"Talica! Tapi kamu gak tau, di depan ada-"
"Ada apa? Wanita cantik pakai kebaya Bali?" tebak Talica yang tak menghentikan kakinya memasuki lift di susul oleh Michael.
"Bukan itu!"
"Ngaku aja, pasti kamu lihat yang glowing-glowing kan? Aku tau mata kamu sering kelewatan!"
Harus seperti apalagi Michael menjelaskan. Talica tetap tak paham. Gadis itu masih dengan pendiriannya untuk turun tanpa ragu.
Hingga di kaki lift, Talica langsung saja mengarah pada pintu depan melewati taman yang baru saja Michael dapati kakak Natha di sana.
"Talica! Dengerin aku dulu!"
Tak ingin Talica menjalar terlalu jauh, Michael meraih tangan Talica hingga membuatnya berhenti.
Terlihat mata Michael masih sibuk memantau sekitar sesekali, jangan sampai terdapat keluarga Natha di sana.
"Why?"
"Pakai masker. Di sini banyak debu." Mungkin dengan begini Michael bisa membuat Talica terhindar dari mata Maryam Buana.
"Mana ada. Di sini masih segar!" Talica tetap tak ingin. Ia berjalan dengan cepat meninggalkan tempat awal.
Bagaimana lagi usaha Michael menghentikan Talica? Ia lelah harus berbasa basi tetapi tetap saja tak ada hirauan.
"Eh!"
Namun, ada satu hal yang membuat Talica terhenti. Michael menyeimbangkan kakinya dengan keberadaan Talica.
Terlihat tangannya menunjuk pada satu hal. Tunjukannya itu membuat Michael mencari kemana arah telunjuk Talica mengarah.
Benar saja, hal yang tak diinginkan Michael terlihat tapi kali ini lebih parah.
Alexandria Minatha berada di depan sana. Ia tengah bersantai. Talica bisa memerhatikan dari kejauhan lewat topi pemberiannya saja.
"Bukannya itu Natha?"
"Kayaknya bukan."
"Nat-"
Michael mendaratkan telapak tangannya pada bibir Talica membuatnya tak bisa melanjutkan pembicaraan.
Agak lama Michael melakukan itu, semoga saja Natha tak mendengarkan panggilan Talica yang tak selesai.
Hingga akhirnya ia lepas. "Apa?! Berani kamu nyakitin mulut aku?!"
"Aku gak bermaksud gitu, tapi coba pikirin kalau sampai itu Natha beberan terus ada keluarganya. Konsekuensinya sama kamu juga."
"Kalau memang Natha, berarti hidup aku gak bakalan tenang lagi. Mungkin lebih parah dari kejadian Jakarta. Kenapa harus satu tempat lagi!"
"Kamu dengan Natha memang beda agama, tapi slide cinta kalian hampir mirip dengan orang yang sejodoh dan seiman."
Talica mengangguk setelahnya pergi meninggalkan Michael lebih depan. Ia sengaja lewat pada belakang penglihatan Natha saja. Talica tak mau mencari masalah lagi. Tujuannya ke sana hanya untuk mencari ibunya, tidak lebih.
Mereka melewati beberapa perempatan sambil menemukan berbagai tempat pemotretan. Talica mengambil banyak gambar bersama Michael untuk kenangannya di kota Bali.
'Sorai Bercerita.'
Salah satu gambar yang sempat di ambil oleh Michael ia posting pada instagram, memperlihatkan dirinya yang tengah bersantai dengan Talica.
Jelang lima menit, berbagai komentar negatif menyemprot pada Talica.
'Pasti mau susul mantan kan, Talica?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda Tuhan
Novela JuvenilSorai bercerita~ "Di kota Bali. Terluka untuk ke 1.674 kalinya, terdeteksi kehancuran sekitar dua kali perhari mengakibatkan keretakan mendalam. Aku harus mengadu pada Tuhan-ku." ~Talica_ Berdiam menatap kosong dengan pikiran yang kusut. Seolah lupa...