Setelah Marie membaca chat terakhir dari asisten suami nya Marie lebih memilih diam sejenak dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan anak-anaknya.
"Mamah!! Seno tadi abis liat adek, dia ganteng banget kaya Seno, tapi nama dia siapa ya mah? kalo aku namain dia Granolla pasti bagus banget terus nanti di panggil nya Olla kaya di film yang Seno tonton kemarin" Ocehan Seano yang sangat nyaring sontak membuyarkan isi kepala Marie dan Marie pun menggendong anak pertamanya itu di atas kursi roda lalu mengecup kening sang anak tercinta.
"Tuhkan mamah gak denger lagi, Mamah ngeselin huh"
"Hahaha mamah denger kok sayang, masa iya sih adek nya di namain itu, gimana kalo namanya Dallion aja?"
"Dallion namanya bagus, pokoknya nanti kalo dia besar dia harus kaya singa kaya namanya!"
"Kalo Seno nanti udah besar mau jagain mamah sama Dallion ajaa" kata Seano sambil memeluk serta mencium pipi sang ibunda.
Knop pintu ruangan terbuka yang artinya ada seseorang yang akan memasuki ruangan tersebut. Suara renyah tawa terdengar dari luar pintu dan menampilkan Marel dan Cyelle yang asik bencengkrama satu sama lainnya.
"Gimana masih ada yang sakit? aku tadi baru selesai bayar administrasi dan hari ini pun kamu udah boleh pulang. Berhubung bunda pengen ketemu kamu jadi lebih baik untuk beberapa waktu kamu tinggal di Surabaya dulu sampai suami kamu itu pulang" Marel tahu betul jika sekarang Marie sedang banyak pikiran terlihat jelas pada wajahnya yang cantik dan lagi kembarannya itu tidak ingin di ganggu.
"Kalo aku pindah ke Surabaya juga pasti Dio gak akan cari aku, toh mungkin dia akan senang jika aku dan anak-anak pergi dari kehidupan nya" terang Marie kepada dirinya sendiri.
"Marie? mau kan kamu tinggal di rumah yang dulu?" Suara Marel kali ini lebih kencang dan membuat Marie tersadar dari lamunannya.
"Iya Rel kayaknya aku mau di Surabaya, aku juga kangen Bunda sama Ayah tapi sebelumnya aku pengen ke rumah dulu buat ambil keperluan Seno sama Dallion".
Kritsar di sinii!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seano Graksara
Teen FictionSeorang pria dengan paras tampan dan menawan berbalur lembutnya senyuman dan cerah matanya. Berjalan bersama sang adik untuk menyusuri lika liku kehidupan. Tunggu, bukankah mereka sedang bertamasya? Ahh sial, aku hampir saja mengores kisah hidup pah...