Chapter 6

1.8K 263 58
                                    

Hari ini Taehyun sedang menyapu di halaman rumah, menyapu semua dedaunan yang nantinya ia akan tanam kembali ke dalam tanah. Sebenarnya Taehyun sedikit kewalahan saat bersih-bersih, rumahnya terbilang luas dan juga besar. Mengepel lantai saja saranya seperti main ice skating. Mungkin, Taehyun akan bilang ke Beomgyu agar dicarikan pembantu.

Saat sedang menyapu bagian kiri halaman, Taehyun melirik sekilas halaman sebelah kanan yang sudah bersih dan juga rapih. Baru mengalihkan pandangannya sebentar, seketika ada suara kucing yang mengejutkannya.

"Meong!"

Taehyun mengalihkan pandanganya, melihat kucing abu-abu yang berpostur gemuk sedang berlari-larian, menyeret sampah daun yang sebelumnya sudah Taehyun kumpulkan. Sang pemilik rumah menghela napasnya, padahal ia sudah merasa lelah.

Taehyun menghampiri kucing itu, memisahkannya dengan sampah daun, lalu menggendongnya. "Kenapa kau kemari?"

Taehyun membawanya keluar pagar, setelah meletakkannya ia langsung menutup pintu pagar. "Main di sana saja, jauh-jauh."

Layaknya kucing laknat, hewan itu malah melompati pagar dan kembali bermain dengan sampah dedaunan, yang baru saja sempat Taehyun bereskan ulang.

"Kucing durhaka, ku kutuk kau!"

Taehyun menghampirinya dan langsung membuangnya lagi di luar pagar. Namun sama saja, kucing itu tetap nekat naik dan membuat sampahnya kembali berantakkan. Dengan lapang dada Taehyun menghadapi kucing itu.

"Astaga, Molie!"

Arum yang baru saja keluar dari rumahnya langsung terkejut, melihat kucingnya yang sedang kejar-kejaran dan juga sempat mencakar wajah Taehyun. Arum menghampirinya, memisahkan mereka.

"Maaf, maafkan aku. Aku sungguh minta maaf," ucap Arum sambil membungkukkan badannya.

Kesal sebenarnya, tapi Taehyun berusaha sabar. "Ya, tidak masalah. Aku harap kau bisa mengunci kucingmu di kandang."

Arum hanya bisa tersenyum kikuk, merasa tidak enak. Taehyun mengusap pipinya yang terluka, sempat mengaduh, kemudian Arum membuka suaranya.

"Mau aku obati? Cakarnya lumayan panjang," ucapnya. Namun, Taehyun menggelengkan kepalanya.

"Tidak, terima kasih. Aku bisa melakukannya," balas Taehyun sambil tersenyum.

"Kau tidak pergi ke kantor? Tanya Taehyun yang mengingat wanita dihadapannya itu rekan kerja suaminya.

"Kebetulan hari ini aku masuk siang," jawab Arum sambil tersenyum. Taehyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Beomgyu pulang dengan ekspresi wajah yang sedih sekaligus murung. Membanting pintu yang membuat Taehyun yang posisinya sedang berada di dapur, terkejut dan tidak sengaja melempar spatulanya. Taehyun mengambil spatulanya yang terjatuh, kemudian mematikan kompornya, lalu menghampiri Beomgyu.

"Ada apa, Hyung?" tanya Taehyun dengan khawatir. Beomgyu tidak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya. Taehyun menangkup pipi suaminya, agar ia bisa menatap matanya.

"Mandi dulu, ya? Aku udah siapin makan malam," ucap Taehyun dengan nada lembut. Kemudian, tangannya membuka jas Beomgyu, membuka dasinya agar bisa langsung di cuci.

Setelah selesai mandi, Beomgyu langsung menghampiri Taehyun, lalu memeluknya. Dan berkata, "aku ingin punya anak."

Seketika pipi Taehyun merasa terbakar, saat tangan kekar milik Beomgyu mengusap perutnya pelan. Taehyun melepaskan pelukannya, lalu mengajak Beomgyu agar duduk di bangku meja makan.

"Makan dulu, aku udah buat masakkan kesukaanmu." Taehyun menyiapkan nasi dan memberi Beomgyu lauk di atas nasinya.

"Aku iri, " Beomgyu menjeda ucapannya, menyuap satu sendok kuah ramen. "Para rekan kerjaku sudah mempunyai anak. Apa kau tidak ingin?"

Taehyun berhenti mengunyah mie yang berada di dalam mulutnya, kemudian menatap Beomgyu. "Tentu saja, mau adopsi dimana?"

"Kita buat saja dulu, siapa tau jadi," ucap Beomgyu dengan percaya diri. Taehyun langsung melayangkan tatapan tajam ke arah suaminya.

"Bukannya kita sudah pernah bahas?" ucap Taehyun yang mengingat kemarin Beomgyu membahas bulan madu mereka.

"Aku pikir, tidak ada salahnya kalau kita mencoba," balas Beomgyu. Taehyun menepuk jidatnya, mulai tidak mengerti dengan pola pikir Suaminya sendiri. Namun Taehyun teringat satu hal, akhirnya ia membuka suaranya kembali.

"Kau iri mereka sudah mempunyai anak atau karena mereka sudah merasakan hal itu?" tanya Taehyun. Kemudian, Beomgyu tersenyum sambil menunjukkin deretan giginya. Suaminya ini, kalau bicara memang suka benar!

"Ayolah, aku juga ingin mencicipi tubuhmu, sayang."

Taehyun merotasikan bola matanya, dan juga tangannya merasa tidak bersahabat, Taehyun memukul kepala Beomgyu dengan sumpit, lalu dirinya hanya bisa mengaduh kesakitan, suaminya galak sekali.

"Habiskan makananmu, Hyung. Setelah itu pergi tidur!" titah Taehyun, tetapi Beomgyu masih ingin jahil dengan kesayangannya.

"Kau ingin meniduriku?" tanya Beomgyu sambil tersenyum jahil.

Taehyun memukul kepalanya lagi. "Malam ini kau tidur di sofa!"

Oke, Beomgyu menyesal.

This is Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang