[C2] M3 - Apart

5.1K 379 28
                                    

Wow. Ngaret jadi tiga jam rapatnya, Sodara-sodara. Nggak lagi-lagi deh percaya istilah "agenda-rapatnya-dikit-kok-pasti-cepet-selesai". Satu topik aja diskusinya lama banget. Shani menghela napas penuh syukur begitu rapat malam itu dinyatakan berakhir.

"Thank you ya, Shani, Jinan, udah ngeluangin waktu buat ikut rapat." Melody tersenyum ramah sebelum keluar dari ruangan dan disusul oleh para staff. Keduanya tersenyum dan menyampaikan terima kasih juga.

"Ampun dah capek banget astagaaaa!" Jinan meregangkan kedua tangannya ke atas, merilekskan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama duduk. Setelahnya, ia menoleh pada Shani. "Ci, beneran Cici dateng dari pagi tadi buat rapat ini?" Jinan masih kaget saat Melody tadi meminta maaf karena me-reschedule jadwal rapat secara mendadak, terutama kepada Shani yang datang sebelum waktu rapat dimulai. Jinan sendiri tidak datang pagi karena baru diajak mengikuti rapat secara tiba-tiba selesai briefing tadi. Ia bahkan tidak mengetahui ada rencana rapat dengan manajemen.

"Iya, Nan." Shani sedikit memaksakan tawa ramah dalam letihnya.

"Ya ampun... Pasti capek banget ya, Ci? Jangan lupa minum vitamin, Ci. Eh, Cici pulang sama siapa?" tanya Jinan lagi. Wakil kapten yang terkenal akan image cool-nya itu entah kenapa malam ini begitu aktif. Mungkin efek lelah malah membuatnya jadi banyak bicara.

"Oh, aku bawa mobil kok. Kamu?"

"Oh, gitu. Iya aku bawa mobil juga, tapi pulangnya bareng Cinhap soalnya dia mau nginep," jelas Jinan. "Cici aman nih pulang sendiri? Takutnya kecapekan di—" Ucapan Jinan seketika terputus. "Oh, aman deh, ya."

Shani yang hendak menjawab Jinan bahwa ia baik-baik saja meskipun dirinya menyetir sendiri menjadi bingung.

Aman gimana? Kan belum nyampe rumah?

"Cin, yuk cabut." Jinan memberikan kode kepada Cinhap untuk bergegas karena dirinya sudah teramat lelah. Cindy yang mengerti langsung buru-buru membereskan barangnya. "Lo yang nyetir ya, gue capek banget asli. Bisa?"

"Duh, gue nggak bawa kacamata, Nan. Softlens gue yang sekali pake terakhir tadi dipake pas GR, nggak bawa cadangan. Udah abis," kata Cindy dengan perasaan bersalah karena tidak dapat banyak membantu Jinan.

"Oh ya udah. Nanti kita beli bareng aja. Jangan kebiasaan udah habis baru beli dong. Kalo stoknya udah tipis, langsung beli lagi. Bahaya kan kalo begini? Jadi susah lihat." Cindy yang mendengar peringatan Jinan mengangguk. "Ci Shani, Ci Gre, duluan, ya," pamit Jinan yang diikuti oleh Cindy. Cindy yang ingin berkontribusi segera mengambil beberapa paper bag berisi gift yang ditenteng Jinan sambil menyampaikan permintaan maaf lagi. "Nggak papa. Makasih, ya." Jinan mengukir senyum tipis, tak ingin membuat Cindy terus merasa bersalah.

Keduanya pun menghilang dari pandangan Shani.

Pantes si Jinan bilang aman-aman.

"Heyyoooo~" sapa manusia yang tadi digadang oleh Jinan akan membuatnya aman sampai apartemen. Tampak terlalu bersemangat untuk ukuran gadis yang telah beraktivitas seharian hingga larut begini. Memang energi anak satu itu kadang di atas rata-rata.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Shani bingung.

"Mau show!" canda Gracia sambil mengambil alih kunci mobil Shani yang sudah dikeluarkan oleh si empunya. "Ya jemput kamulah."

Shani masih memproses kejadian ini sembari berjalan menuju parkiran. Pertama, Gracia tadi pergi bersama Anin. Kedua, seingatnya, Gracia tidak berkata mau menginap di tempatnya. Ketiga, tidak mungkin kan Gracia memintanya mengantar ke rumah luar planetnya tengah malam begini?

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang