SILENCE 17

357 44 8
                                    

[Silence 17 : Darah dibalas darah]

Brak!

Suara bantingan pintu yang sangat keras terdengar. Nyonya lan aka Cangse sanren baru saja datang dari pesta ulang tahun putranya itu, dengan wajah pucat dan sudut bibirnya yang dipenuhi linagan air liur menambah kesan buruk bagi dirinya yang baru saja dijahili oleh darah dagingnya sendiri, bayangkan saja Ketika dirimu memakan daging kekasihmu sendiri, itu sangat menjijikan.

Rasa marah melingkupi kepala Nyonya Lan yang nyaris meledak, bibirnya tak henti-hentinya mengeluarkan kata makian untuk wei wuxian yang telah berani membunuh kekasihnya!, dengan Langkah yang sudah mulai goyah, Cangse sanren merogoh ponsel cadangannya yang berada didalam sebuah laci kecil di lemari pakaiannya

Tak... Tak... Tak...

Cangse sanren mengetik dengan tak sabar. "Bajingan! Brengsek! Akan aku berikan hukuman kepada babi itu!" Geramnya "Dia lupa siapa yang telah merawatnya hingga sebesar sekarang!" amarahnya sedikit mereda ketika mendapatkan pesan dari seseorang

 "Bajingan! Brengsek! Akan aku berikan hukuman kepada babi itu!" Geramnya "Dia lupa siapa yang telah merawatnya hingga sebesar sekarang!" amarahnya sedikit mereda ketika mendapatkan pesan dari seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seringai kejam terukir jelas di wajah cangse sanren yang sudah memucat itu, "Dia akan merasakan apa yang aku rasakan!"

...

malam ini wei wuxian kembali mengunjungi rumah sakit tersebut, tentunya dengan Mantan nyonya Lan yang telah mengurus 'orangnya' . sepanjang perjalanan menyusuri lorong rumah sakit tidak ada yang berani bersuara, yang terdengar dari mereka adalah suara derap langkah yang menggema di sepenghujung lorong karna sepi.

"Kita sudah lama tidak bertemu nak, dan kau mengabaikan ku?" Liu jiu berbicara dengan santainya

Wei wuxian mendengus sebelum akhirnya meminum sekaleng minuman bersoda yang sejak datang ia bawa, "Apa yang harus aku bicarakan?"

"Cih, aku yakin ada yang harus kau bahas." Langkah wei wuxian terhenti, untuk beberapa saat Liu Jiu berpikir bahwa wei wuxian akan mengatakan hal penting, padahal pemuda itu hanya membuang kaleng minumannya yang telah kosong. desah kekecewaan Liu Jiu terdengar lagi

"Kau benar-benar melatih kesabaranku!" Tegas Liu Jiu yang mulai marah

Yang diajak bicarapun hanya fokus melihat lorong rumah sakit, tanpa kata sedikitpun, hanya sebuah senyuman ganjil yang terukir di kedua sudut bibirnya. 

bahkan hingga keduanya telah sampai dikamar milik orang yang wei wuxian 'punya', laki-laki itu tak juga bersuara ; "Apa kau serius tidak ingin mengatakan sesuatu?!" Kali ini dirnya berbicara dengan nada penuh penekanan

"Aiyoo..., Nyonya Jiu sangat peka" Ujar wei wuxian sambil melempar sebuah map coklat ke atas meja untuk para pengjenguk

Liu Jiu mengambil dan membuka map itu, dia bertanya "Apa ini?"

"Hadiah kecil dariku"

Tanpa menunggu lagi Liu Jiu membuka seluruh isi dalam map yang terdiri dari sebuah flashdisk, amplop putih dan sebuah kertas yang di isi tulisan tangan. pertama-tama Liu Jiu membaca tulisan tangan yang ada di selembar kertas, baru membaca paragraf pertama Liu Jiu berkomentar "Apa kau bercanda? untuk apa memberiku resep bulgogi? aku tidak suka makanan khas korea, lagipula aku tak butuh ini!" 

"Nyonya terlalu banyak bicara, silahkan baca hingga selesai!" ujar wei wuxian

Untuk kedua kalinya Liu Jiu membaca resep bulgogi itu, menurutnya tidak ada yang aneh... tapi saat dirinya membaca daftar bahan-bahan yang diperlukan, Liu Jiu shock hingga mulutnya menganga 

"Itu keren bukan?" Gila jika Liu Jiu mengatakan IYA

"Apa maksudmu ini anak muda???!" Liu Jiu berusaha memastikan

Wei wuxian tanpa rasa bersalah berkata "Itu resep bulgogi yang menurut ibuku rasa terenak sepanjang masa, bahannya cukup simpel bahkan orang yang tak bisa memasak pun bisa membuatnya"

akal sehat Liu Jiu di remas hingga lebur menjadi butiran pasir, dia tidak tahu apakah orang didepannya ini waras atau gila, mengganti daging sapi dengan daging manusia itu benar-benar ide terburuk yang pernah dirinya pikirkan

"Kau membunuhnya?" Wei wuxian mengangguk

Liu Jiu frustasi, nyaris gila! "Nak! kau membuat seseorang menjadi kanibal!"

"Lalu??."Brengsek dia sangat tenang, Liu Jiu yakin dia perlu ke psikolog

Dirinya ingin cepat ini selesai, dengan nafas yang belum stabil Liu Jiu mengambil amplop putih dan membukannya, isinya hanyalah delapan lembar foto, tapi Liu Jiu belajar dari pengalaman, dia tak bisa meremehkan ini!

dan benar saja, isi dari foto-foto itu adalah bagaimana tahapan pembunuhan hingga memasak korbannya, dan lebih gilanya lagi wei wuxian berselfie dengan senyuman imutnya, nampaknya Liu Jiu salah memilih kawan.

Ini gila! Liu Jiu sudah tak tahan lagi, dengan cepat wanita yang merupakan ibu dari lan wangji itu beranjak dan keluar dari kamar itu membawa map coklat, hadiah dari wei wuxian.

kini diruangan itu, hanya tersisa wei wuxian dan seorang pasien yang terbaring di ranjangnya

"Nenek aku datang" 

Orang yang berbaring disana adalah Baoshan Sanren, nenek sekaligus ibu dari Cangse Sanren. Beliau koma sejak dua tahun lalu akibat benturan dikepalanya, yang disebabkan oleh putrinya sendiri, Cangse sanren yang sudah dibutakan oleh uang dan kekuasaan memukul kepala sang ibu dengan kunci inggris hingga Baoshan Sanren dinyatakan koma.

Wei wuxian yang saat itu baru berusia delapan belas tahun mengalami tekanan mental yang kuat ketika mengetahui orang yang telah mendukung dan melimpahkan seluruh kasih sayang kepadanya dinyatakan Koma!

sejak saat itulah Wei wuxian berubah ke dirinya sekarang, tidak kenal ampun, dia akan membunuh siapa saja yang berhubungan dengan ibunya, tidak peduli itu anak buahnya atau antek-anteknya!

dia benci hidup, tapi dia juga benci mati.

"Nenek tahu? aku memberikan pelajaran kepada anak sialan itu, dia memakan daging gigolonya sendiri, aku yakin dia sangat menyukainya, karna aku menggunakan resep rahasia yang nenek ajarkan padaku dulu" sesaat kenangan-kenangan manis terlintas di otak wei wuxian, moment ketika dirinya dan sang nenek berbelanja bahan-bahan untuk membuat kue sus, ataupun moment saat sang nenek lari tunggang langgang di UGD saat tahu wei wuxian terjatuh dari tangga rumahnya 

atau ketika Wei wuxian memamerkan Mizumi kepadanya, semua itu adalah moment indah, nyaris layaknya mimpi

To be continue...

N/T: Agak pendek karna akunya sakit pinggang

SILENCE (Mdzs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang