Chapter VII ; Longing.

2.6K 291 24
                                    

Sudah 2 minggu sejak kejadian itu, semenjak itu pula si surai merah muda tak pernah lagi menampakkan dirinya dimana-mana. Ia tak datang kuliah, bahkan teman-temannya juga tak ada yang tau dimana keberadaan si pemilik wajah bertato itu.

Megumi tak mencarinya. Lebih tepatnya, ia berpura-pura tak peduli. Padahal nyatanya, si surai legam itu selalu nampak gusar, tak fokus melakukan apa-pun, atau bahkan ia tak punya gairah hidup.

"Berhentilah memasang tampang jelekmu, mataku jadi sakit" Gurau gojo satoru.

Gojo mendapat hadiah sebuah tatapan tajam dari megumi.

"Lebih baik kau keluar" Usir megumi, saat ini ia sedang tak ingin diganggu

"Hei hei, kasar sekali. Aku hanya ingin menghibur keponakanku yang kawaii ini" Sebuah jitakan mendarat di dahinya, ia meringis.

"Keluar" Ujar megumi dingin.

Gojo tertawa renyah "Kau tak mau tau keberadaan Sukuna?"

Megumi yang awalnya berjalan ke arah kamarnya tiba-tiba menghentikan langkahnya setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan si surai putih. Matanya membulat sempurna.

Jujur saja, Megumi merindukan roommate-nya itu.

Megumi menunduk, menyembunyikan matanya. Ia lalu menggeleng. "Aku tidak peduli"

Gojo yang paham akan raut wajah megumi, menghela nafas. "Dia pulang kerumahnya, di Jerman" Ujar gojo tiba-tiba.

Megumi mematung. Air matanya tiba-tiba keluar begitu saja. Apakah sukuna membencinya hingga meninggalkan megumi tanpa sepatah kata pun?

Ia memasuki kamarnya, lalu menangis. Apakah sukuna benar-benar membencinya? Apakah ia tak mencintai megumi lagi? jika itu benar, maka itu adalah hal terburuk dalam kehidupan megumi.

Megumi yang lelah karena terlalu banyak pikiran, akhirnya tertidur. Ia mengantuk karena terlalu banyak menangis.

Keesokan paginya Megumi bangun dengan kepala berat, mata bengkak dan badan yang lelah. Ia memutuskan untuk absen kuliah.

Megumi berniat sarapan setelah mandi tapi ia urungkan setelah melihat pintu kamar sukuna terbuka. Ia terbelalak. Apakah sukuna pulang?. Ia lalu menerobos masuk ke kamar sukuna dan mendapati seseorang dengan surai merah muda.

"Yuuji?"

Sosok bernama Yuuji itu berbalik dan menemukan Megumi.

"Megumi-san, apa yang kau lakukan disini?" tanya Yuuji yang sama kagetnya dengan megumi.

"Karena ini adalah rumah sewa tempatku tinggal"

"Ah jadi kau rupanya" sosok bernama Yuuji itu menggangguk-anggukkan kepalanya, Ia lalu kembali melakukan pekerjaannya.

Megumi gugup, haruskah ia tanyakan?

"Yuuji, apa yang terjadi pada Suk- maksudku pada Ryoumen-san?

"Entahlah, dia hanya menyuruh membereskan kamarnya. Dasar, seenaknya saja" Gerutu Yuuji.

Megumi merenung. Mengapa harus dibersihkan? apakah sukuna akan pindah? banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin megumi tanyakan pada roommatenya.

───

Malam itu, emosi megumi makin menjadi-jadi, bagaimana tidak, saat ini Gojo dan Yuuji menginap di rumah sewa megumi. Sebenarnya megumi tak memperdulikan itu, tapi yang membuat megumi kesal adalah- Mereka sedang bermesraan di depan megumi yang sedang dilanda kesedihan.

Megumi kesal, sangat-sangat kesal. Ia mencoba menahan amarahnya, namun gagal karena mereka berdua sedang bermanja ria dikasurnya.

Perempatan emajiner nampak di dahi megumi, Ia segera bangkit dan meninggalkan kedua orang itu. Ia memutuskan untuk tidur di kamar sukuna malam ini. Sebenarnya megumi ingin tidur di ruang tamu, tapi saat ini sedang musim dingin, ia tak mau mati muda karena kedinginan.

Megumi mulai memejamkan matanya, ia sangat mengantuk.

Sensasi hangat apa ini? Seperti ada yang meniup dahi. Megumi merasa nyaman, ia segera merapatkan diri, mencari posisi terbaik.

"Apa kau tidak ingin bangun?" suara berat yang terdengar tak asing itu membuat megumi langsung membuka matanya.

Saat mendongak, Megumi mendapati wajah tatto khas orang yang dirindukannya. "oh, apakah aku jadi bermimpi sekarang?"

"bisa jadi, tapi tidak untuk sekarang"

megumi membulatkan matanya, "k-kau asli?" ia menangkup pipi sukuna, tiba-tiba saja air matanya mengalir begitu saja. kerinduan yang dibendungnya selama ini seperti terangkat ketika melihat wajah sukuna.

"hei, ssut. jangan menangis, aku disini" sukuna memeluk megumi erat. "maafkan aku"

megumi makin menangis sejadi jadinya. "t-tidak, a-ku yang minta m-aaf karena sudah marah-" ucapan megumi terpotong karena sukuna langsung membekap bibir megumi menggunakan bibirnya.

setelah beberapa menit, megumi kehabisan nafas. ia memukul dada sukuna "hah hah, kau mau membunuhku?"

"maaf" ia mengecup dahi megumi, mengirimkan sensasi hangat ke dada megumi.

Tanpa sadar, ia kembali terlelap dalam pelukan roommatenya.

───

Matanya mengerjab pelan, Hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah, Sukuna- roommatenya sekaligus pacarnya yang menghilang lebih dari dua minggu dan tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Ternyata itu bukan mimpi" Megumi hendak bangun untuk bersih-bersih, ini sudah siang tapi ia baru bangun.

"Jadi, kemana kau selama ini?" Sukuna yang sedang menata bajunya, tiba-tiba berhenti.

"Hanya berjalan-jalan" Bohong sukuna.

"Jangan menipuku, aku tau kau pulang. Lagi pula, jalan-jalan tidak akan menghabiskan waktu sampai 2 minggu" interogasi megumi.

"Apa Yuuji memberitahumu?"

"Kau tak perlu tau, jawab saja pertanyaanku. Apa yang kau lakukan di Jerman?" Akan aneh jika megumi menganggap ini semua hanya masalah sepele, ia perlu penjelasan.

Sukuna menghela nafas "Baiklah baiklah. Aku pulang ke Jerman karena ibuku sedang sakit, maaf tak sempat memberimu kabar. Aku hanya takut akan mengganggumu" sukuna memeluk megumi dari belakang.

"Begitukah? maaf, aku tak tau. Bagaimana keadaan ibumu?" megumi sedikit merasa bersalah karena menuduh sukuna yang tidak-tidak, ia kira sukuna berselingkuh dan melarikan diri ke Jerman.

"Sudah baikan" sukuna memejamkan matanya, ia merasakan sesuatu dibawah sana mulai terbangun.

Megumi yang merasakan sesuatu menusuknya dari belakang, jadi terkejut sekaligus memerah.

"A-apa yang kau pikirkan, dasar mesum" Megumi mencoba melepaskan pelukan yang mulai menjadi aneh itu. Namun, sukuna enggan melepasnya.

"Aku merindukanmu" Ia menjilat telinga megumi "Bagaimana denganmu?".

Megumi makin memerah, Ia jadi lemas. "H-hentikan". Bahkan ia tak memiliki kekuatan untuk sekedar berbicara.

"Apa kau yakin ingin berhenti?" Goda sukuna, membuat megumi jadi ikut terangsang.

Sukuna langsung melumat bibir megumi dengan rakus, mengecap rasa manis yang selama ini ia rindukan dan berakhir tumpang-tindih di kasur.

───

TBC

Roommate, Sukufushi. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang