O5. Berpindah ke Surabaya

25 28 2
                                    

"Maaf aku ngerepotin kamu terus Rel" kata Marie kepada saudara kembarnya yang sedang membereskan beberapa barang yang berada di ruangan rumah sakit yang ia tempati.

"Udah gak usah minta maaf terus, kamu itu kembaran aku jadi udah sepatutnya aku kaya gini. Mending kamu susul anak-anak di mobil, bentar lagi ini juga beres" balas Marel.

Marie hanya mengangguk lalu meninggalkan Marel yang tengah mengambil beberapa barang yang berada di laci, ia pun sesegera mungkin menggendong anak keduanya dan menyusul Seano serta Cyelle yang berada di dalam mobil.

Saat Marie keluar dari ruangan, ia melihat seorang pria bertubuh kekar sedang mengandeng lengan wanita dan mengendong anak perempuan yang memakai pita di kepalanya, Marie sangat terkejut karena pria tersebut benar-benar mirip suami nya.

'itu Dio? bukannya dia masih ada urusan ya? masa sih dia? gak mungkin banget. Apa aku ikutin aja?tapi buat apa?kalo beneran Dio bagaimana? aku harus berbuat apa? udahlah mending aku ikutin aja?' beberapa pertanyaan muncul di benak Marie, ia tidak tau harus bagaimana lagi selain mengikuti pasangan tersebut demi kebenaran yang ia pikirkan.

Marie terus mengikuti pria tersebut yang sekarang tengah berada didalam ruangan kandungan, entah apa yang ada di benaknya Marie, ia yang seharusnya sudah berada di mobil dan berbincang dengan anak pertama tetapi malah memperhatikan keluarga lain dan lagi ia masih menggendong Dallion.

"Mom will i have a sister?" tanya seorang anak kecil perempuan yang berada dalam gendongan sang pria yang sangat Marie ingin tahu.

"If true, I will take care of my sister after she is born! em yep i will also have a friend to play. Dad apa nanti kita bisa melihat pantai bersama? aku ingin dia melihat bagaimana kepiting berjalan!!" anak kecil tersebut tak ada habisnya mengoceh, bahkan ia menggunakan bahasa inggris untuk mengobrol dengan kedua orang tuanya.

"Haha ofc dear, now let's go home and watch your favorite movie" balas pria yang sedang menggendong nya itu.

"Diova apa kamu yakin akan menceraikan istri pertama mu itu demi aku?" seorang wanita yang lebih tua dari Marie itu menatap lawan bicaranya.

"Sudahlah jangan membahas itu, saya sudah lelah menjawab pertanyaan kamu yang kurang penting. Lebih baik kamu jaga kesehatan demi anak saya" pria tersebut berjalan mendahului wanita yang sedari tadi menatap nya.

Betapa terkejutnya Marie melihat interaksi keluarga tersebut dan oh ya pertanyaan serta omongan dari asisten suami nya itu benar. Pria yang tadi itu adalah Diova. Suami Marie.

Tetapi bagaimana bisa suami nya itu membohongi nya, bahkan dalam saat sulit pun ia tetap sendirian, tidak seperti wanita tersebut yang selalu Dio temani. Air mata Marie terjatuh begitu saja, Dada nya terasa sesak, hati nya serasa hancur, ia benar-benar kaget dengan kejadian yang telah ia lihat tadi.

"Haha ternyata selama ini aku terlalu bodoh sampai di bohongi pun aku percaya, aku benar-benar akan pindah ke Surabaya dan tak akan berhubungan dengan Diova ataupun keluarga nya itu, dengan seperti itu kedua anak ku tidak akan mengetahui sifat papah nya yang jahat." monolog Marie pada dirinya sendiri dan ia pun dengan langkah cepat akan menyusul keluarga nya yang berada di mobil, mungkin saja mereka sedang mengkhawatirkan nya.

gimana-gimana?? part ini menurut aku agak sedikit aneh, mungkin karena ada beberapa kata yang kurang tepat, tapi untuk selanjutnya aku kan berusaha keras buat bikin cerita ini lebih menarik, jangan lupa di tap tombol bintang nya terimakasih!!

Seano GraksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang