PROLOG

92 80 18
                                    

"Bang, seandainya mamah masih ada mungkin kita masih dapat kebahagiaan, dan mungkin kita gak bakal pernah di pukul papah lagi."

"hahaha, sebanyak apapun kata seandainya keluar dari mulut kamu itu gak akan sama sekali membuat perubahan bagi kita, sekarang kita harus ikhlas untuk kehilangan mamah . Kebahagiaan kita bukan hilang cuman lagi berlibur sebentar saja, pasti nanti balik lagi. Masalah papah pukul kita mungkin karena kita nakal, udah ya sekarang kamu tidur jangan nangis lagi. Emang nya kamu mau mamah ikut nangis gara gara kamu?"

★★★

Ia menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kamarnya dan saat membuka pintu ruangan bernuansa putih abu itu ia melihat kotak memori yang tidak pernah di sentuh setelah beberapa tahun lamanya.

Saat membukanya, ia tersenyum mengingat kenangan yang berada di sana saat bersama ibu nya yang kini telah tiada.

Tapi, tiba-tiba saja ia masuk ke dalam salah satu foto dan melihat kejadian ulang secara langsung. Lebih tepatnya--melihat kejadian saat orang yang paling ia sayang pergi untuk selamanya.

Tak pernah lupa akan kejadian tersebut. Semenjak kematian ibu nya ia menjadi lebih pendiam dan diliputi dengan rasa bersalah serta rasa tak percaya diri.

Semua nya bermula dari sana. Tentang perasaan, lika-liku kehidupan dan pahitnya hubungan.

Seano GraksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang