Bab 5 : Midnight Touch

607 269 57
                                    

MALAM merangkak begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MALAM merangkak begitu cepat. Hari menjadi gelap gulita. Hanya ada jilatan sinar lilin yang meliuk-liuk ditiup angin. Tepatnya angin malam dari bukit-bukit hijau Carpathia bertiup lembut, menembus ruangan kokoh berdinding batu melalui mata jendela kamar mandi yang tak bertirai. Membawa aroma malam yang memabukkan.

Bonita menarik napas panjang, sesekali dia memijat-mijat kepalanya yang mulai terasa berat. Rambutnya yang panjang di cepol ke atas agar tidak basah terkena air. Tak ada suara, hening dan senyap, hanya ada suara jangkrik dan binatang malam di luar istana yang terasa nyaring di telinga.

Bonita mulai menggosok-gosok punggungnya dengan sabun aroma perpaduan Vanilla Orchid dan Musk, sehingga memberi kesan manis dan segar. Semburan air panas ke tubuhnya membuat uap-uap air mengembun di kaca rias. Tak lama, Bonita bangkit mengambil handuk menutupi tubuh telanjangnya. Dia sudah selesai mandi.

Hanya butuh sekitar lima menit bagi Bonita untuk berpakaian. Dia tak perlu repot-repot memakai gaun malam yang tebal dan panjang. Dia lebih suka tidur dengan pakaian dalam saja, yaitu bra tanpa kawat dan celana dalan hitam favoritnya. Selain nyaman, itu juga menjadi kebiasaan bagi dirinya sebelum bercinta untuk menarik perhatian "Mangsanya".

Sunyi makin mencekam, rasa lapar mulai menjerit-jerit di dalam perut Bonita. "Darahh!! Red Wine!!" pekik Bonita. Itulah pikiran pertama yang terbesit di benaknya. Setelah sekian lama perjalanan panjang, rasa lapar menjadi pertanda untuk mengisi bahan bakar.

Bonita bangkit mengambil sebotol Red Wine lalu menuangkannya ke beberapa gelas Burgundy yang telah berisi es. Tak lupa ia mencampur darah segar dari rak persediaan darah di kamarnya. Sambil memutar-mutar gelas Burgundy miliknya, Bonita sedikit demi sedikit menyesap cairan merah kental itu hingga tak bersisa.

"Aku masih lapar," gumamnya.

"Darah ini memang cukup bagiku yang seorang Vampir, tapi tidak dengan sisi Succubusku," sambungnya lagi sambil mengelus-elus perut ratanya itu.

"Aku membutuhkan seorang pria jantan untuk menghisap hasrat seksual mereka!!"

"Tapi dimana aku bisa menemukannya di saat saat seperti ini?" tanya Bonita pusing memikirkan stok makanan succubusnya.

Dia mulai gelisah sedari tadi, karena belum mendapat mangsa. Lebih tepatnya sudah seminggu dia belum melakukan seks akibat perjalanan jauh ke tempat ayahnya itu.

Bonita mondar mandir di depan tempat tidurnya, berpikir bagaimana caranya supaya dia bisa bertahan hidup di tempat ini. Dia sama sekali tidak tahu kondisi istana dan orang-orang baru di sekelilingnya.

Jika dia masih berada di tempat tinggalnya yang lama, ada jutaan lelaki tampan dan sexy yang suka rela menawarkan diri untuk bercinta satu malam dengannya. Walaupun sebenarnya di benak mereka ingin lebih dari satu malam.

"Haah sialan!" umpat Bonita.

"Terpaksa aku harus mencari mangsa besok atau meminta bantuan ayah untuk menyediakanku budak seks!"

HIS BLOODY BRIDE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang