Chapter 4

1.9K 277 14
                                    

"Kau ini, susah sekali diberitahu!"

Taehyun menggendong kucing gemuk berwarna abu-abu, membawanya keluar rumah, lalu menutup pintu rapat-rapat. Taehyun sangat sebal, kucing itu masuk dan langsung menaiki sofa, kasur, dan juga dapur. Padahal Taehyun sudah membersihkan semuanya, kucing yang tidak ia kenali asal masuk dengan membawa kuman serta meninggalkan jejak kaki di lantai rumahnya.

"Meong!"

Taehyun menoleh ke arah balkon, terlihat kucing yang tadi ia usir sedang berusaha masuk melewati celah pagar jeruji besi. Entah bagaimana caranya kucing itu bisa naik ke balkon kamarnya. Karena badan kucing itu yang terlalu besar, jadi hanya kepala, tangan dan kakinya saja yang berhasil lolos. Taehyun menghela napasnya, menghampiri kucing, lalu membantunya yang tampak kesulitan melepaskan diri dari jeruji besi.

"Makanya, sekali-kali buat program diet," gerutuh Taehyun sambil sedikit memiringkan kepala kucing, lalu mendorong kepalanya ke arah belakang dengan perlahan.

Setelah berhasil lolos, kemudian Taehyun menggendong kucing itu dan kembali membawanya keluar rumah. Saat ingin menurunkannya, kucing itu mengeong lagi, terdengar sedih. Taehyun menatap kucing yang ia tidak ketahui pemiliknya dengan tatapan bingung.

"Kau lapar?"

"Meong!"

Akhirnya, Taehyun berinisiatif untuk memberinya ikan tuna segar. Kucing itu hanya mengendus ikannya, kemudian terduduk, menatap Taehyun dengan jengkel.

"Ada yang salah? Kau tidak suka ikan?"

Tidak lama kemudian kucing itu pergi, ekspresi Taehyun langsung datar. Tak lama kemudian, ia melihat mobil Beomgyu berhenti di depannya. Dengan senyum yang ceria Taehyun tampakkan saat melihat Beomgyu.

"Aku sudah menunggumu sejak lama, Hyung." Beomgyu terkekeh pelan, kemudian mengecup keningnya sekilas. Lalu Taehyun menerima tas milik Beomgyu, mereka masuk ke dalam rumah bersama-sama.

"Hyung tidak menghabiskan bekal dariku? Tasmu terasa berat." Beomgyu yang baru saja melepas jasnya langsung menoleh ke arahnya sekilas.

"Aku sudah memakan bekal darimu," balas Beomgyu.

"Lalu, ini kenapa terasa berat?" Setelah ditanya seperti itu oleh Taehyun, Beomgyu malah mengangkat kedua bahunya.

Karena sebal, Taehyun akhirnya membuka tas milik suaminya itu. Saat Taehyun mengambil kotak makannya terasa ringan, melainkan yang membuat tas Beomgyu terasa berat yaitu camilan ringan yang jumlahnya lumayan banyak.

"Kenapa banyak sekali?" tanya Taehyun sambil menatap Beomgyu dengan tatapan tajam. Beomgyu menatap cermin, sambil menjawab, "aku dengar kau suka nyemil, bukan?"

Taehyun memang lebih suka nyemil dibanding makan nasi. Sebabnya karena apa, Taehyun juga tidak tau. Tak lama kemudian, yang lebih muda kembali membuka suaranya.

"Tapi tidak seperti ini, kita harus hemat ... ya, terima kasih," ucap Taehyun. Beomgyu menghampirinya, menarik dirinya supaya mendekat.

"Tolong lepaskan dasiku," titah Beomgyu, kemudian Taehyun mengambil alih jasnya lebih dulu, lalu melepas dasi sang suami. Namun, saat Taehyun hendak membuka kancing kemejanya langsung ditahan oleh tangan Beomgyu.

"Eits, kau ingin menjadi anak nakal, hm?" Beomgyu menyeringai sambil mendekatkan wajahnya ke arah Taehyun, yang lebih muda menjadi salah tingkah, ia malah memukul bahu Beomgyu.

"Apaan, sih? Kau sendiri yang minta dilepaskan kemejanya, padahal masih punya tangan, manja."

"Aku cuman menyuruhmu melepaskan dasi, sayang."

Taehyun terdiam beberapa saat, ditambah ia juga malu. Sedangkan, Beomgyu hanya bisa menahan tawanya saat melihat wajah Taehyun yang memerah, walau suaminya berusaha menyembunyikan itu dengan memunggunginya, tetapi tetap saja ketahuan. Beomgyu memeluk Taehyun dari belakang, dengan usil, ia menggesekkan hidungnya ke arah tengkuk yang lebih muda.

"Sayang?"

"SANA PERGI MANDI, HYUNG!"

This is Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang