Sore itu, ketika matahari mulai menenggelamkan diri, para pemburu telah berkumpul begitu juga dengan calon Queen Hunt. Walaupun rintik kecil membasahi permukaan bumi, mereka sama sekali tidak menunda hasil dari akhir perayaan acara.
Ketidak hadiran beberapa peserta akhirnya membuat panitia menghentikan perhitungan point. Isa adalah sumber dari penundaan karena teriakan membahananya membuat semua orang mendadak heboh.
Park Jimin belum kembali dari hutan. Nyonya Park ikut panik menyadari putra sulungnya yang sedang terluka, masih belum menunjukkan batang hidungnya meski langit telah berubah warna. Pun Isabella sudah melaporkan hal ini kepada para prajurit kerajaan yang berada disana. Namun selain Park Jimin, mereka juga dikejutkan dengan ketidak hadiran pangeran Jungkook, Kiel Braham, Park Visco dan Adam Braham. Kelima peserta itu masih belum bergabung dalam kerumunan dan dipastikan masih berada di hutan.
Nyonya Park hampir pingsanㅡmenyadari suami dan putranya ternyata belum kembali. Peraturan perburuan telah usai seiring tenggelamnya matahari di hari kedua. Para pemburu diharuskan menghentikan seluruh kegiatan mereka untuk berkumpul di pusat tenda dan melakukan perhitungan.
Payung-payung mewah para gadis bangsawan hampir menutupi sebagian lapang hijau. Mereka semua sama khawatirnya setelah melihat Nyonya Park terduduk lemas ditengah guyuran hujan.
Saat para prajurit memutuskan untuk mencari kelima orang yang belum kembali, tiba-tiba saja siluet Park Visco mengejutkan mereka. Gadis-gadis terkesiap setengah mati saat menyadari Park Visco ternyata tidak sendiri.
Kepala keluarga bangsawan Park itu datang bersama Adam Braham dan Kiel Braham. Akan tetapi, bukan hanya itu saja sumber dari keterkejutan mereka, melainkan kondisi ketiga orang tersebut; Visco dan Adam dalam kondisi basah kuyup, tengah membopong Kiel yang berjalan terseok. Apalagi ketika menemukan seluruh tubuh pemuda itu dipenuhi lumpur serta luka goresㅡmenghasilkan pekikan ngeri dari setiap orang yang melihatnya.
Sebenarnya apa yang sudah terjadi selama perburuan? Semua orang hampir memiliki pertanyaan yang sama dalam benaknya. Mereka tak dapat mengatakan apapun ketika rintihan kesakitan Kiel menggema seakan ingin melawan gemerisik hujan. Pemuda itu benar-benar dalam kondisi yang mengenaskan.
"DOKTER! CEPAT TOLONG PUTRAKU!" Adam berteriak menggelegar, menghentak keheningan ditengah kerumunan orang. "APA KALIAN HANYA AKAN DIAM SAJA MELIHAT PUTRAKU SEKARAT?!" Teriakannya sukses membuat para dokter bergegas mendekati ketiga orang itu.
"OPPA!"
Belum selesai ketegangan menghantam, teriakan khawatir Park Isa kembali membuahkan keterkejutan. Tanpa pikir panjang, gadis itu berlari menerobos hujan ketika melihat siluet pangeran Jungkook berjalan keluar dari hutan bersama Jimin. Kondisi mereka berdua pun juga sama seperti ketiga orang yang keluar terlebih dulu, tapi bedanya, pangeran Jungkook dan Jimin masih baik-baik saja. Justru yang membuat mereka kembali tertegun adalah Jimin yang tidak sadarkan diri dalam gendongan piggyback sang pangeran.
Mantel tebal milik kerajaan menutupi tubuh Jimin layaknya payung darurat. Sementara Jungkook yang mengenakan pakaian tipis, telah basah kuyup akibat guyuran hujan. Tapi dia sama sekali tidak terganggu. Kakinya justru melangkah santai hingga sampai di area tenda.
"Pangeran!" Para prajurit dan dokter dengan cepat berlari mendekati Jungkook. Tanpa disuruh, mereka semua memastikan kondisi bungsu kerajaan secara mendetail. "Anda baik-baik saja?!"
"Oppa! Jimin Oppa!!" Isa sudah berada disebelah Jungkook. Gadis itu menangis melihat wajah pucat Jimin basah oleh tetesan air hujan.
"Aku baik-baik saja. Jimin lebih membutuhkan keahlian kalian." Jungkook melirik Isa yang menangis sembari menggoyangkan lengan kakaknya. Pangeran ketiga itu menatap salah satu dokter dan tabib yang ajaibnya langsung dipahami tanpa banyak kata. Mereka membopong tubuh Jimin masuk ke dalam tenda kesehatan, diikuti Isa dan Nyonya Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Meet The Villain Who Was Real Tyrant
FanficKesalahan yang tidak dipahaminya membuat Jimin harus menderita. Ia kehilangan keluarga, di penjara dan dihadapkan oleh seorang penjahat yang bahkan membunuh keluarganya sendiri tanpa belas kasih. Sosok itu begitu ditakuti. Hatinya yang dingin serta...