O22

5.6K 320 113
                                    

Sudah 4 hari Jijel terbaring tak sadarkan diri dirumah sakit paska operasi, dan selama 4 hari ini Jeno selalu datang untuk menemani Jijel dikala jadwalnya yang padat. Jeno selalu datang dengan membawa bunga mawar putih kesukaan Jijel. Terkadang ia datang bersama member terkadang ia juga datang sendiri.

Seperti saat ini, ia datang untuk menjenguk Jijel di rumah sakit. Ia tidak sendiri Jeno ditemani oleh Jisung dan Chenle yang dari kemarin merengek ikut untuk menjenguk Jijel. Jijel hanya ditemani oleh manajer unnie, karna para member baru saja pulang ke dorm setelah menjenguk jijel.

Jeno menarik kursi dan duduk di samping brangkar Jijel. Jeno mengambil jemari Jijel dan menggenggamnya erat. Tubuh Jijel masih terpasang banyak alat - alat medis, dan itu membuat Jeno tambah sedih.

"Kamu belum mau bangun ya? Ga capek tidur terus hm?"

"Hyung, sudah berapa hari Jijel nunna belum sadar?" Tanya Jisung. 

"Empat hari." Balasnya dengan tatapan mata yang masih  terfokus pada Jijel.

Chenle dan Jisung memutuskan untuk duduk di sofa menunggu Jeno yang masih berbicara dengan Jijel meskipun tidak ada respon.

"Bangun yuk, maaf....maaf aku gagal buat lindungin kamu Gi. Bagi sakitnya ke aku Gi..bagi,  aku ga bisa liat kamu kayak gini"

Jeno kembali menangis, rasa bersalah masih mengiang - ngiangi dirinya. Chenle yang melihat Jeno menangis lantas mengampirinya dan mencoba menenangkan hyungnya.

Setiap dihadapan Jijel, Jeno selalu menitihkan air matanya. Ia tidak bisa menahannya, hanya melihat Jijel air matanya otomatis turun dan mengingatkannya pada kejadian lambat lalu.

"Hyung udah, Jijel nunna bakal sedih kalau hyung kayak gini." Nampaknya ucapan Chenle tidak didengar oleh Jeno.

Sudah empat hari Jeno nampak kacau, sebenarnya sebelum kejadian kemarin Jeno sudah tumbang tidak enak badan. Ditambah kejadian ini membuatnya tambah drop, namun ia mencoba kuat dan selalu menemani Jijel selam 4 hari ini.

Setiap pulang dari jadwalnya, Jeno memutuskan untuk menemani Jijel di rumah sakit. Mencoba mengajak Jijel bicara meskipun ia tau bahwa ia tidak mendapatkan respon. Jeno mencoba kuat dan berakting tidak terjadi apa - apa ketika bekerja.

Namun, ketika ia sendirian atau sedang menunggu Jijel di rumah sakit ia tak kuasa untuk menahan tangisnya. Disetiap doanya ia selalu berharap bahwa Jijel segera sadar dan kembali sehat seperti dahulu.

"Tadi aku bekerja tapi aku ngga bisa fokus Gi, aku selalu inget kamu berharap kamu segera sadar."

"Kamu mau apa hm? aku bakal turutin semua kenginanmu, tapi tolong bangun Gi. Aku ngga bisa liat kamu kayak gini. Setiap hari aku selalu mikirin kamu, rasa bersalah selalu datang padaku Gi. Maaf maaf hanya itu yang bisa aku katakan. Cepet bangun ya sayang." Ucap Jeno sambil menelungkupkan kepalanya di lengan Jijel dan menahan tangisnya.

 Jisung yang melihat ikut prihatin dan meneteskan air matanya melihat kondisi hyungnya. Jeno yang setiap hari nampak seperti tidak ada nyawanya. Tampilan yang setiap hari tampak kacau, dan makin kurus karna beberapa hari ini Jeno tidak mau makan.

Chenle menepuk - nepuk pundak Jisung, Chenle juga merasa sedih. Namun ia tidak bisa berbuat sesuatu, ia hanya berdoa bahwa Jijel nunna segera sadar dan kembali sehat. Bagi Chenle Jijel nunna sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri, karena Jijel sering membuatkan anak dream makanan, ia juga suka bercerita pada Jijel nunna karena ia pikir Jijel nunna adalah sosok yang baik dan hebat.

Tiba - tiba ponsel Chenle berbunyi dan tertera nama Manajer hyung di notif panggilan. Chenle izin untuk keluar untuk mengangkat telpon dari Manajernya. 

"Eo, kenapa hyung?" Tanya Chenle.

"Kau sedang bersama Jeno?"

"Ne. Aku, Jisung, dan Jeno hyung sedang ada di rumah sakit untuk menjenguk Jijel nunna. Ada apa hyung?

"Tolong suruh Jeno untuk ke kantor sekarang."

"Ada apa?"

"Pokoknya suruh Jeno kesini cepat. Ada hal penting yang ingin dibicarakan bersama Lee Sooman sajangnim."

"A... Oke hyung."

Setelah panggilan telpon mati, Chenle segera balik ke kamar rawat Jijel dan segera memberi tahu Jeno mengenai perintah dari Manajernya.

"Emm hyung, kau disuruh untuk ke kantor sama manajer hyung. Ada hal penting yang ingin dibicarakan."

"Katakan pada manajer, aku akan kesana nanti malam." Balas Jeno karean ia lupa tidak membawa handphone-nya.

"Ta-tapi hyung. Lee Sooman sajangnim yang ingin berbicara padamu." Ucap Chenle dengan hati - hati.

Jeno agak kaget mendengar hal itu, dengan berat hati Jeno bangkit dari tempat duduknya dan memakai jaket dan maskernya. Ia harus segera menghadap Sajangnim karena ia sudah tau hal apa yang akan dibahas dan sudah waktunya pula ia menyelesaikan permasalahan ini.

"Kau dengan Jisung tolong jaga Jijel dulu. Member aespa sudah dalam perjalanan kesini. Aku titip Jijel, aku pergi dulu." Pamit Jeno yang diangguki oleh Jisung dan Chenle.

Tak berselang lama, pintu ruangan terbuka dan masuklah member aespa Karina, Winter, dan Ningning.

"Loh hanya kalian berdua disini?" Tanya Karina sambil meletakan tasnya di sofa sebelah Jisung.

"Jeno oppa mana?"

"Jeno hyung baru saja pergi. Ia sedang dipanggil oleh Manajer hyung."

"Oh begitu, ini kalian makan saja. Tadi Ningning sudah membelikan makanan." Perintah Karina.

Mereka hanya mengangguk - anggukan kepalanya. Karina berjalan menghampiri Jijel yang masih terbaring di atas kasur. Karina duduk di tepi ranjang sambil merapikan rambut Jijel.

"Jijel-ah, kapan kau bangun hm? Kita semua sangat rindu pada mu."

"Kami sangat khawatir dan setiap hari berdoa agar kau segera sadar dan pulih. Segeralah bangun, kita rindu dengan ocehanmu disetiap hari." Ucap Karina sambil menghapus jejak air matanya.

Disatu sisi Chenle, Winter, Ningning, dan Jisung masih tidak mood untuk makan. Dan memutuskan untuk diam sambil pikiran entah kemana.

"Bagaimana perkembangan kasus ini? Apakah pelakunya sudah tertangkap?" Tanya Winter untuk memecah keheningan.

"Aku dengar dari manajer hyung kemarin katanya pelakunya sudah tertangkap." Jawab Chenle.

"Syukurlah kalau begitu, smoga dia dapat hukuman yang setimpal. Aku masih tidak terima ya unnie ku dicelakai." Balas Ningning sambil menghapus air matanya.

"Apakah menurut kalian penutupan kasus Jijel nunna ini sudah benar?" Tanya Jisung.

Karena saat ini berita mengenai Jijel ditutupi oleh agensi dan ditutupi dengan hiatusnya Jijel aespa karena masalah kesehatan.

Ya seperti inilah sisi gelap dari kehidupan idol, agensi selalu menutut idolnya untuk sempurna guna mendapatkan keuntungan. Namun jika hal buruk terjadi mereka berusaha untuk menutupinya.

"Aku juga bingung. Tapi jika diumumkan kronologinya ditakutkan fans kami akan semakin khawatir, dan juga berdampak pada Jeno oppa." Jelas Winter.

Mereka mengangguk setuju dengan argumen Winter. Jika diungkapkan kronologi aslinya kepada media, maka akan membuat hal - hal buruk terjadi. Akan ada banyak hatters yang menyerang Jeno dan Jijel nantinya dan itu akan merugikan agensi.

"Sudah - sudah makan dulu, keburu dingin makanannya." Perintah Karina dan semua langsung mengambil bungkus burger yang tadi sudah dipesan oleh Ningning.

.
.
.
.
.
.
Tipis² dulu ygy, next chapt dah mulai konflik lageee, ga tau dah ni cerita kapan selesenyaa😭😭

btw i hate you SMent, stop doing this if you can't be fair to your artist!!! and congrats you disappointed me again:)

Jangan lupa vote and komen biar aku semangat update:)
by. 아미

🌙SEE U NEXT CHAPT🐶

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake to Real | Giselle x JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang