Tidak terasa, sudah lebih dari dua tahun lamanya kepergian Aaron.
Kini nampaklah William yang sedang berdiam diri di sebuah club malam dengan ditemani oleh Stevan.
Sebenarnya Stevan tidak suka dengan tempat-tempat seperti ini, tapi karena paksaan William, akhirnya dia pun mau di ajak sahabatnya itu.
Tapi anehnya saat sudah sampai di tempat itu, William justru hanya diam melamun.
Pandangan matanya pun kosong.
Bahkan beberapa wanita yang mencoba mendekatinya juga tidak ada yang dia respon.
Minuman alkohol yang tersaji di hadapannya juga sama sekali tidak dia sentuh.
Bahkan Stevan sampai kebingungan.
Temannya itu tidak sedang kesurupan, bukan?
"Will---"
Ucapan Stevan terhenti saat William tiba-tiba berdiri dan pergi ke lantai dua.
Lalu menuju ke balkon club itu.
Jadi, club yang mereka kunjungi bisa dibilang cukup mewah.
Dengan beberapa lantai dan tentunya balkon di setiap lantainya.
Dan William sedang berada di balkon lantai 2.
Dia menatap sunyinya malam yang terlihat sangat indah.
Angin malam yang dingin pun menyapa kulitnya.
Serta bintang-bintang yang gemerlap terlihat bersinar diatas langit.
William kini tahu,
Jika keberadaan 'orang itu' sangat berarti didalam hidupnya.
Siapa lagi jika bukan Aaron.
William sadar, dia telah mencintai Aaron.
Dan ternyata benar apa yang dikatakan Stevan beberapa tahun lalu,
Penyesalan benar-benar menjemputnya.
Tapi dia sendiri tahu, jika semuanya sudah terlambat.
"ARGHH SIAL." teriak William frustasi sambil menjambak rambut hitamnya.
Kejadian itu juga tak luput dari pandangan Stevan, karena Stevan mengikuti William ke balkon itu.
"Aku mencintaimu, brengsek."
"Kenapa kau meninggalkanku?"
"Aku tau aku salah karena sudah menyuruhmu pergi, TAPI BUKAN BERARTI KAU BOLEH PERGI SIALAN."
"Aku menyesal. Ku mohon, kembali lah kepadaku."
Stevan tersenyum kecil.
Akhirnya temannya itu sadar dengan perasaannya sendiri.
"Aku sangat mencintaimu, Aaron Willson. Aku benar-benar mencintaimu."
"KEMBALI LAH KEPADAKU, SIALAN. AKU MERINDUKANMU."
"Brengsek, bagaimana bisa kau tega meninggalkanku sendirian?"
"Aku mencintaimu, bajingan. Please, come back to me babe."
"Kau sudah sadar dengan perasaanmu?"
Deg
William mematung.
Lalu dia pun membalikkan badannya dan mendapati Stevan yang kini tengah menatapnya.
William sempat terkejut melihat kedatangan Stevan, tapi sudahlah.
Tidak ada gunanya juga dia menyembunyikannya lagi dari Stevan.
"Kau sudah melihat semuanya?" tanya William pelan lalu dia mengalihkan pandangannya ke langit-langit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE SELFISH [B×B]
Teen FictionKisah tentang seorang pemuda yang begitu mencintai sesosok laki-laki kejam yang sangat diidolakan oleh seluru kaum wanita dan pria, dia juga anak dari seorang Mafia yang ditakuti semua orang. Tapi ternyata perjalanannya untuk mendapat laki-laki itu...