Bab 2 : REVISI

452 281 77
                                    

Friday, June 18 1455

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Friday, June 18 1455

11:40 P.M.


BINTANG-BINTANG dan gugusan gugusannya di langit malam memancarkan cahayanya. Bulanpun tak ingin kalah bersaing memancarkan sinar keperakannya.

Anjing-anjing hutan menyalak dan serigala-serigala saling melolong dalam kesenangan. Waktunya segera datang, puncak bulan purnama, malam pesta pora bagi para iblis 💀 berjubah hitam.

Hari sudah hampir tengah malam. Balkon istana menjadi semakin gelap. Tetes-tetes rintik hujan berjatuhan di atap dan terdengar suara langkah kaki muncul dari arah pintu balkon istana, diikuti suara napas yang tersengal-sengal. Tak lama berselang pintu menuju balkon istana berderit pelan dan terbuka.

Kriittt....

Muncul sosok pria paruh baya dengan baju rapi, dalam rompi beledru merah dan jubah sutra hitam panjang menyeret lantai. Pria itu memiliki tubuh yang ramping dengan tinggi sedang, rambut coklat kemerahan dan sepasang mata coklat walnut seolah menatap canggung kearah kedua pria di depannya yaitu Count Dracula dan Count Alexander.

"My Lord," pria itu memberi hormat sambil menekuk lututnya dalam-dalam.

"Ada apa Saint Voltaire?" tanya Count Dracula dengan suaranya yang berat dan serak-serak basah .

Voltaire menarik napas dan berusaha untuk membalas pertanyaan Count Dracula dengan suara yang lirih dan lembut, "Yang Mulia, mohon maaf atas kelancangan saya telah mengganggu pembicaraan tuanku. Saya ke sini untuk memberi tahu bahwa semua persiapan upacara telah selesai."

Count Dracula seketika langsumg berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati pria itu.

"Kamu pasti sudah bekerja keras untuk upacara ini, Voltaire," sambil menepuk pundak pria itu dan menatap matanya dengan penuh kepuasaan.

"Terimakasih my Lord," wajah Voltaire seolah tampak berseri gembira.

"My Lord, seluruh biarawan dan pendeta telah berkumpul di ruang upacara Targoviste. Kami semua menunggu kehadiran My Lord dan Count Alexander untuk memulai upacara tersebut," sambung Voltaire.

Count Dracula memutar tubuhnya dan melayangkan pandangannya ke Alexander.

"Sepertinya tak perlu berlama-lama, kita harus segera bergegas!"

Alexander membalas tatapan Count Dracula dengan senyuman. Kemudian bangkit berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan kearah pintu balkon istana.

HIS BLOODY BRIDE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang