Chapter XIV ; ifly.

1.5K 139 16
                                    

Ryomen sukuna sudah lupa kapan terakhir kali ia merasa setenang dan sedamai ini, kapan ya terakhir kali ia merasakan perasaan ini? Mungkin saat masih kecil?.

Keadaan semakin membaik, baik itu ibunya atau Megumi. Perlahan semuanya kembali ketempatnya masing-masing.

"Sukuna"

Seseorang memanggilnya.

Ia membuka matanya, ah ini dibawah pohon rindang di taman. Sekitarnya dipenuhi rerumputan hijau segar dan langit biru cerah.

Saat mengalihkan pandangannya, ia melihat seorang pemuda bersurai hitam yang memakai pakaian serba putih, seputih susu. Rambutnya bergerak diterpa angin, 'betapa cantiknya' batin Sukuna.

Pemuda itu tersenyum hangat kearahnya.

Tanpa sadar, kakinya berjalan kearah pemuda bersurai gelap itu.

Dan memeluknya erat.

Sepertinya itu adalah bidadari yang diutus untuk dirinya?.

"Hei, bangunlah Sukuna. Waktunya sarapan" Interupsi Megumi membangunkan pemuda pink ini dari mimpi indahnya.

Ia mengguncangkan tubuh sukuna dengan keras, pasalnya ia sudah dari tadi mencoba membangunkan sukuna, tapi tak ada jawaban.

Hingga akhirnya sukuna membuka matanya, hampir saja megumi menyiramnya dengan air.

Selang beberapa menit terbangun, sukuna terus saja memandangi megumi.

"Ayo sarapan! mau sampai kapan kau melihatku?" titah megumi.

Sukuna tak bergerak, ia masih memandangi megumi dengan intens.

"Kau dengar tidak? Aku tau kau tidak─ uwaah" Sukuna menarik megumi kedalam pelukannya.

"A-ada apa denganmu?" cicit megumi.

Si surai pink itu semakin memeluknya erat "Aku merindukanmu, Megumi"

Deg.

Ah, jangan suara itu lagi. Suara serak semi-basah khas bangun tidur sukuna.

Megumi merona hebat, jantungnya berdetak kencang.

"B-baiklah, lepaskan aku" Megumi mencoba untuk berontak.

"Kau tidak merindukanku?"

"T-tidak" Bohong megumi.

"Sayang sekali" Sukuna berujar dengan nada kecewa.

Megumi berdecak, "Iya iya, aku juga" Jawabnya dengan suara kecil.

"Kau juga apa?" Provokasi sukuna

"iya aku juga.."

"juga apa?"

"Tsk"

"Kau juga apa, megumi?"

"Aku juga merindukanmu bodoh, Puas?"

Sukuna tersenyum penuh kemenangan, sedang megumi menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Kau imut sekali, Megumi. Aku mencintaimu" Ujar sukuna lalu mencium kening megumi dengan lembut.

Entah sudah bagaimana wajah megumi, yang jelas jantungnya berdetak sangat cepat.

"Selamat pagi" pemuda pink itu melepaskan pelukannya pada megumi lalu menuju toilet.

Sial, megumi merasa mual. Ribuan kupu-kupu seperti sedang beterbangan didalam perutnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Roommate, Sukufushi. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang