10: Selembar Kisah Masalalu.

101 83 88
                                    

Hai..

●○●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●○●

Bahagia itu memang penting. Namun apa gunanya bahagia jika diatas luka orang lain?

~Jessica Arashelly Geandra~

○●○

Jessica berjalan sendiri di koridor kelas dengan kipas kecil berwarna ungu di tangan kanannya. Ia hendak menuju ke kantin karena kelasnya sedang free class. Kelas 12 IPA 3 memang sering bahkan terlalu sering free class, entah alasan apa guru guru begitu malas untuk memasuki kelasnya.

Namun apapun alasannya, Jessica juga tidak mau tau dan tidak peduli apapun tentang itu.  Ya baguslah jika guru sering tidak masuk, ia jadi punya banyak waktu untuk tidur di kelas dan jajan ke kantin. Positif thinking sekali kan mbak Jess ini.....

Namun hidup memang seringkali mengecewakan dan berjalan tidak sesuai dengan rencana. Niat hati mau ngisi perut dikantin malah jadi hancur seketika.

Jessica langsung membeku sejak detik pertama memasuki pintu kantin. Pemandangan di depan sana berhasil membuat mood-nya hancur sehancur hancurnya

Di depan sana ada seorang wanita paruh baya yang sangat  ia dikenali. Dia terlihat sedang mengompres suka memar pada seorang gadis, raut wajahnya menunjukan dengan jelas bahwa ia sangat cemas. Di samping gadis berambut hitam itu juga ada seorang pria paruh baya yang sedang mengelus lembut rambut gadis itu.

Terlihat seperti sebuah keluarga yang  bahagia bukan?
Ya mereka memang sangat bahagia.

Namun apa gunanya bahagia jika diatas luka orang lain?

Jessica tertawa miris.

"Jessica"

Baru saja ia berbalik arah meninggalkan kantin, suara seseorang yang memanggil namanya membuat ia berhenti melangkah.

Tanpa berbalik badan pun, ia sangat tau siapa yang memanggilnya.

Suara itu...

Suara yang tidak pernah mau lagi ia dengar sejak sang pemilik suara memilih pergi menginggalkannya dengan sejuta luka, luka yang bahkan sampai detik ini masih menyiksanya.

Suara yang sangat ia rindukan sekaligus ia benci.

"Jess, kamu kok ada disini? Ini kan masih jam pelajaran."  Ia tidak tau sejak kapan, namun kini wanita paruh baya itu telah ada disampingnya, menggengam tangannya.

"Bukan urusan anda!" Ketus sekali.

"Eh, kok gitu? Yaudah maaf. Gimana kabar kamu Jess?"

"Bagaimanapun kabar saya, memangnya apa peduli anda?" Balas Jessica tersenyum sinis menatap wanita di depannya.

ARASHELLY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang