Chapter XI ; Past.

1.6K 158 3
                                    

Jepang, Maret 2012

Tegang. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan di sebuah ruang makan keluarga konglomerat yang sedang naik daun saat ini.

"Sudah kuputuskan. Aku harus menyewa seorang Bodyguard untuk mengawalmu!" perintah seorang pria paruh baya yang sepertinya adalah kepala keluarga disini.

"Tapi ayah, aku sudah besar! Lagi pula itu sama sekali tidak disengaja." Ujar seorang pemuda bersurai jabrik, mata biru lautnya memandang penuh pembangkangan. Ia sebenarnya sangat lelah dengan ayahnya yang selalu saja over protective untuk hal-hal kecil.

Helaan nafas terdengar dari sang ayah. "Dengar Megumi! Aku sudah berjanji pada ibumu untuk selalu melindungimu" sang ayah memandang anaknya dengan tatapan sedu. "Aku sudah tak mau kehilangan keluarga lagi, cukup ibumu saja yang meninggalkan kita, kau tidak perlu!"

Si surai jabrik termenung, perkataan ayahnya baru saja membuat hatinya lemas. Apalagi itu menyangkut tentang sang ibu.

Megumi menghela nafasnya. "Ya baiklah" ia berujar enggan.

"Nice Kid" Ayahnya tersenyum.

"Tapi aku punya syaratnya"

"Katakan"

"Kau harus mengajakku berjalan-jalan ke Jerman"

"Hm..." Sang ayah terlihat meminang permintaan anaknya "Baiklah"

Megumi tersenyum penuh kemenangan.

"Ayah"

"Hm?"

"Bagaimana ibu meninggal?"

Sang ayah mematung, ia terkejut. Selama sepuluh tahun ia membesarkan anaknya seorang diri, ini adalah pertama kalinya Megumi menanyakan tentang sang ibu.

"Kau yakin ingin mengetahuinya?"

"Ya"

"Kenapa?" Pria yang lebih tua memandang anaknya dengan lembut.

"Hanya ingin, aku tidak memaksa"

"Baiklah"

"Pada zaman dahulu kala-"

"Ayah! lakukan dengan benar"

Ayahnya terkikik geli "Baiklah."

Kemudian Toji A.k.a Sang ayah menceritakan semuanya, mulai dari mereka bertemu hingga berakhir menjadi love interest.


The United Kingdom, 2006

"Tangkap bajingan itu!" Seru seorang wanita muda bersurai brunette menggunakan jaket kulit hitam, penampilan yang mirip dengan seorang Gangster.

Sedang seorang pria bersurai hitam legam mencoba berlari sekuat tenaga agar tak tertangkap oleh segerombolan pria berotot, walaupun dirinya bisa dikatakan berbadan besar dan berotot namun ia yakin tak akan bisa menghadapi banyak orang sekaligus.

"Shit" Umpatnya sembari berlari, ia memasuki sebuah toko bunga di pinggir jalan dengan niat untuk bersembunyi.

"Selamat datang Tuan, ada yang bisa saya bantu?" wanita bersurai hitam tersenyum ramah.

Ia melihat sekeliling "Ah tolong beri saya beberapa bunga mawar" Pria itu mendudukkan dirinya di bangku panjang yang terdapat di dalam toko itu, ia menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya.

"Baik tuan, tunggu sebentar" Tak lama, wanita itu membawa Bunga mawar yang dibungkus rapi.

Baru saja ia ingin membayarnya, tiba-tiba segerombolan pria tadi kembali terlihat di depan toko. Dengan cepat ia bersembunyi di bawah kolong meja yang ada di meja kasir.

Roommate, Sukufushi. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang