"Tidakkkkkk!!!" Teriaknya dengan keras setelah mengalami mimpi buruk, keringatnya mengucur deras, nafasnya tersenggal.
Untung saja ruangan kerjanya kedap suara.
"Haahh sial, mimpi itu lagi" Ia menggaruk rambut pinknya kesal, matanya melirik kearah jam yang menunjukkan pukul 23.32 malam.
Ngomong-ngomong, Sudah 4 tahun berlalu semenjak sukuna dan megumi tinggal bersama. Selama itu pula, telah banyak yang berubah.
Mereka sudah tinggal di apartment dan bukan kost kost kecil lagi.
Sukuna sudah jadi CEO dari perusahaan ayahnya yang bergerak dibidang Investasi saham. Megumi juga sudah menamatkan kuliah S1 nya dan sekarang kerja di kantor Sukuna.
Yah sebenarnya Sukuna yang memaksa megumi untuk kerja disana, katanya untuk mempermudah. padahal nyatanya, ia hanya tak ingin jauh jauh dari megumi.
Megumi sendiri tak keberatan, toh ia kerja dengan usahanya sendiri dan mendapatkan gaji seperti karyawan pada umumnya.
Jika kalian menanyakan kenapa mereka tidak menikah, maka sukuna akan mengatakan 'tunggu saja sialan, aku akan melamarnya hari ini juga' begitu katanya.
Maka diraihlah jasnya yang tergeletak di sofa ruangan dan pergi menuju ruangan kerja sang kekasih.
Ia memantapkan diri, namun tetap saja merasa gugup. Tapi ia tetap harus melamarnya malam ini juga. Bahkan ia sudah membeli cincin.
Ia berdehem lalu mulai berlatih menyiapkan kalimat apa yang harus ia ucapkan agar terlihat keren "Megumi, apa kau mau jadi istriku?" ah tidak-tidak, megumi itu kan laki-laki, apa bisa disebut istri?
Sukuna menggeleng "Megumi sayangku, apa kau mau menjadi belahan jiwaku untuk selamanya?" Ah tunggu sebentar, itu terdengar aneh dan lebay.
Ia menempelkan dahinya pada dinding elevator, cicin itu ia genggam dengan erat.
Saat pintu elevator terbuka, terlihat seorang pria surai legam yang sepertinya ingin menggunakan lift itu juga.
"Sukuna, kau sakit?" refleknya tiba tiba menahan tubuhnya.
Sukuna yang tidak asing dengan suara itu, mengangkat wajahnya dan disambut dengan raut khawatir sang pria yang akan ia lamar malam ini.
Ia langsung menyembunyikan cincin itu di sakunya lalu tertawa canggung, "Aku baik, kau mau kemana?"
Sukuna mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ah benar, aku baru saja ingin menemuimu" Megumi menunjukkan sebuah berkas yang sukuna tatap dengan malas.
"Daripada itu, bagaimana jika kita berkencan saja malam ini?" Sukuna membuang berkas itu lalu menahan pergerakan megumi. Ia menatap dalam dalan iris megumi, perlahan mendekat dan mendekat.
Namun megumi yang sadar dimana mereka sekarang, langsung menahan sukuna yang semakin dekat.
"K-kita di kantor" Wajahnya sudah merah sekarang, rasanya sudah lama sekali terakhir kali mereka melakukan ini
Sukuna berdecak lalu melepaskan kungkungannya pada megumi, setelah lift terbuka menunjukkan lantai paling dasar, megumi berniat melarikan diri. Tapi tangannya di cekal oleh sukuna "Mau kemana? kita akan kencan"
"T-tapi ini sudah terlalu larut, besok saja bagaimana?" memang benar sih, ini sudah pukul 23.58, tengah malam.
"Aku tidak peduli" Ia segera menarik megumi menuju mobilnya yang terparkir di depan gedung.
"Setidaknya biarkan aku ambil tasku"
"Akan kusuruh orangku mengambilnya"
Megumi menghela nafas, ia pasrah. lagipula sudah lama mereka tidak berkencan.
"Baiklah, kemana kita akan pergi?" Megumi menatap sukuna yang sedang menyetir.
"Kau punya suatu tempat yang ingin kau kunjungi?" Sukuna bertanya balik.
"Kalau begitu kita pergi ke hotel yang gojo dan yuuji kemarin sarankan, bagaimana?"
Sukuna bingung, tumben sekali megumi ingin ke hotel "Kau yakin?"
Megumi mengangguk antusias "kita bisa berdansa dengan musik klasik d-dan melakukan hal itu" ia memelankan suaranya diakhir, lumayan malu. ini pertama kalinya ia yang mengajak sukuna melakukan seks.
Sukuna tersenyum senang, ah lucunya. "Baiklah sayang" diusapnya lembut rambut sang kekasih. Ia bahkan lupa memerhatikan jalanan.
"AWAS"
Sukuna reflek mengerem mobilnya.
Ia mengambil nafas dalam, hampir saja ia menabrak mobil truck yang sedang berhenti di pinggir jalan.
Ia menatap megumi yang sama sama meraup banyak oksigen. Tangannya gemetar akibat terkejut. Ia pikir ia akan mati hari ini.
"Megumi kau baik baik saja?" Sukuna menarik megumi kedalam pelukannya.
Dirasanya tubuh megumi begitu tegang dan mengeluarkan keringat dingin, sukuna dengan lembut mengelus punggung megumi untuk menenangkannya.
"Maaf, maafkan aku"
"Ti-dak, Mungkin sebaiknya kita segera ke hotel dan beristirahat" Megumi mencoba menenangkan sukuna yang panik.
Sukuna menyetujui sarannya, lagipula sedikit lagi mereka tiba.
Jalanan di sekitar sini memang lumayan kecil, hanya ada dua arus dan dipinggirnya adalah jurang. Makanya sukuna terkejut, bagaimana bisa ada orang tak bertanggung jawab meninggalkan mobilnya di jalanan sempit begini.
Sukuna mengulir mobilnya untuk menuju jalur satunya. saat sudah setengah jalan, sebuah mobil truck dengan kecepatan tinggi menuju kearah mereka.
Brak.
Suara hantaman mesin yang begitu keras.
Membuat mobil yang sukuna dan megumi tumpangi jatuh kedalam jurang.
Mobil itu terbalik dan tersangkut di sungai. Megumi terlempar keluar dan menghantam tanah di pinggiran sungai.
Boom.
Mobil itu meledak beberapa menit setelah terjatuh, menyisakan megumi yang tak sadarkan diri.
.
Suara sirine terdengar begitu jelas di sepanjang jalan Tokyo pada dini hari itu.
Ditemani dengan dinginnya malam.
Megumi menitihkan air matanya dalam ketidak sadaran.
Apakah ini akhirnya?
Hari dimana seharusnya menjadi hari bahagia mereka, malah menjadi malapetaka.
______
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate, Sukufushi. ✅
RomantikRyomen Sukuna menemukan dirinya terjebak dalam hubungan intim bersama Megumi Fushiguro, seorang mahasiswa tingkat pertama sekaligus roommatenya. Megumi yang saat itu sedang terpengaruh oleh obat perangsang, tiba-tiba mengajak Sukuna untuk melakukan...