Bismillahirrahmanirrahim
Update lagi nih temen-temen :D
Happy reading
***
"Bunda ayo cepetan, udah cantik itu nggak usah dandan lagi"
Lunara mulai kesal karena bunda masih saja asyik dengan kegiatan bersiap-siapnya tak yang kunjung siap. Lunara yang sedari tadi duduk di sofa kamar orang tuanya terus saja menerima pertanyaan 'kak bagus ini atau ini' bahkan bundanya ini sudah 2 kali ganti baju hanya karena tidak cocok dengan warna jilbab yang dipakai.
Luna juga perempuan tapi kayaknya nggak seribet bunda deh
Sore ini keduanya akan menghadiri kajian rutin mingguan yang diadakan di masjid Ar-rahim, padahal Lunara sendiri sudah siap sedari tadi dengan abaya warna Dark Green dan pasmina syari senada namun ketika ia menjumpai bunda malah masih ribet memilih baju yang akan dipakai.
"Sabar dong kak, kajiannya juga belum mulai kan. Ini tinggal rapiin jilbab aja kok" Dahlia lanjut melaksanakan kegiatannya bahkan tak menghiraukan Lunara yang sudah keluar dari kamarnya.
Bosan berada di kamar orangtuanya karena bunda yang belum siap juga, kini Lunara menuju teras rumahnya menemui Bapak yang tengah menikmati secangkir teh hijau tawar hangat sembari membalikkan halaman Koran dengan serius.
Belum sempat menyapa Bapak, Miki lebih dulu menyapanya. Miki adalah kucing Lunara yang pertama, setahun kemudian ia menambah teman bermain Miki yaitu Mika dan Miko. Ketiganya merupakan kucing jalanan yang Lunara temui ketika melaksanakan kegiatan sosial dari rumah sakitnya. Setiap 3 bulan sekali, para dokter hewan di rumah sakit tempatnya bekerja akan turun ke jalanan dengan lokasi berbeda setiap waktunya guna mengobati dan merawat hewan-hewan yang hidup liar di jalanan. Tak jarang Lunara mendapati kondisi banyak hewan yang berada dalam kondisi mengenaskan, salah satunya Miki.
Miki, Mika dan Miko ia rawat dengan penuh kasih sayang seperti anak sendiri hingga tak ada yang menyadari jika ketiga kucing itu dulunya adalah kucing jalanan yang kurus dan penyakitan. Dengan Miki dalam gendongannya, Lunara kembali melanjutkan langkahnya menghampiri bapak.
"Loh, bapak kira kalian udah berangkat ternyata masih dirumah"
"Bapak sih keseringan muji bunda cantiknya bagai bidadari jatuh dari langit jadinya bunda sekarang lagi dandan ala bidadari deh. Lamaaaaaaa banget pak"
Lunara mengadu pada Bapak layaknya ia ketika masih berusia 5 tahun. Dengan wajah cemberut dan bibirnya yang sudah maju beberapa centi semakin membuat bapak gemas dengan tingkah putrinya.
"Memang iya kok Bunda kamu bidadari surganya bapak, makanya putri bapak satu-satunya ini juga nggak kalah cantik" Lunara menahan senyum akibat pujian yang dilontarkan oleh Burhan. Siapa sih perempuan yang tidak suka dipuji kan?
"Bapak nggak cemburu liat Bunda cantik-cantik gitu, kepasar aja bunda sering digodain abang-abang sayur loh pak" Entah apa yang Lunara pikirkan namun tiba-tiba saja ia ingin sekali menjahilinya Bapaknya yang posesif ini.
"Kalau dulu iya, tapi sekarang bapak sadar setelah dengar omongan eyang Habibie. Kalau memang dia dilahirkan untuk saya, kamu jungkir balik, saya yang dapat" keduanya pun sama-sama tertawa setelah percakapan itu berlangsung. Lunara benar-benar bersyukur bisa terlahir dalam keluarga yang penuh kasih sayang dan bisa merasakan hangatnya sebuah rumah.
Ehm
Mendengar suara deheman, Lunara dan Bapak yang tengah asik tertawa pun terdiam dan langsung menoleh ke sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Cinta Sang Muadzin
SpiritualAllah maha membolak-balikkan hati setiap hambanya, itulah yang tengah dirasakan oleh Lunara, gadis berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dokter hewan. Lunara telah memendam perasaannya kepada seorang kaum adam selama 5 tahun belakangan ini. Pada...