[18+ DI HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN YA]
🔸 ROMANCE 🔸
USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.....!!!!
_________________________________________
*Note :
- Terdapat adegan 🔞
- Sexuality
- Tindakan kekerasan
- Berdarah-darah
- Dan Kalimat-kalimat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan di sinilah Senja berada sekarang,di dalam apartemen milik tetangganya.
"Ehem....!"
Derren mengangkat alisnya seakan bertanya kenapa?
"A-anu."
Derren menghela nafas panjang. "Ngomong aja."
"Ma-malam itu di hotel."
Derren menyeringai menatap Senja,dan hal itu sukses membuat bulu kuduk Senja berdiri.
Dddrrrttt dddrrrttt dddrrrttt
Senja menatap ponselnya yang bergetar,tanpa nama. Namun Senja tau nomor itu milik siapa.
Ia menghela nafas panjang. "Hallo...!"
"Saya ingin bertemu dengan mu."
"Ada urusan apa tante pengen ketemu saya.?" Tanya Senja seraya meremas dadanya. Dan hal itu tak luput dari pandangan Arsen.
"Sebaiknya kita bertemu."
"Tante bisa bilang sekarang." Tegas Senja.
"Serahkan saham yang kau miliki kepada Arsen."
Tangan Senja mengepal kuat,namun sebisa mungkin ia tak terpancing emosi.
"Saham itu milik saya,dan itu warisan mama untuk saya,tante suci nggak ada hak buat nyuruh saya memberikan saham itu untuk Arsen."
"Jaga sopan santun mu Senja, dia kakak mu."
"Saya bahkan lupa jika saya memiliki seorang kakak." Ucap Senja.
"Dasar anak tidak tau di untung,kau memang tidak berbeda dari mama mu,sama sama jalang."
"Tutup mulut anda Tante,anda boleh menjelekkan saya sesuka anda,tapi jangan pernah sekali-kali anda menghina mama saya."
"Kenapa kau tak terima,jelas jelas kau lahir karena perselingkuhan, masih untung dulu Reno mau membesar mu." Suara di telfon terdengar sangat jelas di telinga Derren. Ia lihat mata Senja mulai berkaca-kaca,entah dorongan dari mana,ia mendekat dan duduk di samping Senja,lalu meraih ponsel yang masih menempel di telinga Senja lalu mematikan nya.
"A-apa yang-"
"Butuh pelukan?" Tawar Derren.
Satu tetes air mata berhasil lolos dari mata indah Senja. Tanpa aba-aba,ia langsung memeluk tubuh tegap Derren.
"Hiks....!"
"Menangislah...!" Ucap Derren seraya mengelus punggung Senja. Ia tak tau apa yang sedang senja alami,namun jika teringat semalam ia mendengar semua keluh kesah Senja. Mungkin tepat jika ia menawarkan pundaknya nya untuk Senja.
"Udah?" Hampir satu jam senja menangis dalam pelukan Derren.
"Hiks,udah om. Ma-makasih."
Derren berdecak kesak,setua itukah dirinya sampai di panggil om oleh Senja.
"Coba panggil pake nama aja."
Senja nyengir,lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja menatap Derren, sedangkan Derren memincingkan matanya.
"Mmm,om beneran 30 tahun?" Tanya Senja,kenapa senja tau,ya karena saat ia akan mengadakan pertemuan dengan Alexander company,ia sudah membaca semua data tentang Derren. Namun ia tak mengetahui jika pria itu Derren.
"Iya, kenapa?"
"Kliatan Muda banget." Jelasnya lalu tersenyum manis.
Derren terkekeh,lalu mengacak-acak rambut Senja.
"Jangan kebanyakan nangis,udah kayak babi aja tu bengkak." Mulut Senja terngaga. Lalu dengan kesal ia memukuli Derren membabi-buta.
"Nyebelin ih....!" Bukanya kesakitan, Derren malah tertawa.
"Dasar om om nyebelin."
Grep
Tanpa mereka sadari, posisi mereka kini sungguh sangatlah intim. Senja menahan nafasnya,lalu mencoba membuang muka.
"Tatap saya." Tegas Derren.
Senja yang gugup akhirnya menurut. Ia menatap Derren,manik mata coklat Derren seakan menghipnotis nya.
"Jangan buang buang air matamu untuk hal yang tidak perlu kau tangisi."
Senja berkedip,ia mendengar ucapan Derren,namun perhatian nya terpusat pada bibir merah milik Derren.
"Kau mendengar ku?" Tanya Derren lagi.
"I-iya.." Derren segera melepaskan dekapannya. Lalu menatap Senja yang terlihat berkeringat cukup banyak.
"Kau kenapa?"
"Ha,ah ti-tidak. Mmm,a-anu om. Saya pamit dulu. Nanti kita lanjutin lagi pembahasan nya." Setalah mengatakan itu, senja langsung berlari dan keluar dari apartemen Derren. Ia masuki Apartemen dengan tergesa-gesa. Dan menutup nya juga dengan kencang.
Brakk
"Hah,sial." Umpat Senja,dan langsung merosotkan tubuhnya di dekat ranjang nya.
"Hah,jangan sekarang gue mohon." senja menggigit bibir bawahnya hingga berdarah. Keringat nya mengalir semakin banyak. Ia pun menggeleng,dan mencoba membuka laci di dekatmya.
"Hah hah."
Ia mengambil kotak kecil yang berisikan satu suntikan yang sudah terisi cairan bening.
Dengan cepat ia membukanya dan.
Jlepp
Senja menusuk jarum suntik itu di tangan nya,lalu mendorong isinya agar memasuki tubuhnya.
Tak selang beberapa lama, nafasnya mulai teratur. Ia mencabut suntikan itu lalu menyandarkan kepalanya di pinggiran ranjang.
"Heh,hidup gue udah komplit ya ancurnya." Gumam nya pelan.