Chapter 8

1.7K 266 36
                                    

Taehyun menarik napasnya, kemudian menatap Beomgyu dengan tenang. Tidak butuh waktu lama, ia membuka suaranya.

"Kenapa kau pulang bersamanya? Bersama wanita itu?" Beomgyu terdiam dan kemudian ia mengangguk paham.

"Apa kau cemburu?" tanya Beomgyu kembali, Taehyun malah diam dan memalingkan wajahnya.

Beomgyu menurunkan tangannya, ia menggenggam tangan Taehyun, tetapi dengan cepat ditepis olehnya. Taehyun bangkit dari pangkuan Beomgyu, ia lebih memilih duduk di sofa lain yang berjauhan. Beomgyu mencoba mendekatinya, tetapi Taehyun terus menghindar. Pada akhirnya, Beomgyu membuka suaranya lagi.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu kesal atau apapun itu," Beomgyu menghela napasnya dengan kasar. "Aku lelah, termasuk denganmu."

Taehyun tertegun dan kemudian menoleh ke arah Beomgyu yang sedang menunduk. "Aku hanya ingin memberimu banyak cinta, tetapi kau selalu menolak. Aku tidak hanya ingin sekedar menyentuh tubuhmu, karena aku mencintaimu aku ingin membuktikan itu, dan kau menolaknya."

Beomgyu menyenderkan tubuhnya di sofa, kemeja kantor yang ia kenakan masih melekat di tubuhnya. Ia tidak peduli dengan Taehyun yang akan marah, sebab ia membahas hal itu lagi. Dirinya hanya ingin meluapkan keluh kesah yang tertanam dalam lubuk hatinya, bukannya tidak cukup dengan pelayanan Taehyun yang setiap pagi membuatkan bekal sekaligus sarapan, Beomgyu juga ingin memberikan cintanya.

"Bukannya tidak masalah jika aku dekat dengan wanita sekalipun?" Seketika Taehyun langsung memeluknya dari samping, ia menggelengkan kepalanya dengan ribut.

"Tidak, jangan katakan itu. Kau hanya milikku, Hyung." Taehyun memeluk Beomgyu dengan erat, wajahnya ia tenggelamkan di dada bidang yang lebih tua. Taehyun bisa merasakan, kalau tangan Beomgyu sedang mengusap-usap kepalanya dengan lembut.

"Kau benar-benar menyayangiku, kan? Rebut aku kembali, Taehyun."

Taehyun membuka matanya lebih lebar, ia mendongakkan kepalanya, menatap Beomgyu yang sedang tersenyum.

"Huh?"

Sungguh, Taehyun sangat bingung dengan perkataan Beomgyu. Namun kebingungan itu tergantikan dengan rasa nyeri di kepalanya, jantungnya berdegub kencang, ia merasa sakit yang berlebih di tubuhnya. Secara perlahan semua tampak gelap, Taehyun tidak bisa melihat apa-apa. Ia hanya bisa mendengar suara alat medis yang biasanya digunakan untuk melihat kondisi detak jantung pasien, monitor icu. Selain itu, ia juga mendengar suara seseorang yang terdengar familiar di kupingnya.

"Bangun, nak. Ibu rindu denganmu."

"Ibu?" ucap Taehyun dengan terkejut, dirinya mencoba mencari arah sumber suara. Berlari tanpa arah, mengikuti suara isak tangis Ibunya, sampa-sampai dirinya melewati cahaya putih yang sangat terang.

—| | |—

Taehyun membuka matanya perlahan, ia melihat cahaya lampu ruangan yang silau. Dirinya melirik ke arah lain, Taehyun melihat Ibunya yang tampak sembab sambil menggenggam tangannya.

"Taehyun? Kau sudah bangun?" tanyanya dengan suara serak, lalu Ibunya menangis sambil memeluknya.

"Ibu bersyukur kamu masih hidup, nak. Ibu sangat merindukanmu." Taehyun membalas pelukan ibunya dengan lemas. Dirinya tidak tahu harus bereaksi apa, pikirannya cukup kosong saat mengingat Beomgyu yang sempat menjadi suaminya.

"Aku rasa tadi hanya mimpi, mimpi yang terlalu indah," ucapnya dalam hati.

This is Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang