijinin" ujar devi
"Yaudah iya deh iya aku aja yg bilang" laura beranjak dari mejanya menghampiri leo. Ia tak mau sebangku dengan leo lagi. "Le gue ntar mau balik--
"Oh kebetulan gue juga mau nganterin clara" laura tak menanggapinya ia hanya segera kembali ke bangkunya.
"Gimana gimana?"tanya devi senang.
"Hmm"
"Yeeaayy" seru mereka berdua. Tiba tiba tasya masuk ke kelas laura.
"Lo ikut ra?"tanya tasya dengan muka senang.
"Iya"
"Ih ga semangat bangett deh"keluh devi yg memperhatikan laura.
"Iya ga ada semangat hidup banget"sahut tasya.
"Heeh ih menii"
Bell sekolah berbunyi dengan segera para siswa keluar dari kelas. "Ra gue sama farrel mau ke cafe lo ikut gak tasya juga di ajak"
"Hah? Bukannya tasya- akh" rintih laura saat leo dengan sengaja menyenggol laura. "Bukannya tasya mau ke mall?"
"Hah? Harusnya sekarang dia ketemu sama mama nya farrel"jelas arion.
"Ayo tas"farrel menarik tangan tasya.
"Ehh kemana?"tanya devi
"Lo lupa?"tanya farrel
"Aahh iya sori ya gais gajadi dehh"ujar lesu tasya tak enak pada teman temannya.
"Yahh yaudah deh next time"devi pun pergi bersama ica.
"Yaudah ayo" arion menggandeng laura ke parkiran beriringan dengan tasya. "Btw lo ga bareng sama leo kenapa marahan?"
"Apaan si kek bocil aja marahan"
"Orang keliatannya gitu"celetuk tasya. "Orang orang juga merhatiin kali ra"
"Engga apaan sih ah"
"Iyaya maaf deh"
.
Mereka telah sampai di sebuah cafe yg sepertinya milik ibunya farrel. Dan segera duduk di salah satu meja.
"Pesen aja ra gratis"
"Gratis? Ga ah bayar aja nanti ibu lu rugi"ujar laura tak enak.
"Iya bener rel si rara kalo makan porsi kuli"canda arion. Laura memukul tangan arion pelan.
"Apaan si engga tauu"
"Hahahaha tenang aja lah ra, mamanya farrel kaya raya klo lu ngutang 20 juta bakalan lupa saking kayanya"jelas tasya.
"Haha emang iya rel?"
"Enggak lah ngawur si tasya" semua terkekeh.
"Ehh ini toh yon? Pacar mu?"tanya seorang wanita paruh baya sepertinya itulah ibunya farrel. "Cuantikk poll jago kamu ya" ia sangat medok
"Haha iya tan, oh iya ra ini tante mayang, tan ini laura"ucap arion.
"Oh iyayaya rara, kalian udah berapa lama pacaran? Haduh jangan lama lama ya langsung aja nikah toh yon"laura menatao canggung tante mayang.
"Eh tan b-belum pacaran tan masih gebetan"
"Gubat gebet gubat gebet lama toh langsung ae nikah yon" arion hanya menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
"Yaudah kalian pindah meja dulu ya tante mau ngobrol iki sama anak tante" arion pun pindah bersama laura.
"Sori ya ra" arion mengusap usap kepala laura lembut. "Tante mayang emang kaya gitu sori ya kalo lo ga nyaman"
"Haha santai aja lah"
"Lo laper? Mau pesen apa gitu?" Tanya arion yg memperhatikan gerak gerik laura.
"Hmm engga deh masih kenyang makan di kantin tadi"tolak laura yg merasa tidak enak jika makan disini gratis.
"Beneran?" Laura menganguk. "Yaudah, eh btw yg ade kakak ama bonyoknya leo siapa ra?"
"O-oh itu mama aku kakaknya ayah leo"
"Ohh gitu, orang tua lu sibuk kerja ya? Makannya lo nginep di rumah leo terus"
"Hahaa iya gitu lah"
Mereka pun mengobrol tentang hidup laura yg laura buat buat. Laura sebenarnya merasa tidak enak harus membohongi orang orang tentang identitasnya dengan leo. Laura juga belom siap jika kenyataan akan datang dan ia harus menghadapinya.
Lumayan lama mereka berbinca hingga sore. Laura meminta arion mengantarnya pulang karena tak lama lagi langit akan berubah menjadi malam. Ia harus pulang sebelum malam, jika tidak ia akan di omeli orangtuanya.
"Makasih yaa yon"
"Sip, besok klo mau bareng chat gue aje"
"Iya yon"arion pun pergi.
"Pacar ya ra?"goda vina yg tiba tiba keluar. "Bau baunya sih abis ngedate"
"Apasih mah engga kok"sanggah laura sembari masuk rumah yg diikuti vina
"Tadi juga leo nganterin cewe pulang mama kira pada kemana" mendengar hal itu membuat laura kembali kesal. Leo yg mendengar ucapan mamanya di sofa hanya diam mengemil camilan sembari memainkan hpnya.
"Oh gitu..."
"Wih sekarang anak mama udah pada punya pacar ya, jadi kalian ga menerima perjodohan itu ya?"
"Iyalah mah masa mau nikah sama org yg LAGI SUKA sama orang"jawab leo yg sengaja menyindir laura.
"Iya masa nikah sama org yg SUKA CAPER gitu ga banget sih"balas laura yg tak mau kalah.
"Kalian jangan bertengkar gitu ah gabaik, sama sodara itu harus rukun saling menjaga" jelas vina.
"Iya mah"jawab leo dan laura dengan nada terpaksa
KAMU SEDANG MEMBACA
Maried With My Twins
Teen Fictionlaura dan leo selalu berfikir mereka itu kembar tak seiras sejak kecil, tak pernah sekali pun terpikir oleh mereka bahwa mereka kembar itu bohong belaka. Mereka berpindah ke kota bandung karena alasan pekerjaan ayah mereka, tapi pada suatu hari laur...