This is Real?

1.4K 213 11
                                    

Bonus Chapter: 3

•° + ° • ° + ° •

"Aku tidak bercanda, Hyung. Aku memang tinggal di sana, di samping rumahmu."

Beomgyu terkekeh, ia duduk di bangku kantin, kemudian menaruh makanan pesanannya di atas meja, Taehyun pun ikut menyusul. Sebelumnya Beomgyu tidak percaya kalau dirinya pindah rumah, tetapi karena saat ini yang lebih tua tidak ingin debat, akhirnya Beomgyu mengiyakan saja. Taehyun melirik ke arah Beomgyu, lalu membuka suaranya.

"Kenapa kau makan-makanan kantin?" tanya Taehyun. Beomgyu menatapnya dan kemudian menjawab, "ini jam istirahat, bukan? Siapapun boleh memakan makanan kantin."

"Bukan itu maksudku," Beomgyu berhenti mengunyah, kemudian menatap Taehyun dengan tanda tanya dan kemudian Taehyun kembali berucap, "mana bekalmu? Apakah istrimu tidak membuatkannya untukmu?"

Beomgyu terdiam sejenak dan kemudian menundukkan kepalanya, tidak ingin menjawab. Lagi-lagi Taehyun kehabisan topik, akhirnya mereka saling diam sampai jam istirahat selesai.

Saat ini Taehyun sedang merapihkan meja kantornya, ia ingin pulang karena tugasnya sudah selesai. Namun matanya melirik Beomgyu yang sedang sibuk mengetik. Setelah itu dirinya mencoba menghampiri Beomgyu.

"Ayo pulang."

Beomgyu mendongakkan kepalanya, memandang Taehyun sekilas. "Duluan saja, masih banyak tugas yang harus aku kerjakan."

"Aku boleh bantu?" tawar Taehyun. Beomgyu masih sibuk memandangi laptop dan dengan cepat menjawab, "tidak perlu."

Taehyun menghela napasnya, ia menarik bangku miliknya dan duduk di samping Beomgyu. Sontak yang lebih tua terkejut dan langsung menoleh ke arahnya.

"Kenapa kau malah duduk di sana? Cepat pulang," ucap Beomgyu guna mengusir Taehyun. Awalnya Taehyun merasa sakit hati, tetapi ia tetap sabar dan mencoba untuk tersenyum ke arahnya.

"Aku ingin menemanimu, Hyung." Beomgyu menghela napasnya kasar, lalu ia pasrah dan membiarkan Taehyun duduk di sampingnya.

Selang beberapa menit kemudian, Beomgyu melirik ke arah Taehyun yang nyatanya sedang menatapnya juga. Beomgyu pikir, Taehyun akan tertidur di bangkunya.

"Ada apa?" tanya Taehyun yang membuat Beomgyu terdiam sejenak sambil menatapnya lama.

"Beberapa minggu lalu, kau kemana? Aku tidak melihatmu di kantor."

Taehyun mengulum bibirnya guna menahan senyumnya, ia merasa kalau Beomgyu masih ada rasa peduli dengannya. Walaupun hanya sedikit, jantungnya tetap saja tidak aman.

"Aku masuk rumah sakit, karena aku tertabrak mobil saat itu," jawab Taehyun yang berusaha untuk bersikap biasa saja. Kemudian Beomgyu mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah Beomgyu selesai dengan urusan dokumennya, Taehyun dan Beomgyu jalan beriringan menuju ke tempat parkiran bersama.

"Kenapa kau pindah?" tanya Beomgyu yang kali ini ia membuka pembicaraannya lebih dulu.

"Hanya ingin," balas Taehyun yang membuat Beomgyu menatapnya curiga.

"Apa kau ... Masih menyukai sesama jenis?" tanya Beomgyu lagi dengan hati-hati, lalu Taehyun menatapnya sambil tersenyum.

"Kenapa? Kau takut denganku?"

"Ah, tidak maksudku ..." Beomgyu menjeda ucapannya sebentar. Namun, saat ingin melanjutkannya kenbali, Taehyun lebih dulu berbicara.

"Jangan bahas hal itu, aku agak tersinggung. Aku masih berduka atas kepergian Ibuku, Hyung," balas Taehyun dengan nada sedih guna mengalihkan pertanyaan Beomgyu. Ia tidak ingin Beomgyu menjadi merasa terancam atau mungkin was-was, sebab rumah mereka yang berdekatan.

"Maafkan, a-aku tidak bermaksud." Beomgyu yang merasa iba, kemudian ia menepuk-nepuk bahu yang lebih muda.

"Aku boleh memelukmu?"

Beomgyu terdiam sejenak, tampak menimang-nimang. Taehyun menatapnya dengan tatapan sedih. Dirinya tahu, kalau Beomgyu akan mudah luluh dengan hal itu. Dan tentu saja, tangan Beomgyu menarik bahu Taehyun sedikit kaku dan kemudian memeluknya.

Tidak ingin membuang kesempatan, Taehyun langsung menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Beomgyu. Dirinya menghirup aroma parfum yang dipakai Beomgyu dengan puas, dan juga dirinya dengan diam-diam tersenyum sambil menikmati momen ini. Setelah beberapa menit kemudian, Beomgyu melepaskan pelukannya.

"Terima kasih, Hyung, aku merasa lebih baik sekarang." Taehyun menatap Beomgyu sambil tersenyum.

Langkah yang cukup bagus, ia sudah mampu sedikit atau bahkan lebih dalam memperbaiki hubungan dirinya dengan Beomgyu. Oh, apakah ini terlalu cepat? Tidak, hanya saja Taehyun terlalu mahir dalam hal merayu.

This is Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang