"Janghyun! Disini!" Aku mengangkat tanganku tinggi-tinggi, melambaikannya agar Janghyun yang ada di sisi lain kerumunan itu dapat melihatku.
Seharusnya hari ini aku menikmati weekend di rumah sambil membaca komik komik tak terbaca yang menumpuk di pojok kamarku, tapi lagi lagi karena perjanjian bodoh yang kubuat dengan Janghyun aku tidak bisa menikmati weekend ku yang tenang ini.
Semakin Janghyun berjalan mendekat ke arahku, aku tersadar kalau dia menggendong seorang gadis kecil di tangannya, aku memiringkan kepalaku penuh tanya.
"dia adikmu?" Tanyaku tersenyum kepada gadis kecil itu.
"Bukan" sangkalnya, gadis kecil dengan rambut kecoklatan yang di gulung keatas itu tersenyum polos kepadaku, dia mengangkat kedua tangannya ke arahku, terlihat seperti ingin meraihku.
"Kalau gitu keponakan ya?" Aku tersenyum gemas melihat keimutan gadis itu, sembari memberikan tanganku yang langsung di genggam erat oleh kedua tangan mungilnya itu.
"Dia anakku" Ucap Janghyun yang seketika membuatku melotot kepadanya.
"Bhahahaha, ternyata kau bisa bercanda juga yaa, kau pasti sangat menyayanginya sampai menganggap anak sendiri" aku terbahak mendengar jawabannya yang jelas jelas bohong itu.
"Lagipula si imut ini tidak ada mirip miripnya denganmu tahu! Tidak akan ada yang percaya jika kau mengakuinya sebagai anakmu"
"Tapi dia benar-benar anakku"
"Terserah deh, ngomong ngomong siapa namanya?"
"Jang yena"
"Apa aku boleh menggendongnya?"
"Tentu" Janghyun dengan hati hati menyerahkan yena ke gendonganku.
"Hai yena, namaku sena, oh! Nama kita mirip ya? Orang orang pasti akan mengira kita bersaudara!" Gurauku terkekeh, yena terus menyentuh wajahku, dia menatapku Lamat-Lamat.
"M-ma~ma" perkataan yena yang tadinya hanya terdengar seperti campuran alfabet yang tak berarti tiba tiba ia mengatakan satu kata yang jelas, membuatku dan Janghyun membeku mendengarnya.
"Dia barusan mengatakan apa? Apa aku salah dengar?" Tanyaku masih melebarkan mataku.
"Itu kata pertama yang diucapkannya" ujar janghyun yang menganga di sampingku.
"Ini buruk! Ini seharusnya menjadi momen besar untuk ibunya, bisa bisanya aku merampas momen berharga itu"
"Ibunya sudah tiada dari saat dia lahir"
"Eh!? Begitu ya...T-tapi tetap saja" saat mendengar perkataan Janghyun aku menatap yena iba, masih sekecil ini dia sudah kehilangan ibunya.
"Yena... aku bukan mamamu" ucapku berusaha terdengar lembut.
"Ma-ma! Mama!" Yena tersenyum lebar saat mengatakan itu, bagaimana aku bisa menolak anak seimutnya?
"Apa kau keberatan jika yena juga ikut makan bersama kita?" Tanya janghyun
"Tidak! Tidak sama sekali kok"
kami bertiga lalu memulai perjalanan kami mencari tempat makan sambil berjalan jalan.
"Bagaimana kalau disana? Disana juga ada menu anak anak, yena jadi bisa ikut makan juga!" Aku menunjuk antusias restoran yang berada di sebrang jalan.
"Baiklah ayo kesana" Angguk Janghyun setuju.
Sampai di depan restoran itu kami disambut oleh salah satu waiter wanita.
"Selamat datang! Adiknya lucu sekali! Sangat mirip dengan ibunya. Khusus hari ini kami ada diskon keluarga lhoo" sambutnya sambil tersenyum melirik ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuck Off!! [Lookism X OC]
Fanfictionughh kenapa semua orang-orang mencolok ini selalu menganggu kehidupan biasaku yang damai?!! -ALL CHARACTER BELONG TO PARK TAEJOON-