Chapter 1

3.3K 428 44
                                        

Taehyun membuka matanya perlahan, terlihat ruangan putih dan sinar cahaya mentari yang menyilaukan mata. Taehyun ingin bangun dari tidurnya, tetapi tertahan oleh tangan seseorang yang sedang memeluk pinggangnya. Lantas dirinya menoleh ke arah samping, dirinya terkejut bukan main, saat melihat wajah Beomgyu berpapasan dengan wajahnya.

"Beomgyu? Kenapa aku bisa bersamanya?" tanyanya dalam hati. Saat dilihat-lihat, ini bukan kamarnya; yang hanya di dominasi dengan warna putih dan seprai kasur yang berwarna biru laut. Taehyun panik, ia merasa kalau ada yang salah dengannya.

"Hoaam ... Selamat pagi!" Beomgyu melepas pelukkannya yang membuat Taehyun terjengit. Beomgyu membuka matanya, meregangkan otot-ototnya, lalu menoleh ke arah Taehyun.

"Bagaimana tidurmu, nyenyak?" tanya Beomgyu. Taehyun diam, masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Kau bermimpi buruk, hm?"

"Kenapa kau bersama ku?"

Beomgyu tertawa ringan saat mendengar pertanyaan dari Taehyun. Kemudian, ia bangkit dari tempat tidurnya, disusul dengan Taehyun yang mendudukkan dirinya, menyandarkan bahunya dengan kepala kasur. Beomgyu melihat kaca bulat yang menyatu dengan dinding.

"Kau lupa, kalau kita sudah menikah kemarin?" ucapnya sambil menatap Taehyun dari kaca itu.

"M-menikah? Denganmu?" Taehyun tidak habis pikir. Padahal yang ia tahu, kalau Beomgyu menikah dengan seoranng wanita dan saat itu juga cintanya ditolak.

Beomgyu menghampiri Taehyun, kemudian mencubit hidungnya dengan gemas. "Lalu kau mau menikah dengan siapa lagi selain diriku, hm?"

Taehyun menggeleng pelan, otaknya masih berusaha untuk berjalan. Beomgyu tersenyum, mencodongkan wajahnya ke arah Taehyun, menatap bibirnya seperti ingin melahapnya. Taehyun memundurkan wajahnya, menatap Beomgyu yang kini juga beralih menatapnya.

"Buatkan aku sarapan, aku lapar."

"Tapi, bagaimana bisa aku menikah denganmu?"

Beomgyu terdiam, kemudian mengusap rambut Taehyun. "Jangan bertanya hal yang tidak penting. Buatkan aku sarapan atau aku akan memakanmu."

Taehyun terkesiap, ia langsung bangkit dari kasur, kemudian berlari keluar kamar. Taehyun mengedarkan pandangannya, rumahnya terlihat luas dan banyak ruangan. Kemudian Taehyun kembali lagi ke kamar.

"D-dapurnya dimana?" Beomgyu yang sedang mengalungkan handuk di lehernya, memberhentikan langkahnya yang hendak ingin ke kamar mandi. Beomgyu menoleh ke arahnya, menatap Taehyun dengan heran.

"Dapurnya ada di bawah, sebelah kiri. Padahal kau sendiri yang memilih rumah ini," jawab Beomgyu dan langsung masuk ke kamar mandi. Lalu Taehyun mendengar suara percikkan air terdengar di dalam sana, ia masih ingin protes sebenarnya.

Siapa yang menginginkan rumah seperti ini bersama mu? Kau saja menolakku waktu itu! Taehyun menepis pikiran itu sejenak dan kemudian, menuju ke dapur untuk memasak. Ia juga takut kalau nanti benar-benar di 'makan' oleh Beomgyu.

Taehyun memang ahli dalam memasak, karena sedari kecil sudah ditinggal oleh Ayahnya yang telah tiada. Taehyun selalu membantu Ibunya di dapur dan ia menjadi tahu campuran bumbu-bumbu yang membuat masakannya menjadi enak.

"Apakah aku sedang berhalusinasi? Atau aku sedang berada di surga?" tanya Taehyun masih mempertanyakan kebaradaanya. Dimulai dari hari kemarin yang baginya terasa berat karena cintanya ditolak, sekarang secara tiba-tiba dirinya sudah menikah dengan seseorang yang telah menolak cintanya. Tidak masuk akal. Beberapa saat kemudian, Taehyun merasakan pinggangnya dipeluk dari belakang.

"Aromanya harum sekali, apakah sudah matang?" Suara khas yang terdengar sangat dalam dan juga aroma sabun yang wangi, membuat Taehyun terpaku. Tangan Beomgyu yang sedang melingkar di perutnya, dengan lembut mengusap perutnya pelan, lalu menopang dagunya di bahu sempit milik Taehyun.

Wajah Taehyun memerah, ia tidak berani menoleh ke arahnya, pandangan seakan sibuk memotong sayuran yang akan dimasukkan ke dalam panci. Jantungnya berdegub kencang, posisi romantis seperti ini membuat dirinya tidak kuat untuk berlama-lama.

Taehyun menyodorkan satu sendok kuah sup ayam, membalikkan badannya yang membuat pelukkan mereka terlepas, kemudian menyodorkannya ke arah Beomgyu.

"Kenapa?"

Demi apapun, Taehyun sangat gugup. Tetapi, ia berusaha menahannya, kalau tidak sendoknya bakal terjatuh atau terpental entah kemana karena Taehyun memegangnya sedikit gemetar. Beomgyu yang mengerti langsung menerima suapannya, mencicipi kuah sup yang hangat.

"Enak. Aku tidak salah menikah denganmu, kau sangat pintar dan tau seleraku." Beomgyu mengecup pipi Taehyun secepat kilat. Taehyun membeku, mengedipkan matanya berkali-kali. Beomgyu terkekeh gemas, kemudian mengecup pipinya lagi.

Ini pasti mimpi.

This is Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang