Vote + Coment Juseyo~~~~
________________________________________"Jung... " Panggil Mina tiba-tiba. Jungkook mendongak, mendapati wajah ibu nya yang tampak kelelahan, matanya membengkak karena mungkin terlalu banyak menangis.
"Wae? Eomma? "
Shin Mina menarik nafasnya, lalu menghembuskannya perlahan. Wanita paruh baya itu sebisa mungkin menahan tangisnya, ia tidak boleh menangis di hadapan Jungkook. Anaknya bisa setegar itu, mengapa dia tidak?
Jungkook menghentikan aktifitas sarapan nya. Hari ini adalah hari senin, Jungkook harus pergi ke sekolah sesegera mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Seharusnya ia sudah ada di sekolah, karena bel masuk akan berbunyi 20 menit lagi, tapi Jungkook mengurungkan niatnya, ia sadar ibunya sedang tidak baik-baik saja. Setidaknya Jungkook ingin mendengar apa yang akan Mina katakan selanjutnya.
"Kau kesulitan kan? " Mina bicara, menatap lekat bola mata berwarna cokelat gelap anaknya itu. Dadanya sesak, matanya berkaca-kaca.
"Kau harus bekerja, sekaligus sekolah. " Lanjut Mina. Jungkook diam seribu bahasa, menatap nanar piring yang ada di depannya, laki-laki itu tak sanggup menatap wajah ibunya.
"Maafkan eomma... Eomma belum bisa menjadi sosok ibu yang baik untukmu. Eomma---" Ucap Mina terpotong.
Jungkook berdiri secara mendadak.
"Aku melakukan semua ini juga untuk diriku sendiri eomma. " Ujar Jungkook.
"Maafkan Appa mu... Jung." Tangis Mina pecah, wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Jungkook melihat itu semua, melihat bagaimana eomma nya berjuang mati-matian untuk melunasi segala hutang ayahnya, Mina melakukan semua pekerjaan, menjadi penjahit, tukang bersih-bersih, buruh pabrik, bahkan pembantu pribadi. Mina sudah melakukan banyak pekerjaan, tapi sayangnya, itu masih belum mampu melunasi hutang suaminya yang kian lama kian bertambah.
Sedangkan Jeon Dowoo? Dia hanya sibuk berjudi, menambah hutang sana-sini, dan mabuk-mabukan. Dowoo terlalu frustasi hingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Terlalu stress membuat Jeon Dowoo terbutakan.
Jika ia menang judi, hasilnya akan digunakan berjudi lagi atau membeli beberapa alkohol untuk diteguk. Sedangkan jika kalah judi, ia harus berhutang lagi. Lingkaran setan itu menjebak pria itu, baginya yang paling penting adalah dirinya sendiri. Tidak peduli bagaimana keluarganya yang mati-matian berjuang untuk dirinya.
"Eomma akan melakukan apapun agar hutang appa mu berkurang dan mencukupi kebutuhan kita. Kau hanya perlu sekolah saja, eoh? Jangan memikirkan apapun. " Mina berdiri, mendekati anak laki-lakinya itu dengan hati-hati, lalu mengusap surai rambut Jungkook, menyalurkan rasa nyaman disana.
"Sekeras apapun kau berusaha, hutang itu tidak akan pernah lunas eomma! , lagipula aku hanya bekerja menjadi pengantar makanan, itu sama sekali tidak berat untukku. Aku juga masih bisa belajar." Jelas Jungkook, menatap nanar Shin Mina.
"Aku pun sudah melakukan ini sejak dua tahun yang lalu, aku sudah terbiasa. Akupun tidak merasa terbebani, aku akan membantumu eomma. " Lanjut jungkook lembut, memegang tangan Shin Mina, meyakinkan ibunya bahwa ia tidak apa apa, Jungkook baik baik saja.
Shin Mina memeluk Jungkook, tangis yang sempat ia tahan, luruh kembali di bahu bidang anaknya yang sudah berusia 17 tahun itu. Wanita itu merasa bersyukur pada Tuhan, karena memberikannya anak sehebat dan sekuat Jeon Jungkook.
Ditengah semua kesulitan hidup yang ia hadapi, Mina masih memiliki alasan untuknya agar tetap hidup dan tersenyum. Alasan itu adalah Jeon Jungkook.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Save Me?✔
RomantizmMencoba membantu Jungkook yang dibully, membuat Lisa dijadikan korban bully selanjutnya oleh Taehyung. Dari situlah awal hidup seorang Cheon Lalisa berubah 180 derajat. Cheon Lalisa mengobati Jeon Jungkook, dan Kim Hanbin mengobati Cheon Lalisa. Ak...