Bab 16 : Sleeping Beauty

444 202 186
                                    

DI TEMPAT tidur yang indah, yang dipenuhi dengan berbagai kelopak bunga, berbaring seorang gadis dengan mata terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DI TEMPAT tidur yang indah, yang dipenuhi dengan berbagai kelopak bunga, berbaring seorang gadis dengan mata terpejam.

Gaunnya terbuat dari sutra dengan perpaduan warna putih dan merah muda, bersulamkan kupu-kupu cantik di atasnya. Membuatnya tampak seperti boneka yang sedang tidur.

Di sampingnya, pria berusia akhir 20-an itu nampak tampan dan gagah di balik setelan hitam pekatnya. Rambut hitamnya berantakan seolah orang itu tidak mempedulikannya dan membiarkannya begitu saja, atau mungkin dia tidak menyadarinya.

Dia memiliki rahang yang tajam. Auranya seperti pemburu yang berbahaya. Siapapun yang melihatnya merasa mereka adalah mangsanya. Lebih tepatnya, matanya yang merah bagai batu delima kini tampak lebih pekat dari darah, terus memandang wajah the sleeping beauty.

Namun pada detik berikutnya, ekspresinya berubah dari sangar menjadi sendu. Seolah-olah hendak menangis jika gadis jelita itu tak membuka matanya.

Dia menunggu dan menunggu dalam kehampaan kegelapan total. Dia sendirian dalam jurang kekelaman, tiada siapapun di sisinya selain the sleeping beauty.

Dia menundukkan kepalanya dan berlutut lalu menangkupkan kedua tangannya untuk berdoa. Memohon entah kepada Tuhan atau iblis? Terserah yang mana, dia tidak peduli.

Asalkan dia bisa melihat Lily nya sekali saja... Sekali saja berada di sisinya. Hanya dia. Hanya dia yang paling ia cintai, sampai pada titik dimana dia bersedia bunuh diri hanya agar dia bisa melihatnya kembali.

Dia sangat berarti baginya. Cintanya! Obsesinya! Gairahnya! Hatinya, jiwanya, tubuhnya, semua miliknya!

"KAMU MILIKKU... HANYA MILIKKU. Jadi jangan pernah berani untuk meninggalkanku!"

 Jadi jangan pernah berani untuk meninggalkanku!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Michael menurunkan pandangannya. Setelah sekian lama menunggunya, akhirnya dia bisa menyentuhnya, memeluknya begitu erat... Ya, di telapak tangannya yang dingin, Michael mengusap lembut pipi putih mulus Lily yang bagaikan susu.

HIS BLOODY BRIDE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang