Chapter XVII : Mi tesoro.

1.5K 117 9
                                    

Berita tentang sadarnya sukuna, menyebar hingga ketelinga teman-temannya.

Mereka semua langsung menjenguk sukuna, namun tetap tak diperbolehkan masuk, karena sukuna masih dalam keadaan kritis.

Alhasil mahito, nanami, gojo dan yang lainnya hanya memandang dari jendela.

Hanya 3 orang yang diperbolehkan masuk, Megumi, Yuuji dan juga ayahnya.

mereka terlihat berbincang dan sesekali tertawa.

"Syukurlah ia kembali" mahito tersenyum bahagia melihat kawannya itu tersenyum meski dalam keadaan lemah.

"Kau benar"

"Kasian dek megumi jika ditinggal"

Gojo dan yang lainnya mengangguk tanda setuju dengan itu.

.

"Terima kasih sudah bertahan" ayahnya memeluk sukuna bersaama yuuji. Bersyukur kedua putranya masih bersama dengannya.

Sukuna hanya mengangguk, ia masih belum punya tenaga untuk sekedar berbicara.

Yuuji tak bisa membendung air matanya, ia menangis histeris.

Persis seperti megumi kemarin.

"Kau.. kakak yang payah. Selalu membuatku menangis" Ujarnya di tengah isakan.

".. ma-af" sukuna mengatakannya denga suara yang benar-benar kecil.

Yuuji kembali menangis sejadi-jadinya.

Interaksi ketiganya mengundang air mata bagi yang menyaksikannya. termasuk megumi dan orang-orang yang mengintip.

"Sialan, ini menyedihkan" Gojo mengusap air matanya.

di sambut anggukan oleh teman-temannya.

"Kalau begitu, ayah dan yuuji akan pamit. Kami berkunjung lagi besok" Sukuna mengangguk.

"Megumi, kutitip dia padamu nak"

"Baik, paman"

"Terima kasih"

"Tidak masalah, saya senang melihatnya sehat"

Pria paruh baya itu tak henti-hentinya berterima kasih kepada megumi yang selalu setia menunggu sukuna, bahkan disaat semua orang berkata tidak ada lagi harapan untuk sukuna.

.

Time skip.

Empat bulan setelah sukuna sadar.

Kemampuan berbicaranya telah kembali, membuat megumi selalu bersyukur.

Tiga bulan setelahnya, Sukuna diperbolehkan pulang.

Akhirnya, setelah penantian 2 tahun 7 bulan Megumi, hari ini tiba juga. Hari dimana ia akan bersatu kembali dengan kekasihnya.

"Kau yakin akan mengurus pria cacat selamanya?" Tanya sukuna kembali, saat ini mereka sedang di pekarangan rumah sakit. dibawah pohon rindang megumi duduk di bangku sedangkan Sukuna mengenakan baju khas rumah sakitnya diatas kursi roda.

Megumi mendengus "Sangat yakin." ucapnya dengan senyuman.

"Ah aku punya kabar baik dan kabar buruk untukmu" Lanjut megumi dengan antusias.

"Mana yang mau kau dengar dulu?" lanjutnya

"Entahlah, mungkin yang buruk dulu"

"Baik, kabar buruknya adalah.. kau tidak bisa berjalan"

Sukuna menghela nafasnya "Aku tau"

"Lalu, kabar baiknya?"

Wajah megumi berseri. "Kabar baiknya, Itu tidak permanen"

Roommate, Sukufushi. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang