Pria itu bernama Marvin Nathaniel. Siapa yang tidak mengenalnya? Pengusaha muda sukses yang wajahnya sering menghiasi layar kaca. Marvin adalah definisi nyata pepatah 'Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya'. Sebab, kedua orang tuanya merupakan pengusaha yang sukses.
Pada usia yang masih muda, Marvin sudah memiliki perusahaan atas namanya sendiri. Terlebih, pria itu merintis usahanya dari bawah. Tanpa adanya, bantuan dari keluarganya. Hal tersebut, membuat banyak orang merasa terinspirasi oleh kesuksesan Marvin.
Berkat kesuksesan yang dimiliki oleh Marvin, gadis mana pun dapat bertekuk lutut dengan mudah kepadanya. Tetapi, Marvin menolak mentah-mentah semua gadis yang mendekatinya. Sebab, hati Marvin telah dirinya berikan kepada satu gadis kesayangannya.
Gadis yang beruntung itu bernama Hana Anindita. Bagi Marvin, Hana adalah dunianya. Bersama dengan Hana, Marvin dapat melupakan masalah yang sedang dirinya hadapi. Hana pun dapat melengkapi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Marvin.
Malam ini, Marvin ingin memberikan kejutan untuk Hana. Rencananya, Marvin akan melamar gadis kesayangannya itu. Marvin mengirim pesan kepada Hana bahwa dirinya sedang sakit. Pria itu yakin, Hana pasti akan segera datang ke rumahnya.
Dugaan Marvin benar, tidak lama kemudian, terdengar suara mobil yang memasuki halaman rumahnya. Terdengar pula, suara langkah kaki seseorang yang tergesa-gesa. Siapa lagi kalau bukan Hana? Marvin segera mematikan seluruh lampu yang menyala dirumahnya.
Hana yang baru sampai, langsung mengetuk pintu rumah Marvin. Tetapi, tidak ada jawaban apapun dari dalam sana. Bahkan, rumah Marvin dari luar terlihat kosong dan gelap.
Hana merasa panik, mencoba membuka pintu rumah dengan mendorongnya. Ajaibnya, pintu tersebut bisa terbuka. Padahal, Marvin adalah orang yang teliti. Hana tahu, pria itu tidak mungkin membiarkan pintu rumahnya tidak terkunci.
"Marv... Marvin... Kamu di mana?"
Hana memasuki rumah Marvin dan mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Gadis itu langsung mengaktifkan fitur flashnya. Hana mencari Marvin ke seluruh penjuru rumahnya. Tetapi, Hana tidak dapat menemukan Marvin di mana pun.
"Marvin jangan becanda deh! Bercandaan kamu kali ini gak lucu!"
Hana tahu bahwa Marvin adalah orang yang suka bercanda. Hana sering kali menjadi korban kejahilan Marvin. Tetapi, jika tidak mendapatkan respon apapun dari Marvin, Hana akan menangis. Jujur saja, Hana merasa takut kehilangan Marvin.
"Hiks... Jangan... Hiks... Tinggalin... Hiks... Aku... Hiks..."
Marvin yang mendengar tangisan Hana hanya bisa menahan tawanya. Sungguh, Marvin sekarang ingin tertawa terbahak-bahak. Entah kenapa, pria itu malah membayangkan ekspresi wajah Hana yang sedang menangis, pasti terlihat sangat lucu.
"Marvin... Hiks... Awas... Hiks... Nanti... Hiks... Kalo... Hiks... Ketemu... Bakal... Hiks... Aku... Hiks... Pukul... Hiks..."
Marvin merasa kasihan kepada Hana yang tidak berhenti menangis. Marvin pun segera menghampiri Hana. Lalu, Marvin memeluk gadisnya dari belakang. Tidak lupa, Marvin mengendus leher Hana.
"Marvin?"
"Hmm?"
"Bercandaan kamu gak lucu."
Hana merasa sangat kesal. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan menggigit leher Marvin dengan kencang. Entah kenapa, Marvin, tidak merasa kesakitan. Tetapi, nafsunya seolah terpancing keluar. Terlebih, mereka berdua berada dalam ruangan yang gelap.
"Don't tease me baby."
"So what? I can do anything that i want though."
Sekarang adalah waktu terbaik untuk pembalasan dendam bagi Hana. Tangan Hana meraba tubuh Marvin. Hana berusaha mencari letak kejantanan besar Marvin. Setelah menemukannya, Hana mengelus kejantanan besar itu dengan gerakan yang sensual.
"Stop. I cant hold it."
Marvin menggeram frustasi. Hana dapat merasakan penis pria itu mulai menegang. Dengan perlahan, dirinya menurunkan celana yang dikenakan oleh Marvin. Lalu, gadis itu melepaskan underwear yang terasa sesak tersebut. Sehingga, penis besar Marvin dapat bergerak dengan bebas.
"You should be punished."
Tiba-tiba saja, Hana memasukkan seluruh penis besar Marvin dalam mulutnya. Hana juga meremas twin balls milik pria itu. Hana menggerakkan mulutnya maju mundur dan menghisap kuat penis besar Marvin. Hal tersebut, membuat kepala Marvin menjadi pusing.
"Argghhh... Faster babe..."
Pinggul Marvin ikut bergerak maju mundur. Gadis itu mempercepat tempo hisapannya pada penis Marvin. Tangannya juga aktif meremas twin balls Marvin. Hana merasa penis Marvin semakin membesar dalam mulutnya. Pertanda, pria itu sebentar lagi, akan mencapai pelepasannya.
"I will cumhhh..."
Hana segera melepaskan penis besar Marvin dari mulutnya. Lalu, Hana mengocok penis besar Marvin dengan sangat cepat. Saking cepatnya, sampai-sampai membuat kaki Marvin menjadi bergetar hebat.
"Croottt... Croottt..."
Sperma Marvin menyembur ke lantai. Tetapi, Hana tidak memberikan waktu istirahat kepada Marvin dan mendorongnya ke arah karpet. Tubuh Marvin masih terasa lemas, sehingga pria itu terjatuh dengan mudah. Sekarang, posisi Hana berada di atas tubuh Marvin.
Hana menggesekkan vaginanya yang masih mengenakan underwear ke penis besar Marvin. Marvin merasakan bahwa underwear Hana sudah lembab. Semakin cepat gesekkan yang Hana berikan, semakin lembab pula underwear tersebut. Seolah cairan Hana ikut mengalir keluar.
"I'm so sensitif babe..."
Tubuh Marvin bergetar lagi. Tetapi, Hana malah melepaskan underwearnya sendiri. Tanpa aba-aba, Hana memasukkan penis besar Marvin ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah dengan sekali dorongan. Lalu, Hana menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat.
"Babe... I will cum again... Argghhh..."
Marvin menghentak penisnya sedalam mungkin pada vagina Hana. Agar, dirinya dapat segera mencapai pelepasannya.
"Together... Hngghhh..."
Hana bergerak semakin brutal. Sebab, dirinya juga merasa akan segera mencapai pelepasannya.
"I cant babe... Arghhh..."
"Croottt... Croottt..."
Penis besar Marvin menyemburkan cairannya ke dalam vagina Hana. Setelah Marvin selesai mendapatkan pelepasannya, Hana segera mengeluarkan penis besar Marvin dari vaginanya. Marvin pun memasukkan dua jarinya ke dalam vagina Hana dan mengocok vagina Hana dengan cepat.
"Its so good... Ahhhh..."
"I will cum... Hngghhh..."
Tubuh Hana mengejang kuat. Hana berusaha menjauhkan jari Marvin dari vaginanya. Tetapi, Marvin tetap menahan pinggang Hana. Sehingga, Hana tidak bisa melarikan diri.
"Croottt... Croottt..."
Cairan kening layaknya air mancur menyembur kuat dari vagina Hana. Saking derasnya, semburan cairan bening tersebut, sampai membasahi tubuh Marvin dan karpet yang ada dibawahnya. Setelah itu, Hana terjatuh begitu saja ke dalam pelukan Marvin.
"You are always amazing babe."
Memang benar, cara menyelesaikan masalah di antara pasangan adalah bercinta. Buktinya, dengan bercinta, Hana bisa melampiaskan kekesalannya pada Marvin. Sayangnya, karena bercinta pula, Marvin jadi melupakan tujuannya untuk melamar Hana. Tolong, nanti ingatkan Marvin untuk melamar Hana!
KAMU SEDANG MEMBACA
FAIRYTALE | NCT ONESHOOT
Fanfic[M] 21+ Oneshoot NCT yang wajib dibaca sebelum tidur. Berisikan konten dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan.