Pagi itu, hujan mengguyur setiap atap rumah yang ada di komplek kediaman pak bahmid.
Dengan di temani se-cangkir teh hangat dan rokok kretek yang dia hisap, pak bahmid berharap hujan segera redah dan dapat berangkat ke kantor di mana dia bekerja.Lamunan pak bahmid teralih kan dengan sentuhan di pundaknya dan berbalik, yang di dapatinya adalah istrinya tercinta.
Sembari merapikan seragam suaminya, istri dari pak bahmid memulai percakapan."Pak, kenapa bapak tidak memakai mantel saja? Agar bapak tidak terlambat ke kantor nya?" Ucap lembut istri pak bahmid yang bernama lisa.
"Gpp ma, lagian apel pagi jg pasti tidak di laksanakan jika kondisi hujan seperti ini.
Jd biar bapak nyantai dulu sambil tunggu hujan redah,baru bapak ke kantor." Jwb pak bahmid dengan senyum tipis.Tiba tiba dari arah belakang mereka muncul seorang anak dengan gaya jalan gontay, seakan masih dalam setengah tidur.
Dengan langkah kecil dia mendekat ke mama nya dan berkata."Ma, hari ini aku gk mau sekolah yah, lg pengen di rumah.
Lagian kan hujan, yah?" Rengek anak berumur 7 thn itu yg bernama andira."Nak, gak boleh jadi pemalas katanya nanti cita citanya mau jadi polisi kayak bapak? Klu malas malas gk bisa jadi polisi nanti." Ucap bu lisa.
"Iya,bpk gk mau punya anak pemalas,anak bpk harus rajin dan pintar biar besar bisa gantiin posisi bapak yah" tambah pak bahmid.
"Iya pak" andira menjawab dgn gelagat malas dan manjanya di pelukan liza.
Liza pun memanggil shinta anak pertamanya, untuk mengantarkan adiknya mandi dan mempersiapkan baju sekolah adiknya.Setelah mandi dan berpakaian, andira sudah di tunggu oleh sandri anak kedua pak bahmid dan bu lisa yg juga sudah ber seragam sekolah putih abu abu.
Setelah itu mereka sarapan seadanya sambil menunggu hujan redah.Hujan pun redah, pak bahmid pun bersiap siap dan pamit kepada keluarganya untuk berangkat menuju kantor.
Sedangkan sandri dan andira mereka memilih berjalan kaki untuk kesekolah karena jarak tempuh dari rumah dan sekolah tidak terlalu jauh.Pak bahmid memang tidak mengantar kan anak anaknya ke sekolah di samping dekat dengan rumah,pak bahmid juga selalu mengajarkan pribadi mandiri untuk anak anaknya.
Di rumah shinta membantu liza membersih kan rumah dan sisa sisa sarapan dari bapak dan adik adiknya, setelah semua selesai, shinta dan liza pergi ke pasar utk membeli bahan bahan untuk memasak.
Shinta baru saja lulus SMA dan rencananya dia akan mendaftar kuliah di luar kota, sambil menikmati libur kelulusannya dia membantu ibunya di rumah dan menunggu pendaftaran kuliah itu di buka.
Se pulang dari pasar, tiba tiba lisa merasa pusing dan mual.
Dia berlari ke arah kamar mandi,tidak tahan dengan rasa mualnya, dia pun muntah.
Shinta yg melihat mamanya yg muntah langsung mendekati dan mengelus pelan tubuh belakang mamanya."Mama sakit yah? Mama istrahat aja" ucap shinta panik.
"Gpp nak, mama mungkin kecapean aja" jwb lisa dgn senyum yg di paksakan.
"Yah sdh, mama istrahat yah, biar shinta yg masak" ucap shinta dan di balas dgn anggukan kecil oleh lisa.
Shinta pun meninggalkan lisa yg sudah terduduk di kursi sofa dan menuju dapur untuk memasak.
Dalam pikiran lisa berkecamuk, "apa jangan jangan?" Batin lisa.Dia segera ke kamarnya dan mengambil salah satu alat yg tersedia di kotak P3K miliknya.
Setelah di chek ternyata benar, lisa telah hamil.
Dengan wajah panik, dia segera menemui pamannya tanpa sepengetahuan shinta.
Tanpa dia sadari, saat berjalan menuju rumah pamannya
Ibu dari lisa melihat lisa dengan wajah panik mengarah ke rumah adiknya.Ibu sitti pun mengikuti lisa dari belakang tanpa sepengetahuan dari lisa.
Se sampainya di rumah paman ardi, lisa menangis terseduh seduh dan memanggil pamannya tanpa mengucapkan salam.
Ardi mendengar sesorang menangis pun keluar dari kamarnya dan menuju suara tangisan itu yg ternyata ada lisa."Ada apa nak?" Tanya ardi sambil menenagkan ponakannya.
"Paman, lisa hamil lagi. Aku gk mau lagi hamil paman, aku sudah tidak kuat untuk lahiran lagi, aku juga sudah rasa cukup karena sekarang ada andira anak laki laki yg aku inginkan, jadi aku gk mau lg lahirin anak" ucap lisa sambil sesenggukan.Ardi di kenal sebagai tukang urut di komplek itu, banyak yg datang ke rumah untuk berobat seperti patah tulang, anak balita yg susah jalan, sampai menggugurkan kandungan pun bisa.
Tetapi praktek menggugurkan bayi dalam kandungan itu sudah lama dia tidak melakukannya, karena dia sadar dengan dosanya. Namun kini ponakannya memintanya untuk melakukan hal itu lagi."Kamu yakin ingin menggugurkan nya?
Anak itu anugrah yg di titipkan tuhan, ingat anak itu rejeki yg paling besar dari tuhan" ucap ardi."Gakkk.. aku gk mau lahiran lg, paman tolong lisa buat gugurin, aku udh cukup, aku gk mau rasakan lahiran lg, aku udh cukup punya andira anak laki laki yg aku dambakan dari dlu. Jadi cukup" Ucap lisa sedikit meninggi.
Baru saja ardi ingin menjawab tiba tiba sitti ibu dari lisa masuk ke dalam rumah, sontak lisa dan ardi terkejut melihat sitti muncul tiba tiba di balik pintu.
"Nak,istighfar.. km tau dengan ucapanmu itu? Ingat allah nak, ingat dosa. Terima lah anak itu, terima lah anugrah dan rejeki itu" ucap sitti
"Maaf bu, tapi aku gk ingin lagi merasakan sakitnya lahiran bu, cukup" ucak lisa dengan isaknya.
"Nak,km itu kuat. Km anak ibu yg paling kuat, km pasti bisa. Km tau? Anak yg ada di dalam rahimmu sekarang bisa mendengar ucapanmu? Jangan buat dia kecewa karena tidak di inginkan" sambung sitti sambil mengusap kepala anaknya.
"Iya nak, terima lah anugrah itu, paman jg sudah tdk ingin lagi melakukan dosa itu" ardi ikut menimpali.
"Aku gk sanggup lagi paman, bu, aku mohon..." lirih lisa dengan memelas.
Dengan sedikit emosi karena tak terima anaknya berkata seperti itu sitti berkata dengan sedikit membentak dan mengeluarkan air mata karena kecewa " lahirkan anak itu, jika kamu tidak ingin merawatnya biar aku yg akan merawat calon cucuku itu nanti, aku hanya minta lahirkan saja"
Terkejut dengan perkataan ibunya yg meninggi, lisa tertunduk dan hanya bisa menjawab dengan anggukan.
--------Bersambung------
Maaf yah klu cara nulisnya masih gk rapih, soalnya baru belajar nulis.
Tolong di support yah dengan tinggalkan jejak.🙏🏻🙏🏻🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA