6

1.6K 214 67
                                    

TAP

TAP

"Selamat datang, Tuan muda.."

Sambutan dari para pelayan bangsawan Park terabaikan begitu saja. Kakinya merajut langkah lebar yang terkesan mendesak hingga menimbulkan suara berisik. Hal itu lantas membuat beberapa pelayan saling bertukar pandang merasa kebingungan.

Siluetnya terlihat berjalan cepat memasuki ruang utama mansion Park. Matanya terus menatap lurus, pun mulutnya terkunci rapat meski terus diberi sambutan.

"Oppa!" Dari anak tangga, Isa memanggil dengan riang. Gadis cilik itu berseri ketika melihat sosok kakaknya berjalan memasuki mansion. "Selamat datang!" Serunya penuh semangat walaupun di belakangnya terdengar suara penuh kekhawatiran dari pelayan pribadinya.

Jimin akhirnya berhenti melangkah setelah mendengar seruan adiknya. Tapi pemuda itu tidak mendongakㅡhanya berdiam diri di dekat tangga, membuat Isa kebingungan. "Oppa?" Kaki-kaki mungilnya lalu berlarian melompati anak tangga. Dress ungu dengan balutan glitter itu berkelip indah saat angin menerpanya, membuat Isa terlihat semakin manis.

"Jimin Oppa?" Napasnya tersengal begitu sampai dihadapan kakaknya. Matanya memandang antara bingung dan khawatir karena Jimin tidak lekas menjawab. "Ada apa? Apa Jimin oppa baik-baik saja..?" Jemarinya mulai meraih ujung jas akademi Jimin demi mendapat perhatian kakaknya.

"Isa.."

"Huh?"

Mata bulatnya membola terkejut. Kedua pipi gembilnya bersemu merah setelah berhasil melihat wajah tertunduk Jimin. "Bagaimana ini..?" Bisikan itu terdengar lemah memasuki gendang telinga. Bahkan getar suaranya dapat ia tangkap dengan jelas.

Isa benar-benar terkejut. Adik kesayangan Park Jimin itu berkedip cepat melihat bagaimana merahnya wajah kakak laki-lakinya saat ini.

Kedua mata Jimin bersinar penuh makna, "Apa yang harus aku lakukan..?" Merah muda semakin menyelimuti wajah seiring dentuman jantungnya yang tak kunjung mereda. Dia membiarkan Isa melihat kekacauan ekspresinya. "Aku tidak mengerti.."

Wajah pangeran Jungkook kembali memenuhi pikiran. Tatapan lembut dan suara tenang itu berhasil menyihirnya hingga membuat jantungnya bertalu-talu. Pun perasaan malu bercampur senang entah kenapa dirasakannya saat melihat sosok itu mencium lembut daun maple yang menempel di helai rambutnya.

Dan sayangnya, dirinya baru menyadari sesuatu ketika dalam perjalanan pulang; bahwa tindakan yang dilakukan Jungkook sebelumnya, adalah tindakan yang biasa dilakukan setiap laki-laki ketika menghargai atau memuja pasangannya.

Jimin semakin tidak mengerti. Perasaan aneh yang dirasakannya semakin kuat menggempur hatinya hingga ia tidak bisa mempergunakan otaknya sebagaimana mestinya.

∵6∵

Sesuai janji, Jimin hari ini meluangkan waktu untuk menemani Taehyung memilih hadiah. Pemuda mungil itu menyarankan bertemu di dekat air mancur yang berada di pusat kota sebagai tempat pertemuan mereka. Awalnya, Taehyung menolak. Dia akan menjemput Jimin menggunakan kereta kuda, lalu berangkat bersama ke pusat kota sembari membicarakan benda apa saja yang disukai wanita. Namun Jimin menolak dengan dalih kalau kediamannya sedang kedatangan tamu. Selain itu, tempat yang mereka gunakan sebagai tempat pertemuan cukup strategis, karena selain berada di pusat kota, toko-toko seperti perhiasan, pernak-pernik hingga pakaian juga berdekatan satu sama lain. Hal ini sangat memudahkan bagi mereka untuk memilih tanpa harus menguras banyak tenaga.

Sebenarnya, Jimin tidak bermaksud membohongi Taehyung. Hanya saja, pertemanannya dengan keponakan ratu Ruppelia itu tidak diketahui oleh orang tuanya. Lebih tepatnya, ia masih belum memberitahu sampai saat ini. Karena entah kenapa, dirinya memiliki firasat buruk jika mengatakannya, terlebih kepada ayahnya.

I Meet The Villain Who Was Real TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang