Bismillahirrahmanirrahim
Saling bertegur sapa di kolom komentar yuk ;)
Happy Reading
***
Hampir saja Lunara berteriak karena kaget juga marah karena seseorang tiba-tiba saja mengapit tangannya jika ia tak segera mengenali sahabatnya semenjak SD, Sabina Bell.
"Lun, makan siang di kantin sarjana aja yuk. Lagi hemat nih, akhir bulan" Lunara masih menormalkan nafasnya ketika Sabina kembali bertanya. "Kenapa?"
"Ya Allah Bin, jantungan aku tuh, minimal salam kek. Hampir aja kena damprat kamu, tau nggak?"
Sabina hanya nyengir lucu menanggapi kekesalan gadis disampingnya ini "Maaf deh, lain kali janji nggak ngulangin lagi"
Lunara hanya mendengus malas sebagai tanggapan karena tau janji temannya itu hanya template.
"Jadi gimana, mau nggak? Atau jangan-jangan kamu udah punya janji sama si bocil lagi"
"Apaansih Bin, nggak ada janji-janji"
"Ya mana tau Lun, dia kan kalau siang gini pulang sekolah bukannya pulang kerumah malah ngapelin kamu ke kampus. Bener-bener nggak ada takutnya tuh bocil"
"Fachry, Bin. Nggak sopan kamu"
"Cie dibelain segala, jadi udah kepincut dedek gemes nih"
"Apasih Bin"
Speak of the devil, layaknya terjadwal si bocil yang dibicarakan pun datang dengan senyum lebarnya. Masih celana sekolahnya yang berwarna abu-abu namun atasannya sudah berganti dengan kaos hitam yang dilapisi jaket kulit berwarna hitam juga. Tak hanya itu, lelaki yang bernama Alfath Fachry Pratama itu juga tak pernah datang dengan tangan kosong, lihatlah tangannya yang menjinjing berbagai macam makanan kesukaan pujaan hatinya, Lunara Burhan Raajiyah.
"Assalamualaikum Nara cantik, belum makan kan? Ini aku bawain nasi bakar buat kamu. Oh ya, ada melon yubari juga udah dipotong-potong kok, aku nggak sengaja liat kamu nonton mukbang melon itu kemaren"
"Waalaikumussalam"
"Waalaikumussalam Adeekk"
Tak perlu ditanya siapa yang ngegas karena sudah pasti itu Sabina karena merasa dirinya tak dianggap oleh bocil dihadapannya ini.
"Yuk makan Nara, atau mau disuapin?"
Kejadian itu tak hanya terjadi sekali namun terus berulang setiap harinya hingga menjadi rutinitas. Tak heran banyak teman-teman sekelasnya sering menggoda Lunara karena selalu diapeli bocah SMA.
Hingga tiba-tiba Fachry absen menemuinya.
Sehari
Dua hari
Setahun
Dua tahun
Hingga tak terasa sudah 5 tahun Fachry menghilang begitu saja dari kehidupan Lunara. Seolah sebelumnya ia tidak pernah ada. Seolah ia hanyalah mimpi dan angan Lunara saja.
Lunara jelas merasakan kehilangan, sosok yang tanpa ia sadari selalu ia tunggu kehadirannya.
Tanpa sadar Lunara menyukai setiap candaan dan nyanyian yang Fachry berikan untuknya.
Tanpa sadar Lunara merasa nyaman dengan segala perhatian dan pujian yang Fachry berikan untuknya
Tanpa sadar Lunara telah jatuh sejatuhnyaa pada pesona Fachry.
Namun dimana lelaki itu sekarang?
Menurut kalian, Lunara di-ghosting nggak sih?
see you next chapter !
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Cinta Sang Muadzin
SpiritualAllah maha membolak-balikkan hati setiap hambanya, itulah yang tengah dirasakan oleh Lunara, gadis berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dokter hewan. Lunara telah memendam perasaannya kepada seorang kaum adam selama 5 tahun belakangan ini. Pada...