Jeno membawa Jijel kembali ke ruangan dance. Disepanjang jalan menuju ruangan dance, Jijel hanya menunduk. Ia sangat sedih dan kacau ingin berteriak rasanya dunia tidak adil padanya, melimpahkan semua beban ke dirinya, bahkan kesalahan yang bukan dia pelakunya ia yang harus menanggung resiko.
Disepanjang jalan Jeno tak melepaskan tangannya dari tangan Jijel, ia yakin gadis itu tengah menangis dalam diam. Sesampaianya di ruangan dance, Jijel langsung terduduk dan tangisan yang sedari tadi ia tahan akhirnyapun pecah. Jijel menangis sedikit histeris sambil menunduk menyembunyikan wajahnya, ia capek sungguh.
Jeno langsung ikut berjongkok untuk menenangkan Jijel. Taeyong yang bingung sekaligus kaget karena Jijel menangis ingin bertanya ada apa, namun Jeno memberikan isyarat kepada Taeyong untuk berdiam terlebih dahulu.
"Kenapa harus aku Jen? Bahkan kesalahan yang tak ku perbuat aku yang ikut menaggungnya" Tanya Jijel sambil menangis.
"Tenanglah, kita cari solusi sama - sama ya." Balas Jeno sambil memeluk Jijel yang masih menangis.
"Aku capek Jen, capek. Aku bahkan nanti lebih dibenci oleh mereka."
Benar apa yang dikatakan Jijel, jika idol berkencan maka yang mendapat lebih banyak ujaran kebencian adalah idol wanita. Apalagi Jijel baru saja debut dan fansnya belum sebanyak fans NCT.
"Aku mengerti, udah berhenti menangis." Perintah Jeno sambil melepaskan pelukannya pada Jijel.
Tangisan Jijel sudah mereda, namun ia masih terisak. Keadaanya sungguh kacau, wajahnya tambah pucat, dan hidungnya memerah.
"Pulang ya, istirahatlah. Keadaanmu sedang tidak baik, aku akan menelepon manajermu untuk menjemputmu." Ucap Jeno sambil mengusap kepala Jijel.
Jijel hanya mengangguk sebagai jawaban, benar ia ingin istirahat badanya sudah tidak bisa diajak untuk berkompromi. Setelah mendapat anggukan dari Jijel, Jeno segera mengambil tas Jijel di pojok ruangan.
Jeno sudah menelpon manajer Jijel, dan ternyata manajer Jijel berada di agensi sehingga ia akan menghampiri Jijel di ruangan latihan. Setelah menunggu 5 menit akhirnya manajer Jijel pun datang.
"Aku pulang dulu." Pamitnya dengan suara serak.
"Hati-hati, jika ada apa-apa segera hubungi aku ya. Pakailah ini." Balas Jeno sambil memakaikan bucket hat di kepala Jijel untuk menutupi matanya yang sembab.
Setelah kepergian Jijel, Jeno segera menghampiri Taeyong yang sedang menunggu akan penjelasannya. Dengan wajah kacau Jeno duduk di samping Taeyong.
"Ya, ada masalah apa? Kenapa Jijel sampai menangis histeris seperti tadi?" Tanya Taeyong.
"Ada perintah dari Lee Sooman Seongsaenim yang membuat kami frustasi hyung." Balas Jeno lesu.
"Masalah apa? Jelaskan lebih detail Jen." Ucap Taeyong.
Jeno menjelaskan permasalahan ke Taeyong dari mulai ia dan Jijel rekaman, hingga kejadian dipanggil oleh Lee Sooman. Jeno menjelaskan secara rinci tanpa mengurangi cerita itu. Taeyong yang mendengar cerita lengkap dari Jeno pun turut prihatin dan kesal dengan agensinya.
"Aku harus bagaimana hyung? Aku kasihan pada gadis itu, sudah banyak berita tidak benar tentang dirinya." Ucap Jeno sambil menitihkan air mmatanya.
Mungkin terlihat cengeng, tapi Jeno rasa ini bukanlah dirinya. Ia jarang menangis, sekalipun bersedih biasanya dirinya hanyak berdiam saja. Namun entah kenapa permasalahan ini berat untuknya maupun Jijel.
Kasus ini adalah kasus pertama Jeno selama menjadi idol. Citranya yang bagus karena melawati masa trainee dari usia muda menjadikan citra nya bersih tanpa rumor tidak benar.
"Aku juga ikut kesal dengan agensi karena menyetujui pemerintah. Namun, aku juga bingung jika Seongsaenim memintanya langsung kepada dirimu dan Jijel. Kau tau kan, bahwa kita sudah menandatangani kontrak dengan agensi dan harus mengikuti apa perintah dari agensi. Jadi mau tidak mau kita harus mengikuti apa perintahnya Jen." Balas Taeyong panjang untuk memberi nasihat pada adiknya.
Jeno tau jika ia tidak bisa menolak perintah dari agensi, ia percaya bahwa keputusan dari agensi adalah keputusan terbaik dan agensi akan melindungi mereka bagaimana pun caranya. Tapi ia masih kasihan kepada Jijel, yang nanti akan mendapat ujaran kebencian dari fans nya.
"Tenangkanlah pikiranmu terlebih dahulu. Diskusikan dengan Jijel jika kau dan dia sudah sama-sama dingin. Jelaskan ini kepada dia, kau sudah lebih paham dengan dunia idol Jen." Ucap Taeyong sambil menepuk pundak Jeno.
"Ne hyung, gomawo. Akan kupikirkan lagi." Balas Jeno.
"Sama-sama, jika kau ada kesulitan kau bisa bercerita padaku. Jangan terbiasa memendam permasalahan sendiri, kau bukan robot yang tidak punya perasaan." Ucap Taeyong yang sudah paham dengan karakter Jeno yang suka memendam permasalahannya sendiri.
"Hyung, aku minta tolong untuk tidak menceritakan ini kesiapapun. Seongsaenim meminta perintah ini dirahasikan ke siapapun termasuk para member lain." Mohon Jeno pada Taeyong.
"Baiklah, aku tidak akan bercerita pada siapapun. Tapi kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk bercerita ya. Sekarang pulanglah ke dorm." Perintah Taeyong.
"Baikalah Hyung, aku pulang dulu. Terimakasih sudah mendengarkan ceritaku." Balas Jeno, yang dibalas anggukan oleh Taeyong.
Jeno segera memberekan barang-barangnya, dan kemudian ia memutuskan untuk pulang ke dorm. Ia butuh istirahat dan menenangkan pikirannya saat ini.
Saat berada di jalan menuju lift, ia bertemu dengan Ningning, Jisung, dan Chenle yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya dengan canda gurau. Ada yang ingin ia sampaikan kepada Ningning, lantas ia memanggil Ningning untuk berhenti sebentar.
"Ning." Panggilnya saat mmereka sudah dekat.
"Oii ada apa oppa?" Tanya Ningning.
"Annyeong hyung, mau pulang?" Tanya Chenle pada hyungnya.
"Ne chenle, Ning aku bisa minta tolong?" Tanya Jeno.
"Boleh tapi tidak gratis, mau minta tolong apa?" Balas Ningning, sambil tertawa.
"Emm, nanti jika kau pulang tolong belikan makan dan obat penurun panas untuk Jijel. Nanti uangnya aku ganti." Ucap Jeno.
"Waaa ada apa ini Lee Jenoo." Goda si maknae Jisung.
"Yakk Park Jisung." Balas Jeno.
"Tuh kan, tadi pagi kita sudah menyuruhnya istirahat tapi ia ngotot ingin pergi latihan. Ne oppa, nanti aku akan belikan Jijel unnie makanan dan obat." Balas Ningning.
"Gomawo Ning, nanti aku tf ke rekeningmu ya."
"Ne, santai saja oppa." Balas Ningning.
Setelah berbincang ringan dengan Ningning, Chenle, dan Jisung. Jeno memutuskan untuk segera pulang ke dorm. Ia dan Ningning tidak canggung karena mereka melewati masa trainee yang sama, bedanya ia dan member NCT Dream telah debut terlebih dahulu.
Seluruh member NCT Dream dan aespa sebenarnya tidak secanggung yang dibayangkan. Karena mereka sering bertemu sewaktu trainee, ataupun saat berada diagensi. Namun, dengan Jijel ia akrab baru belakangan ini, karena Jijel masuk di agensi terakhir.
Setelah sampai di dorm, Jeno langsung merebahkan dirinya dikasur dan menatap langit-langit dikamarnya. Member dream sudah diberi kamar pribadi karena mereka sudah memberi banyak keuntungan untuk agensi, oleh karena itu agensi membalas kinerja mereka.
Tak berbeda dengan Jeno, sesampainya di dorm Jijel merebahkan dirinya di kasur. Ia memijat kepalanya yang pusing karena efek menangis. Serta badannya yang mulai hangat, ia mencoba memejamkan matanya mencoba tidur untuk menghilangkan beban pikirannya yang mulai berkecambuk.
.
.
.
.
Annyeong epribadiiiiii, sesuai janji kalau udah 25 vote bakal update, xixixi .Kalau part ini bisa 30 vote besok bakal update :*
Gimana sama part ini?? Jangan lupa vote dan komen yaa biar aku rajin update xixixixi
Note: Cerita ini hanya imajinasi author, buka rl idoll yakkk..
by.어미
🌙SEE U NEXT CHAPT🐶
![](https://img.wattpad.com/cover/299597383-288-k793645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake to Real | Giselle x Jeno
FanfictionKehidupan idol tak jauh dari rumor dating, bahkan rumor dating mereka terbentuk untuk menutupi kasus negara. Bucinya GisellexJeno mari merapat!!! Yang mau liat keuwuan Jijel dan Jeno mari merapat!!! cr foto cover : cizuney note : hanya ff bocil prik...